Berita Viral
KECEWA Laskar Merah Putih ke Pengibar Bendera One Piece: Jangan Lukai Nasionalisme, Simbol Negara
Laskar merah putih kecewa menyusul maraknya pengibaran bendera fiksi One Piece di berbagai wilayah menjelang HUT RI ke-80.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM – Gelombang kekecewaan melanda organisasi masyarakat (ormas) laskar merah putih menyusul maraknya pengibaran bendera fiksi One Piece di berbagai wilayah menjelang HUT RI ke-80.
Ketua Umum laskar merah putih, Arsyad Cannu, menilai fenomena ini tidak hanya melunturkan makna nasionalisme.
Tetapi juga mencederai kehormatan simbol-simbol negara.
laskar merah putih, yang didirikan pada 28 Desember 2000 dengan misi menumbuhkan semangat nasionalisme dan bela negara, merasa prihatin dengan tren ini.
Banyak pengguna media sosial memposting gambar dan video warga mengibarkan bendera bajak laut yang identik dengan serial anime Jepang populer itu.
Bahkan ada yang menempatkannya di bawah bendera merah putih.
Dari tiang rumah hingga panel truk, bendera Jolly Roger dengan simbol tengkorak topi jerami ini tampak di berbagai ruang publik, termasuk saat kegiatan komunitas dan festival budaya.
"Bendera Merah Putih bukan sekadar kain dua warna. Ia adalah simbol sakral yang menyatukan semangat dan darah juang rakyat Indonesia. Mengibarkan bendera fiksi seperti One Piece di ruang publik bisa melunturkan makna tersebut,” tegas Arsyad Cannu dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025).
Baca juga: PERINGATAN KERAS Bagi Pengibar Bendera One Piece: Bisa Dipidana
Baca juga: SOSOK Marsma TNI Fajar Adriyanto, Eks Kadispenau Gugur dalam Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Pilot F16
Baca juga: Megawati Kembali Pimpin PDIP: Pikul Beban Sejarah, Jaga Api Ideologi
Bukan Sekadar Trend, Ini Persoalan Etika Kebangsaan
Meski pengibaran bendera fiksi ini tidak secara eksplisit melanggar hukum.
Arsyad menilai fenomena ini menimbulkan persoalan etika kebangsaan yang serius, terlebih menjelang momentum sakral peringatan kemerdekaan.
Banyak netizen berspekulasi bahwa pengibaran bendera One Piece ini adalah bentuk sindiran terhadap pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Mereka menilai Pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak pro rakyat sejak menjabat.
Namun, bagi laskar merah putih, persoalannya lebih dalam dari sekadar kritik politik atau trend media sosial.
"Ini bukan soal suka atau tidak suka pada budaya asing. Tetapi bagaimana kita membatasi ruang ekspresi agar tidak melukai nilai-nilai nasionalisme dan kedaulatan simbol negara,” jelas Arsyad.
Dalam seruan resmi, laskar merah putih menyatakan menolak segala bentuk pengibaran bendera selain Merah Putih di ruang publik yang berpotensi mengganggu kehormatan simbol negara.
"Kami juga melarang keras penggunaan dan pengibaran bendera One Piece serta simbol fiksi sejenis di wilayah NKRI," kata Arsyad.
Arsyad juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menempatkan nilai-nilai nasionalisme di atas kegandrungan terhadap budaya populer asing.
Ia menekankan bahwa globalisasi memang membawa pengaruh budaya kuat, namun setiap bangsa tetap memerlukan garis pembatas.
Baca juga: PEMUDA di Tuban Didatangi Aparat Gegara Ikuti Trend Bendera One Piece
Baca juga: KKB Papua Imbau Warga Tak Kibarkan Bendera Merah Putih, Jubir OPM: Hanya Bintang Kejora yang Boleh
"Kita tidak bisa membiarkan simbol asing berdiri sejajar atau bahkan menggeser posisi Merah Putih di ruang publik,” ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, laskar merah putih menginstruksikan seluruh jajarannya untuk aktif melakukan edukasi serta melaporkan temuan pelanggaran serupa kepada pihak berwenang.
"Kami juga mengimbau aparatur pemerintah dan tokoh masyarakat untuk turut serta menjaga kesucian ruang publik dari penggunaan simbol non-negara yang tidak sesuai," tambah Arsyad.
Arsyad memahami bahwa pandangannya ini mungkin memicu perdebatan di kalangan tertentu, terutama di komunitas penggemar budaya Jepang dan anime.
Namun, ia menegaskan bahwa langkah ini bukanlah bentuk represi terhadap kebebasan berekspresi.
Organisasi yang telah berdiri sejak awal era reformasi ini menegaskan bahwa sikap mereka lahir dari komitmen menjaga keutuhan NKRI.
"Bagi kami, simbol negara adalah identitas yang tidak bisa dinegosiasikan. MERDEKA! NKRI harga mati, dan Merah Putih harus terus berkibar tanpa saingan di langit Indonesia,” tandas Arsyad penuh semangat.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Megawati Kembali Pimpin PDIP: Pikul Beban Sejarah, Jaga Api Ideologi
Baca juga: SOSOK Marsma TNI Fajar Adriyanto, Eks Kadispenau Gugur dalam Pesawat Latih Jatuh di Bogor, Pilot F16
Baca juga: Prediksi Skor Statistik Genk vs Royal Antwerp di Liga Pro Belgia Pukul 18.30 WIB
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.