Berita Viral
KEBERADAAN Istri Arya Daru Usai Suaminya Sengaja Tewas Kepala Dilakban, Sang Kakak Sampai Kasihan
Keberadaan Meta Ayu Puspitantri jadi sorotan usai polisi umumkan hasil autopsi Arya Daru. Istri diplomat muda Kemenlu itu disebut begitu syok
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Keberadaan Meta Ayu Puspitantri jadi sorotan usai polisi umumkan hasil autopsi Arya Daru.
Istri diplomat muda Kemenlu itu disebut begitu syok dan terpukul.
Ya, Meta Ayu semakin terpukul usai mendengar hasil rilis Polda Metro Jaya terkait kematian suaminya.
Kondisi istri Arya Daru itu disampaikan oleh sang kaka, Meta Bagus yang menyebut adiknya begitu syok.
Bahkan Meta Bagus mengaku kasihan melihat kondisi istri Arya Daru saat ini.
"Saya agak ngenes (kasihan) jawabnya," ujar Meta Bagus, Rabu (30/7/2025).
Baca juga: Lita Krisna Bertemu Pengacara Misri, Tak Banyak Bicara soal Kasus
Baca juga: Pelukan Rindu di Balik Jeruji, Kisah Ibu Misri Menjenguk Anaknya di Polda NTB
Untuk diketahui, istri Arya Daru berada di Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan sedang dalam menjalani proses-proses sulit.
Namun, ia memastikan bahwa sejauh ini, istri almarhum telah mengikuti proses yang diperlukan oleh pihak berwajib, baik itu psikolog forensik, Polda Metro Jaya, hingga Komisi Kepolisian Nasional.
"Saat ini ada di sini (Bantul). Baru sedang menjalani proses ini semua. Kan bukan hal yang mudah bagi Pita untuk menjalani proses ini, mencerna ini semua," kata dia.
Untuk membesarkan hati adiknya, Bagus meminta doa dan dukungan kepada masyarakat agar keluarga mampu menjalaninya.
"Makanya kami atas nama keluarga, juga mohon doa kepada teman-teman dari pers, kepada masyarakat Indonesia juga, untuk mendoakan almarhum dan keluarganya. Kurang lebih seperti itu," ujar dia.
Semasa hidupnya, almarhum dikatakan tidak pernah mengeluhkan tekanan atau beban kerja.
Menanggapi pernyataan polisi mengenai akses Arya Daru terhadap layanan bantuan kesehatan mental secara daring pada tahun 2021, Bagus menegaskan bahwa hal tersebut merupakan urusan pribadi almarhum.
"Namanya konsultasi ya, mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apa pun itu, saya rasa itu kan merupakan hal pribadi," katanya.
"Perlu kami sampaikan juga bahwa namanya orang bekerja itu kan pasti ada beban. Hanya saja sepemahaman dan sepengamatan kami terhadap Daru itu sampai sejauh ini tidak pernah menceritakan beban-beban berat yang ada," tegasnya.
Selain itu, terkait dengan ditemukannya obat-obatan seperti paracetamol di kosan ADP, Bagus menyatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang lumrah jika seseorang merasa sakit.
"Namanya orang sakit itu kan lumrah, ya. Kadang kita pusing, ya minum Paracetamol," ujarnya.
Bagus juga menambahkan bahwa komunikasi antara ADP dan istrinya berjalan baik.
"Memang segala sesuatu itu didiskusikan, dikomunikasikan antara suami dan istri ini, dengan cukup baik," imbuhnya.
Sehingga ia meyakini bahwa Arya Daru meninggal dunia bukan karena dugaan bunuh diri.
"Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu," lanjutnya.
Ia juga percaya bahwa pada waktunya nanti kebenaran akan terungkap dengan terang membawa keadilan dan ketenangan bagi almarhum Daru juga bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Karena proses penyelidikan ini masih berlangsung kami belum bisa komentar soal itu (menyangkal atau tidak hasil penyelidikan polisi)," ungkap Meta.
Saat ditanya ada atau tidaknya pihak yang sengaja membunuh almarhum Daru, Meta enggan untuk berkomentar lebih lanjut.
"Pertanyaannya frontal ya, kalau kita bicara mengenai keyakinan, itu kan kami berkeyakinan itu sepanjang dia hidup, almarhum baik dengan kita. Itu saja yang bisa saya sampaikan," katanya.
Di sisi lain, keluarga juga mengajak kepada media dan masyarakat luas untuk tetap ikut mengawal jalannya proses pengusutan kasus kematian Arya Daru dengan empati, berimbang, dan objektif.
Apalagi, pengungkapan kasus ini disebut belum tuntas dan masih ada hal-hal yang perlu didalami untuk mengetahui hasil ke depan.
"Kami sangat sangat menghargai dukungan dari teman-teman media, dari seluruh masyarakat Indonesia mengenai kasus ini dan juga kami percaya bahwa kita semua bagian dari masyarakat ini percaya bahwa keadilan adalah milik bersama," tuturnya.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya tak temukan unsur tindak pidana kasus kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI).
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, memastikan bahwa dari hasil penyelidikan secara scientific crime investigation, meninggalnya diplomat Arya Daru Pangayunan alis ADP bukan karena tindak pidana.
"Hasil daripada penyelidikan yang kami lakukan, bahwa penyelidikan yang kami lakukan kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).
Menurutnya diplomat Arya Daru meninggal karena menghentikan nafas menggunakan lakban.
"Sebab kematian korban, pertukaran gangguan oksigen di pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas," katanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Mati lemas, katanya berdasar pemeriksaan tim medical forensik dari RSCM.
"Kesimpulannya, kematian korban tidak melibatkan orang lain dan belum menemukan tindak pidana," kata Wira.
"Kami telah melakukan klarifikasi terhadap 24 saksi. Kami mengundang 26, namun 2 belum hadir.
Dari saksi yang diperiksa, kami bagi beberapa klaster saksi. Yakni saksi lingkungan keluarga, saksi tempat kos korban, dan dari lingkungan kerja korban serta saksi yang menggambarkan profil korbn atau yang sempat berinteraksi dengan korban.
Penyelidik katanya juga menyita 103 barang bukti yang juga dibagi dari beberapa klaster.
"Barang bukti dari kantor korban, tempat kos korban dan dari keluarga korban serta saksi lain," katanya.
Penyelidik mengundang sejumlah ahli untuk mengungkap kasus ini secara scientific crime investigation.
Wira menjelaskan dari hasil penyelidikan juga tidak ditemukan ancaman fisik maupun psikis terhadap korban
"Tidak ditemukan DNA milik orang lain selain milik korban. Termasuk di lakban serta gelas di kamar kos korban," kata Wira.
Dari hasil pemeriksaan ahli dari Asosiasi Psikologi Forensik indonesia (Apsifor), katanya ditemukan indikator mengarah ke indikasi Arya Daru meninggal tanpa keterlibatan pihak lain.
"Sebab kematian korban, pertukaran gangguan oksigen di pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas," pungkasnya.
Arya Daru
Meta Ayu Puspitantri
Meta Ayu
diplomat muda Kemenlu
Polda Metro Jaya
lakban
viral
Tribunjambi.com
Misteri Bripda Tri Farhan Hilang saat Akad Nikah Diungkap Keluarga Sukmawati: di Luar Nalar Kita |
![]() |
---|
Video Ucapan Sri Mulyani soal Guru Beban Negara Viral, Kemenkeu Pastikan Hoax hasil Deepfake |
![]() |
---|
Nasib Oknum Brimob yang Tempeleng Pemuda Pencuri Ubi di Deli Serdang |
![]() |
---|
Kronologi Penemuan Mayat di Rel Kereta Api Prabumulih, Pria 60 Tahun Itu Diduga Tertabrak Kereta |
![]() |
---|
Pernah Menipu Rp500 Ribu, Pria Modus Sembako Murah Diamankan Warga Palembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.