Berita Bungo
Juliana Jadi Sarjana Perempuan Pertama dari Suku Anak Dalam: Membuka Jalan, Menyalakan Harapan
Langkah kaki Juliana menembus batas tradisi. Ia menjadi perempuan pertama dari komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Dusun Dwi Karya Bhakti, Bungo Jambi.
Penulis: Khusnul Khotimah | Editor: Nurlailis
Sampai saat ini, jumlah SAD yang tinggal di wilayah Kabupaten Bungo mencapai sekira 506 jiwa yang terbagi dalam 114 kepala keluarga.
Sebagian besar dari mereka sudah memiliki KTP, namun masih ada yang masih hidup berpindah-pindah sehingga menyulitkan pendataan dan pemberian bantuan.
Menurut Iman, pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya untuk mendukung komunitas SAD, termasuk pembelian lahan seluas 6,8 hektare pada 2013 sebagai tempat pemukiman tetap.
Ia juga menekankan bahwa PR besar pemerintah saat ini adalah mempertahankan nilai-nilai adat dalam kehidupan modern.
"Kami ingin saat wisatawan datang, mereka bisa melihat bahwa ini memang suku anak dalam, tanpa menghilangkan adat istiadat mereka. Tapi mereka juga bisa berbaur ditengah moderenisasi. Ini PR besar kita," ujarnya.
Iman menambahkan bahwa Desa Dwi Karya Bhakti menjadi contoh bagaimana tempat yang dulunya terpencil kini bisa berkembang berkat dukungan pemerintah dan masyarakat.
Menurutnya, jika dikelola serius, desa ini bisa menjadi kawasan wisata budaya yang menarik tanpa harus mengubah identitas lokal.
Selain dukungan fisik, stigma terhadap SAD juga menjadi tantangan. Produk buatan SAD, terutama makanan, masih sering dianggap negatif oleh masyarakat.
Karena itu, Bappeda bersama Dinas Sosial aktif mempromosikan dan mendampingi pengembangan produk komunitas SAD agar lebih diterima di pasar.
"Setiap ada acara ataupun pameran kami selalu melibatkan suku anak dalam ini agar produk yang di buatnya bisa diketahui bahkan di senangi oleh masyarakat," kata iman.
Update berita Tribun Jambi di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.