Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 18 Juli 2025 - Berdoa dengan dan dalam Iman

Bacaan ayat: Lukas 11:13 (TB)  "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Pdt feri Nugroho, GKSBS Palembang Siloam 

Renungan Harian Kristen 18 Juli 2025 - Berdoa dengan dan dalam Iman

Bacaan ayat: Lukas 11:13 (TB)  "Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Tiba-tiba seorang Kakek mendekati seorang anak remaja dan berkata, "Nak, ajari Kakek berdoa!"

Bagai tersambar petir di siang bolong, remaja tersebut terkejut dan sesaat ia tidak memberikan jawab apapun.

Setelah beberapa saat menata hati dari keterkejutan, ia menjawab, "Maksud Kakek, doa apa?". " Ya doa apa saja, yang biasa kamu lakukan."

Bisa jadi hingga hari ini masih banyak orang masih bingung ketika diminta untuk berdoa. Bingung tentang susunan kalimatnya, atau mau berbicara apa dalam doa. Ini biasanya diakibatkan keliru dalam memahami doa.

 Dikiranya doa seperti kalimat mantra yang harus dihafalkan sedemikian rupa, yang bisa menciptakan suasana mistis dan magis terhadap segala sesuatu, dan bermuara pada terkabulnya apa yang diucapkan dalam kalimat doanya.

 Atau memahami doa sebagai alat untuk mengintimidasi Tuhan agar memenuhi apa yang menjadi keinginan hatinya.

 Atau doa dimengerti sebagai tatanan kalimat indah yang tertata secara apik dan sistematis, dalam rangka memenuhi kaidah bahasa yang benar, sebab ditujukan kepada Tuhan. Jika paham ini yang ada, maka wajar jika banyak orang mundur ketika diminta berdoa.

Mereka tidak percaya diri. Apalagi resikonya bisa menanggung malu jika yang didoakan tidak pernah terwujud dalam kehidupan. 

Menyaksikan Yesus berdoa, para muridpun terinspirasi untuk diajari cara berdoa. Tentu yang mereka maksud ialah tata cara berdoa yang benar sehingga dikabulkan isi doanya.

Yesus merespon permintaan mereka; lahirlah Doa Bapa Kami, yang hingga hari ini kita warisi. 

Namun dibalik itu semua, Yesus memberikan pengajaran yang mendasar tentang bagaimana seharusnya mereka berdoa.

Doa itu tentang sebuah relasi dua pihak. Gambaran tentang persahabatan yang dipakai Yesus menunjukan kedekatan relasi tersebut. Dalam hal ini, doa menjadi bentuk nyata relasi dua pihak antara manusia dengan Allah. 

Dalam hal ini terjadi sebuah perjumpaan yang memungkinkan untuk terciptanya dialog dalam sebuah komunikasi yang intim.

 Itu sebabnya doa harus dilakukan dengan iman; artinya Allah yang tidak terlihat menjadi nyata, hadir dalam kehidupan. Pada saat yang sama, doa dilakukan dalam iman. Itu artinya meskipun Allah tidak bisa di indera namun ada pengharapan yang terbangun.

Itu sebabnya setiap kali berdoa, seseorang memilih kalimat sederhana yang mengarah pada relasi yang akrab, dekat dan intim; dengan didasari pada kesadaran bahwa Allah itu Pencipta dan manusia itu ciptaan.

Pada akhirnya doa bermuara pada keyakinan akan kebaikan Allah yang pasti mengetahui hal terbaik bagi kehidupan. 

Doa menjadi nafas hidup orang percaya. Doa akan membawa kita pada kesadaran tiap saat bahwa tanpa Allah kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

Rasa syukur akan mengalir deras saat sadar bahwa yang sedang terjadi dalam kehidupan adalah anugerah. Perjalanan hidup akan dijalani dalam pengharapan.

Setiap langkah akan melangkah dengan iman. Maka senyum akan terus merekah, sebab yakin yang terjadi dalam hidup adalah kebaikan dari Allah.

Doa bisa jadi tidak mengubah keadaan. Namun pasti, doa akan mengubah diri kita untuk memaknai kehidupan. Allah adalah Bapa yang baik.  Berdoalah. Amin

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved