Berita Internasional
TANK Suriah Digempur Israel di Tengah Konflik Druze-Badui: 30 Tewas, 100 Terluka
Sebuah babak baru yang mengkhawatirkan pecah di selatan Suriah ketika pasukan Israel dilaporkan menyerang Provinsi Suwayda pada Senin (14/7/2025).
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM – Sebuah babak baru yang mengkhawatirkan pecah di selatan Suriah ketika pasukan Israel dilaporkan menyerang Provinsi Suwayda pada Senin (14/7/2025).
Serangan udara ini terjadi di tengah konflik internal yang memanas antara milisi etnis Druze dan suku Baduid
Di mana pasukan pemerintah Suriah sendiri sedang melancarkan operasi untuk mengembalikan ketertiban.
Militer Israel mengklaim serangan udara di Suwayda mengenai tank pasukan pemerintah Suriah.
Ini bukan kali pertama Israel menyerang Suriah belakangan ini, dengan dalih melindungi minoritas Druze yang berada dalam konflik.
Israel: Peringatan kepada Rezim Suriah
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, secara terbuka menyatakan bahwa militernya menyerang sejumlah target di Suriah sebagai "peringatan kepada rezim Suriah" agar tidak mengganggu komunitas Druze.
Konflik bersenjata antara milisi Druze dan Badui memang dilaporkan memanas, menimbulkan tantangan serius bagi pemerintah Suriah yang sedang mempersiapkan pemilu pasca perang saudara berkepanjangan.
Baca juga: Kronologi Presiden Iran Diserang Rudal Israel, Tangga Darurat Jadi Penyelamat
Baca juga: MENGEJUTKAN! Uskup Jayapura Sarankan Gibran Bicara dengan KKB: Demi Papua Damai
Baca juga: IJAZAH Jokowi Itu Asli, Kuasa Hukum: Tak Perlu Diperdebatkan Lagi
Organisasi Syrian Observatory for Human Rights menyatakan bahwa pasukan pemerintah Suriah terlibat aktif dalam konflik ini, mendukung suku Badui.
Konflik ini, menurut Syrian Observatory, dipicu oleh insiden perampokan dan penculikan seorang pedagang sayuran Druze oleh seseorang dari suku Badui.
Korban Berjatuhan
Kementerian Dalam Negeri Suriah melaporkan, konflik antara kedua kelompok etnis tersebut telah menimbulkan lebih dari 30 korban tewas dan sekitar 100 terluka.
Sementara itu, Syrian Observatory for Human Rights mencatat angka yang lebih tinggi, menyebutkan bahwa konflik ini telah menewaskan 99 orang, termasuk 14 aparat keamanan.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah, Noureddine Al-Baba, menegaskan bahwa pasukan pemerintah telah memasuki Suwayda sejak Senin (14/7) untuk mengembalikan ketertiban.
Al-Baba menekankan bahwa konflik ini bukanlah konflik sektarian antar komunitas.
"Konflik sebenarnya adalah antara negara dengan bandit dan kriminal, bukan antara negara dan komunitas Suriah tertentu. Sebaliknya, negara memandang komunitas Druze di Suwayda sebagai mitra untuk memajukan proyek persatuan nasional," kata Al-Baba, Selasa (15/7/2025).
Kabar baik datang pada Selasa (15/7/2025), ketika Menteri Pertahanan Suriah Murhaf Abu Qasra mengumumkan gencatan senjata telah dicapai untuk mengakhiri konflik antara Druze dan Badui.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.