Beras Oplosan
Isu Beras Oplosan Merebak, Pedagang Tradisional dan Konsumen di Jambi Angkat Bicara
Isu beras oplosan yang kini marak di tengah masyarakat semakin mengundang kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen.
Penulis: tribunjambi | Editor: Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Isu beras oplosan yang kini marak di tengah masyarakat semakin mengundang kekhawatiran di kalangan pedagang dan konsumen.
Meski demikian, sejumlah pedagang di pasar tradisional mengatakan belum mengetahui dengan jelas soal beras oplosan tersebut, bahkan ada yang masih belum memahami ciri-cirinya.
Berbagai pedagang toko kelontong dan pasar tradisional, seperti di Pematang Sulur, Kecamatan Telanai Pura dan Pasar Aur duri mengatakann bahwa mereka tetap berhati-hati dalam memilih produk yang dijual dan berupaya menjaga kepercayaan konsumen.
Pemilik toko kelontong yang enggan disebutkan namanya berinisial E, menyatakan bahwa meskipun ia sudah mendengar soal isu beras oplosan, ia tidak pernah menjual beras dengan merek yang dianggapnya berisiko.
Ia menegaskan bahwa beras yang dijualnya, seperti King Belido dan Anggur, adalah beras biasa dan bukan oplosan.
"Saya sudah mendengar soal isu beras oplosan, tetapi saya tidak menjual beras dengan merek yang tidak jelas atau berisiko. Beras yang saya jual, seperti King Belido dan Anggur, adalah beras yang biasa, bukan oplosan," ujarnya dengan tegas, Selasa (15/7/2025)
Hal serupa juga disampaikan oleh pedagang di Pasar Aur Duri. Pedagang Toko Tarigan, mengatakan tidak tahu tentang isu beras oplosan.
Ia menjelaskan bahwa ia tidak ingin banyak berkomentar mengenai hal itu, karena ia merasa tidak terlibat.
"Saya tidak tahu apa-apa soal beras oplosan dan tidak ingin banyak berkomentar,"ujarnya singkat.
Disisi lain, pedagang lainnya di Toko Bunda yang berada di Pasar Aur Duri juga menyatakan ketidaktahuan mereka mengenai isu beras oplosan ini.
Meski demikian, mereka memastikan akan menarik produk yang bermasalah jika ditemukan di toko mereka.
"Kalau ada beras oplosan di toko saya, pasti saya akan kembalikan ke pemasoknya. Ini bisa mempengaruhi konsumen saya," katanya.
Namun, kekhawatiran terhadap isu beras oplosan juga datang dari konsumen yang khawatir tentang kualitas beras yang mereka konsumsi.
Nenek berinisial AR (63), yang ditemui di Pasar Aur Duri, mengatakan bahwa ia sangat khawatir dengan beredarnya beras oplosan di pasaran.
"Ya, saya sangat khawatir. Lebih baik membeli beras yang mahal asalkan kualitasnya terjamin, daripada membeli yang murah tapi bisa jadi oplosan,” katanya dengan cemas.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.