Berita Viral

MITOS atau FAKTA Pasar Pramuka Pojok yang Diduga Kios Cetak Ijazah Jokowi?

Polemik ijazah Presiden ke -7, Joko Widodo atau Jokowi kembali memanas setelah munculnya dugaan dicetak di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur. 

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Polemik ijazah Presiden ke -7, Joko Widodo atau Jokowi kembali memanas setelah munculnya dugaan dicetak di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur.  

MITOS atau FAKTA Pasar Pramuka Pojok yang Diduga Kios Cetak Ijazah Jokowi?
KINI Hanya Tanah Kosong 

TRIBUNJAMBI.COM – Polemik ijazah Presiden ke -7, Joko Widodo atau Jokowi kembali memanas setelah munculnya dugaan dicetak di kawasan Pasar Pramuka, Jakarta Timur. 

Tudingan mengejutkan itu sebelumnya muncul dari politisi senior PDI Perjuangan, Bambang Beathor Suryadi. 

Ijazah  S1 mantan presiden itu disebut dicetak ulang di pasar tersebut sekitar tahun 2012 silam. 

Beathor bahkan menyebut adanya "tim relawan Solo" yang ditugaskan untuk mencetak ulang dokumen penting tersebut. 

Namun, penelusuran Tribunnews ke lokasi yang dituding itu justru mengungkapkan sebuah realitas yang kontras. 

Penelusuran memperlihatkan dinamika menarik antara klaim, jejak sejarah Pasar Pramuka, dan persepsi publik. 

Langkah pertama penelusuran mengarah ke lokasi yang disebut Beathor, yakni Pasar Pramuka Pojok di Jalan Salemba Raya, Matraman.  

Hasilnya mencengangkan: tempat yang dulunya disinyalir menjadi pusat 'jasa' cetak ijazah kini hanyalah tanah kosong yang ditumbuhi semak belukar. 

Baca juga:  REAKSI Roy Suryo Kasus Ijazah Jokowi Naik ke Penyidikan: "Kami Tidak Takut"

Baca juga: MERENGEK KKB Papua Minta Berunding Usai Terdesak Gempuran TNI-Polri

Fakta terungkap, Pasar Pramuka Pojok pernah dilanda kebakaran hebat pada Desember 2024, yang merenggut satu korban jiwa dan menghentikan seluruh aktivitas perdagangan di lokasi itu.  

Peristiwa ini secara efektif menghapus jejak fisik dari bangunan pasar yang mungkin pernah menjadi lokasi praktik pemalsuan dokumen. 

Meskipun demikian, tidak jauh dari area bekas pasar tersebut, masih terdapat deretan ruko dan kios percetakan di Jalan Pramuka.  

Rata-rata menyediakan layanan cetak buku, undangan, spanduk, poster, hingga penjilidan skripsi, dan tampak cukup ramai di siang hari. 

Kios Percetakan Menolak Keras Pemalsuan, Ada Peringatan Tegas! 

Tribunnews menyambangi sejumlah kios percetakan di sekitar Jalan Pramuka. Seluruhnya menyatakan tidak melayani pembuatan atau pengeditan dokumen palsu, termasuk ijazah.  

Bahkan, beberapa kios percetakan mencantumkan peringatan tegas di etalase kaca toko mereka. 

Seorang pegawai percetakan berinisial S, yang telah bekerja di sana sejak 2016, menunjukkan secarik peringatan yang ditempel di kaca etalase kiosnya. 

Baca juga: BENARKAH Polemik Ijazah Jokowi Dipelihara? Ini Kata Kubu Mantan Presiden Hingga Rocky Gerung

Baca juga: FENOMENA Spektakuler! Sinar Api Biru Mistik Menari di Kawah Baru Gunung Papandayan 

"Toko ini tidak menerima jasa edit ijazah, kartu keluarga, KTP, nota, faktur, SKCK, dan dokumen penting lainnya atau pemalsuan dokumen. Terima Kasih." 

S mengaku sempat beberapa kali didatangi orang yang menanyakan layanan pembuatan ijazah palsu, terutama setelah tudingan Beathor viral.  

Namun, mereka hanya memotret kios lalu pergi. "Yang datang buat nanya bikin ijazah palsu juga ada. Tapi kami ingatkan kalau di sini tidak bisa," ujarnya. 

Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh pekerja lain di kios berbeda, menegaskan bahwa mereka tidak memiliki keahlian maupun keberanian untuk mengedit dokumen resmi seperti ijazah.

Jejak Masa Lalu dari Juru Parkir: Praktik Hilang Sejak Kebakaran 

Meski tidak ada bukti saat ini, percakapan dengan seorang juru parkir di kawasan itu mengungkap adanya jejak praktik pembuatan dokumen palsu di Pasar Pramuka Pojok di masa lalu.  

Namun, praktik tersebut tidak lagi terlihat sejak pasar terbakar pada 2024.
Juru parkir itu menyebut rekannya sempat menjalankan jasa tersebut, namun kini sudah tidak tampak lagi.  

Ia juga mengisahkan bahwa harga pembuatan ijazah palsu dulu sempat berada di kisaran Rp7 juta hingga Rp10 juta, tergantung jenis dan tingkat kesulitan.  

"Ada sih teman saya yang ngerti bantu buat ijazah palsu, tapi orangnya sudah enggak pernah kelihatan. Saya juga nggak ada kontaknya," kata dia.  

“Dulu pernah dengar sih 7-10 jutaan. Enggak tau kalau sekarang,” jelasnya. 

Penelusuran ke dua lokasi yang disebut-sebut sebagai tempat berpindahnya kios percetakan setelah kebakaran—Jalan Penggalang di belakang Pasar Burung Pramuka dan Jalan Percetakan Negara—juga berakhir nihil. Tidak ditemukan kios mencurigakan yang melayani praktik ilegal. 

Berdasarkan penelusuran lapangan, tidak ditemukan bukti yang mendukung dugaan bahwa ijazah Presiden Jokowi dicetak ulang di Pasar Pramuka seperti yang disampaikan Beathor.  

Bekas lokasi yang dituding pun telah lama kosong. Kendati demikian, keberadaan stigma masa lalu terkait pemalsuan dokumen di kawasan itu tetap menjadi bayang-bayang, mendorong kios-kios percetakan di sekitar Pramuka untuk berbenah dan lebih berhati-hati.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved