Terkuak Kasus Terakhir yang Ditangani Brigadir Nurhadi sebelum Tewas, Berujung Pencopotan Kapolsek

Terkuak kasus terakhir yang dikawal Brigadir Nurhadi, sebelum tewas di kolam sebuah vila Gili Trawangan pada 16 April 2025. 

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Terkuak kasus terakhir yang dikawal Brigadir Nurhadi, sebelum tewas di kolam sebuah vila Gili Trawangan pada 16 April 2025. Kasus tewasnya Brigadir Nurhadi menyeret 3 tersangka, termasuk 2 polisi. 

TRIBUNJAMBI.COM - Terkuak kasus terakhir yang dikawal Brigadir Nurhadi, sebelum tewas di kolam sebuah vila Gili Trawangan pada 16 April 2025. 

Pada kasus tewasnya anggota Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, 3 orang ditetapkan jadi tersangka.

Yakni dua anggota polisi Kompol Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Haris Candra, serta Misri, wanita asal Jambi.

Jauh sebelum ditemukan tewasm Brigadir Nurhadi sempat bercerita terkait kasus terakhir yang ditanganinya.

Ini seperti diungkapkan mertua Brigadir Nurhadi, Sukarmidi.

Kata dia, kasus yang ditangani Brigadir Nurhadi yakni kasus kematian warga Lombok Utara Rizkil Wathoni yang bunuh diri karena ditetapkan sebagai tersangka pencurian HP di minimarket.

Peristiwa itu memicu reaksi warga yang kemudian melakukan perusakan kantor Polsek Kayangan, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara pada Jumat (21/3/2025). 

Belakangan, Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin dicopot dari jabatannya dari jabatan Kapolsek Kayangan atas serangkaian kejadian itu.

“Anak saya sempat bercerita, dia ditugaskan untuk menangani kasus kematian warga KLU yang meninggal bunuh diri itu,” ucap Sukarmadi setelah dikonfirmasi, Kamis (10/7/2025).

Baca juga: Kisah Misri Puspita Sari Bertemu Jokowi dan Fahri Hamzah, Ibu Bercerita Sepak Terjang Anaknya di SMA

Baca juga: IBUNDA Misri Heran Anaknya Bisa Jadi Tersangka, Sebut Jadi Kambing Hitam: Dia Gak Tahu Sama Sekali

Baca juga: Daftar 26 Wakil Menteri yang Rangkap Jabatan Jadi Komisaris di BUMN

Nurhadi menjadi bagian dari tim yang menyelidiki peran oknum polisi yang diduga terlibat.

Tidak ada rasa curiga dari keluarga, mengingat tugas pokok anaknya di Propam Polda NTB untuk menangani pelanggaran anggota polisi.

Sukarmadi menitipkan pesan kepada menantunya itu untuk mawas diri meskipun itu dalam menjalankan tugas sekalipun.

“Saya ingatkan dia, nak hati-hati, dari orang yang suka dan benci sama kita, lebih banyak orang yang benci,” ceritanya.

Tiga hari sebelum kematian Nurhadi, keluarga juga melihat tingkah laku korban yang di luar dari kebiasaan.

Yakni menerima telepon lebih sering dari biasanya serta keluar malam dan pulang larut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved