Berita Viral
PUSING Dinsos Subang Hadapi 64 Pengunjung Lembur Pakuan, Terlantar: Berharap Bantuan Dedi Mulyadi
Destinasi wisata baru Lembur Pakuan di Subang, yang dibangun oleh Dedi Mulyadi, kini menjadi magnet ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM – Destinasi wisata baru Lembur Pakuan di Subang, yang dibangun oleh Dedi Mulyadi, kini menjadi magnet ribuan pengunjung dari berbagai daerah.
Namun, di balik pesona alam persawahan dan ornamen budaya Sunda yang menawan, muncul masalah baru yang membuat Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Subang kelabakan.
Sebab, puluhan pengunjung terlantar karena kehabisan ongkos untuk pulang.
Momen Kedermawanan Dedi Mulyadi Picu Harapan, Dinsos Pun Kewalahan
Sri Mulyani, Kasi Perlindungan Korban Tindak Kekerasan, Perdagangan Orang dan Orang Terlantar Dinsos Subang, mengungkapkan kegelisahannya.
"Puluhan orang terlantar tak bisa pulang, di Bulan Juni saja kita sudah menerima 64. Banyak mereka berasal dari luar provinsi bahkan luar pulau Jawa," ucap Sri Mulyani pada Jumat (11/7/2025) pagi.
Tercatat, pengunjung terlantar datang dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Padang, Medan, Makassar, Manado, Lampung, Bandung, Bogor, Sukabumi, dan daerah lainnya. Bahkan, Dinsos pernah menerima laporan hingga 5 orang terlantar per hari.
Ironisnya, banyak dari mereka yang rela menempuh perjalanan jauh ke Lembur Pakuan tanpa persiapan matang, dengan satu harapan besar: mendapatkan uluran tangan dari Dedi Mulyadi.
Baca juga: Tangis Istri Hamil 8 Bulan di Hadapan Dedi Mulyadi: Saya Sendiri, enggak Ada Orang Tua
Baca juga: KUBU Jokowi Simpulkan Gelar Perkara Ijazah Palsu: Bukti Roy Suryo Cs Sesat, Case Closed
Baca juga: KOMPAK 100 Ulama Muslim Sebut Donald Trump dan Netanyahu Musuh Tuhan, Nyatakan Iran Pemenang!
Kisah kedermawanan Dedi Mulyadi yang kerap ditayangkan di berbagai media sosialnya telah menumbuhkan ekspektasi di kalangan masyarakat.
"Pengunjung ini datang jauh-jauh tanpa bekal yang cukup dan berharap pulang dapat ongkos dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi," kata Sri.
Rata-rata orang terlantar tersebut adalah mereka yang berada dalam kesulitan ekonomi, datang dengan harapan mendapatkan bantuan seperti pekerjaan, modal usaha, atau bahkan uang untuk melunasi utang.
Kebanyakan dari mereka adalah lansia, bahkan ada seorang ibu yang membawa bayi karena ditinggal suami.
Anggaran Terbatas dan Metode Pemulangan Jadi Kendala
Kondisi ini membuat kinerja pegawai Dinsos Subang terporsir, bahkan harus mengorbankan waktu libur.
"Dari Senin sampai Minggu kita tidak pernah libur sementara ini, karena banyak orang terlantar yang dikirim dari Lembur Pakuan baik oleh tim Pak Dedi Mulyadi maupun dari pihak kepolisian," keluh Sri.
Masalah kian pelik dengan keterbatasan anggaran Dinsos.
"Anggaran APBD Dinsos yang terbatas juga jadi kendala, karena dari Pemda sendiri tahun 2025 hanya ngasih untuk pelayanan orang terlantar sebanyak 258 orang. Sementara sampai dengan bulan Juni anggaran kita sudah habis untuk pemulangan orang terlantar," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.