Berita Internasional

Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar ke Ukraina Sejak Perang Dimulai

Serangan Rusia yang terjadi pada Rabu (9/7/2025) itu menargetkan sejumlah wilayah, termasuk infrastruktur lapangan terbang militer di Ukraina barat.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
Borys Filatov/Telegram
SERANGAN DRONE RUSIA - Dampak serangan pesawat nirawak Rusia di Kota Dnipro, Ukraina pada Rabu (16/4/2025). Terbaru, Serangan Rusia yang terjadi pada Rabu (9/7/2025) itu menargetkan sejumlah wilayah, termasuk infrastruktur lapangan terbang militer di Ukraina barat, dekat perbatasan Polandia. 

TRIBUNJAMBI.COM - Serangan Rusia yang terjadi pada Rabu (9/7/2025) itu menargetkan sejumlah wilayah, termasuk infrastruktur lapangan terbang militer di Ukraina barat, dekat perbatasan Polandia.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa seluruh target serangan telah dihancurkan.

 Sementara itu, militer Ukraina menyebutkan bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil mencegat 711 dari total 728 drone dan menembak jatuh tujuh dari 13 rudal yang ditembakkan Rusia.

Serangan ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana peningkatan bantuan militer ke Ukraina.

Dalam pernyataannya, Trump juga mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menyebut retorikanya sebagai "omong kosong".

Dampak Serangan dan Respons Ukraina


Ledakan terdengar di ibu kota Kiev saat serangan terjadi. Otoritas Ukraina menyatakan bahwa serangan menewaskan sedikitnya satu warga sipil di wilayah Khmelnytsky dan delapan lainnya di Donetsk.

Serangan juga menewaskan seorang anak berusia satu tahun di wilayah Kherson.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang sedang melakukan kunjungan ke Roma dan bertemu Paus Leo XIV, mengutuk serangan tersebut dan menyerukan peningkatan sanksi terhadap sektor energi Rusia.

"Ini adalah serangan yang terjadi di tengah berbagai upaya untuk mewujudkan gencatan senjata. Namun hanya Rusia yang terus menolak perdamaian," tulis Zelensky melalui media sosial.

Ketegangan Meningkat di Tengah Upaya Diplomasi

Dua putaran pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina yang difasilitasi sejak kembalinya Trump ke Gedung Putih belum membuahkan hasil konkret dalam menciptakan gencatan senjata.

 Namun, perundingan tersebut telah menghasilkan pertukaran tahanan dalam beberapa kesempatan.

Di sisi lain, dinas keamanan Ukraina mengumumkan penahanan dua warga negara China yang dituduh mencoba menyelundupkan teknologi rudal keluar dari Ukraina.

Kiev telah berulang kali menuduh Beijing terlibat dalam suplai suku cadang pesawat tak berawak ke Rusiaklaim yang belum diverifikasi secara independen.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved