Berita Internasional

Konflik Rusia-Ukraina Meluas ke Asia Tenggara, Negara Ini Diprediksi Terlibat

Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022 dikabarkan mulai menjalar hingga ke kawasan Asia Tenggara.

Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
via YouTube Guardian News
PERANG. Proses evakuasi korban setelah serangan rudal Rusia yang menghantam sebuah desa di wilayah Kharkiv, Ukraina beberapa waktu lalu. Dalam laporan terbaru dari badan intelijen militer Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia disebut tengah mengupayakan dukungan militer tambahan dari negara Asia, termasuk dari Laos. 

TRIBUNJAMBI.COM - Perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022 dikabarkan mulai menjalar hingga ke kawasan Asia Tenggara.

 Dalam laporan terbaru dari badan intelijen militer Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia disebut tengah mengupayakan dukungan militer tambahan dari negara Asia, termasuk dari Laos.

Dalam laporan yang dikutip dari NK News, Rabu (9/7/2025), Direktorat Intelijen Utama Ukraina (DIU) menyatakan bahwa Laos menjadi negara terbaru yang diperkirakan akan mengirim personel militer untuk membantu operasi Rusia di wilayah Kursk dengan dalih kegiatan kemanusiaan berupa pembersihan ranjau.

“Negara terbaru yang Rusia coba seret ke dalam perang adalah Laos,” demikian pernyataan resmi DIU dalam situs webnya, Sabtu lalu.

Menurut laporan tersebut, Kremlin disebut sedang mengatur pengerahan hingga 50 insinyur militer dari Tentara Rakyat Laos untuk membantu pembersihan ranjau di wilayah perbatasan Rusia–Ukraina, tepatnya di Kursk.

DIU menyatakan bahwa langkah tersebut menjadi bagian dari strategi Rusia untuk menggantikan kekurangan personel dan kerugian besar di medan perang. 

Rusia disebut kesulitan mempertahankan pasukannya dan terus mencari dukungan eksternal untuk memperkuat operasinya di Ukraina.

“Pengerahan ini dibungkus sebagai proyek kemanusiaan untuk menutupi keterlibatan militer asing dalam perang,” tulis pernyataan DIU.

 Selain itu, Rusia juga disebut tengah bernegosiasi dengan Laos agar bersedia memberikan layanan rehabilitasi gratis bagi prajurit Rusia yang terluka dalam pertempuran.


Sebelumnya, Korea Utara telah lebih dahulu mengirim kontingen militer ke Kursk, dengan total 12.000 personel, yang terdiri dari pasukan penjinak ranjau dan pekerja konstruksi. 

Bahkan, pemimpin Korut Kim Jong Un dikabarkan memerintahkan pengiriman tambahan 6.000 personel bulan lalu.

Intelijen Korea Selatan memperkirakan, pasukan Korea Utara tersebut akan tiba di kawasan perbatasan dalam waktu dekat. 

Sementara itu, CNN melaporkan bahwa Korut tengah mempersiapkan pengiriman tambahan 25.000–30.000 tentara untuk membantu Rusia dalam serangan besar ke wilayah Donbas, termasuk ke Kiev.

Menurut sumber intelijen, Rusia bahkan disebut 100 persen bergantung pada amunisi buatan Korea Utara untuk mempertahankan serangan di wilayah Kherson, Ukraina Selatan.

Motif Politik dan Kepentingan Laos

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved