Berita Politik
Pengamat Bongkar Alasan Jokowi Tak Daftar Caketum PSI, Ray: Trik Jokowi Menarik Perhatian
Ray Rangkuti membeberkan beberapa kemungkinan alasan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mejadi calon Ketua Umum PSI.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti membeberkan beberapa kemungkinan alasan mantan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tidak mejadi calon Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ray Rangkuti menyoroti sikap Jokowi yang sebelumnya mengatakan berlabuh ke PSI, tetapi akhirnya kini tidak mendaftar sebagai calon ketua umum.
Menurut pengamat politik alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, ada dua kemungkinan.
Pertama, Ray Rangkuti menilai, PSI dirasa kurang besar bagi Jokowi, sehingga lebih tepat dikelola oleh anaknya, Kaesang Pangarep.
Selain itu, kemungkinan pernyataan Jokowi itu hanyalah trik agar PSI mendapat sorotan publik.
Hal ini disampaikan Ray Rangkuti dalam podcast Escape Clause yang diunggah di kanal YouTube Prof. Topo Santoso, Kamis (26/6/2025).
"Menurut saya ada dua kemungkinan ya. Kemungkinan pertama adalah beliau memang menimbang bahwa partai ini kurang besar bagi beliau," jelas Ray.
"Nah, jadi tepat kalau itu memang dikelola oleh saudara Kaesang," lanjutnya.
Baca juga: PANIK Roy Suryo Hadapi 2 Laporan di Polda Metro Jaya, Lempar Bola Panas ke Jokowi soal Ijazah
Baca juga: TAK BERKUTIK Tentara Israel Diserang Militer Hamas di Gaza: 7 Tewas, Bom Hantam Kendaraan Tempur
Baca juga: TNI Bantu Warga Gotong Royong Bangun Gereja Pasca 2 Pekerja Tewas Diserang KKB Papua
"Nah, yang kedua adalah mungkin trik Pak Jokowi saja untuk menarik perhatian publik ke PSI-nya gitu," ujarnya.
"Jadi sengaja mengatakan, 'saya ke PSI saja' gitu, supaya perhatian publik ke kongres PSI-nya dan itu kan semacam promosi sendiri," tambah Ray.
Terkait alasan kedua ini, Ray Rangkuti menilai bahwa Jokowi saat ini masih memiliki popularitas yang bisa saja bermanfaat bagi eksposure partai, baik PSI atau katakanlah PPP.
Namun, untuk ajang pemilihan umum berikutnya, atau Pemilu 2029, popularitas Jokowi tidak terlalu besar.
"Bagaimanapun Pak Jokowi tetap memiliki basis massa gitu ya, memiliki popularitas dan elektabilitas gitu," jelasnya.
"Boleh jadi ada peningkatan [elektabilitas dan popularitas] tapi mungkin tidak sebesar yang dibayangkan gitu," imbuh Ray.
Sebagai informasi, Jokowi telah mengisyaratkan, dirinya lebih tertarik untuk berlabuh ke PSI daripada ke partai lain yang juga mengincar namanya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.