Berita Viral
JOKOWI Disebut Derita Autoimun Agresif, Apa Itu dan Bagamana Penyebabnya? Simak Gejala Awalnya
Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi yang menjadi perhatian publik dinilai tengah menderita penyakit serius, yakni autoimun.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
JOKOWI Disebut Derita autoimun Agresif, Apa Itu dan Bagamana Penyebabnya? Simak Gejala Awalnya
TRIBUNJAMBI.COM - Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi yang menjadi perhatian publik dinilai tengah menderita penyakit serius, yakni autoimun.
Penilain itu disampaikan Aktivis sekaligus dokter bernama Dokter Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa.
Dokter Tifa menyampaikan analisis penyakit itu usai ayah Wapres Gibran Rakabuming Raka itu menyapa warga di momen ulang tahunnya.
Dokter Tifa yang mengaku cemas pun menyebutkan jika Jokowi saat ini menderita penyakit serius.
Bahkan kata Sosok wanita yang kerap mengkritisinya menyebutkan jika Jokowi menderita penyakit autoimun Agresif.
Lantas, apa itu autoimun? bagaimana penyebab dan gejala awalnya?
Apa Itu?
Melansir laman Alodokter, penyakit autoimun adalah kondisi ketika sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Namun, dalam kondisi terstentu, autoimun dapat menjadi lebih agresif dibandingkan penyakit autoimun lainnya.
autoimun agresif adalah jenis penyakit autoimun yang berkembang sangat cepat, bahkan dalam waktu kurang dari enam bulan dan berpotensi menyebabkan kerusakan organ parah hingga berujung pada kematian.
Setidaknya ada 80 penyakit yang digolongkan penyakit autoimun, beberapa di antaranya sangat berbahaya.
Baca juga: TONJOLAN di Perut Jokowi Jadi Sorotan, Dokter Tifa Ungkap Analisisnya: Alat Kesehatan CAPD, Apa Itu?
Baca juga: ANAK yang Aniaya Ibunya Diciduk Polisi, Meilanie Ogah Cabut Laporan: Nggak Sanggup, Keterlaluan
Baca juga: SOSOK Brigjen Tagor Rio Pasaribu, Jenderal Ahli Perang Hutan Sambangi 2 Wilayah Basisi KKB Papua
Beberapa penyakit di antaranya memiliki gejala serupa, seperti lelah, nyeri otot, dan demam.
Normalnya, sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan organisme asing, seperti bakteri atau virus.
Ketika terserang organisme asing, sistem kekebalan tubuh akan melepas protein yang disebut antibodi untuk melawan dan mencegah terjadinya penyakit.
Akan tetapi, pada penderita penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh menganggap sel tubuh yang sehat sebagai zat asing.
Akibatnya, antibodi yang dilepaskan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat tersebut.
Penyebab autoimun
Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit autoimun, yaitu:
-Memiliki riwayat penyakit autoimun dalam keluarga
-Menderita infeksi bakteri atau virus, misalnya infeksi virus Epstein Barr
-Terkena paparan bahan kimia, seperti asbes, merkuri, dioksin, atau pestisida
-Merokok
-Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
Gejala
Beberapa jenis penyakit autoimun memiliki gejala awal yang sama, seperti:
-Sering merasa lemas
-Otot pegal atau nyeri sendi
-Ruam kulit
-Demam yang hilang timbul
Baca juga: DONALD TRUMP Ejek Serangan Iran Sasar Pangkalan Militer di Timur Tengah Meski 19 Rudal: Sangat Lemah
Baca juga: DOA Penasihat Khusus Presiden Prabowo untuk Kesembuhan Jokowi dari Mekkah
-Bengkak di sendi atau wajah
-Rambut rontok
-Sulit konsentrasi
-Kesemutan di tangan atau kaki
Meski menimbulkan beberapa gejala awal yang sama, masing-masing penyakit autoimun tetap memiliki gejala spesifik, seperti diabetes tipe 1 yang gejalanya berupa sering haus, lemas, dan berat badan menurun drastis.
Dampak
-Lupus
Lupus dapat memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi dan otot, ruam kulit, kulit menjadi sensitif, sariawan, bengkak di tungkai, sakit kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat, dan perdarahan.
-Penyakit Graves
Penyakit Graves dapat menimbulkan gejala berupa berat badan menurun secara tiba-tiba, mata menonjol (eksoftalmus), rambut rontok, jantung berdebar, gelisah, dan insomnia.
-Psoriasis
Penyakit ini dapat dikenali dengan munculnya bercak merah yang tebal dan bersisik.
-Multiple sclerosis
Gejala yang dapat ditimbulkan oleh multiple sclerosis meliputi mati rasa di salah satu bagian tubuh, gangguan penglihatan, otot kaku dan lemas, koordinasi tubuh berkurang, dan kelelahan.
-Myasthenia gravis
Gejala yang dapat dialami akibat myasthenia gravis adalah kelopak mata terkulai, pandangan kabur, lemah otot, kesulitan bernapas, dan kesulitan menelan.
-Tiroiditis Hashimoto
Penyakit ini dapat menimbulkan gejala berupa berat badan naik secara tiba-tiba, sensitif terhadap udara dingin, mati rasa di tangan dan kaki, lemas, mengantuk, rambut rontok, menstruasi yang tidak teratur, dan sulit berkonsentrasi.
-Kolitis ulseratif dan Crohn’s disease
Gejala yang dapat dialami jika menderita kedua penyakit ini adalah sakit perut, diare, buang air besar berdarah, demam, dan penurunan berat badan.
-Rheumatoid arthritis
Rheumatoid arthritis dapat membuat penderitanya mengalami gejala berupa nyeri, kemerahan, dan bengkak di sendi, terutama sendi jari-jari tangan.
-Sindrom Guillain Barré
Penyakit ini menimbulkan gejala berupa lemah otot, kesemutan, lemas, dan gangguan keseimbangan, yang jika kondisinya makin parah bisa berkembang menjadi kelumpuhan.
-Vaskulitis
Vaskulitis dapat dikenali dengan gejala demam, berat badan menurun secara tiba-tiba, kelelahan, tidak nafsu makan, dan ruam kulit.
-Myositis
Myositis dapat ditandai dengan nyeri otot, kelemahan otot di seluruh tubuh,serta kesulitan beraktivitas, termasuk untuk bangun dari posisi duduk atau tidur dan bahkan menelan makanan.
Salah satu tipe myosistis, yaitu dermatomiositis, juga menyebabkan gejala ruam merah, sisik, dan benjolan pada kulit.
Sebelumnya, Dokter Tifa menyoroti tonjolan mencolok di bagian perut Jokowi diduga sebagai alat Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), yang biasa digunakan pasien gagal ginjal untuk melakukan cuci darah mandiri.
Ia menyebut kondisi itu konsisten dengan penyakit autoimun agresif.
“Ini sakit berat. Berat sekali,” ujar Dokter Tifa dalam unggahannya.
Baca juga: Cerita Muhadjir Effendy Doakan Kesembuhan Jokowi Ketika di Mekkah
Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit autoimun agresif dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh secara cepat.
Beberapa indikasi yang ia temukan antara lain perubahan ekstrem pada kulit, kelelahan, serta penurunan berat badan dan massa otot secara drastis.
Ia menyebut penyakit seperti Lupus Nephritis, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), dan Scleroderma Renal Crisis sebagai kemungkinan yang memicu kerusakan ginjal parah dalam waktu singkat.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, penggunaan CAPD bahkan dianggap sudah tidak memadai.
Ia pun menyarankan agar Jokowi dirujuk ke rumah sakit terbaik, termasuk ke luar negeri jika dibutuhkan.
“Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” ujarnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Lahan Kurang Luas, Pembangunan Sekolah Rakyat di Batang Hari Jambi Belum Bisa Dimulai
Baca juga: ANAK yang Aniaya Ibunya Diciduk Polisi, Meilanie Ogah Cabut Laporan: Nggak Sanggup, Keterlaluan
Baca juga: Kode Redeem FF Free Fire Hari Ini Selasa 24 Juni 2025, Ada Diamond dan Skin di reward.ff.garena.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.