Berita Internasional

9.000 Warga Israel Terpaksa Mengungsi Usai Iran Luncurkan Rudal Kheibar untuk Pertama Kalinya

Sebanyak 9.000 warga Israel terpaksa mengungsi usai Iran meluncurkan rudal Kheibar Shekan atau Khorramshahr-4 untuk pertama kalinya.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kolase Tribun Jambi
Sebanyak 9.000 warga Israel terpaksa mengungsi usai Iran meluncurkan rudal Kheibar Shekan atau Khorramshahr-4 untuk pertama kalinya. 

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengonfirmasi serangan terhadap tiga situs nuklir Iran di Ford Natans dan Isfahan. 

Presiden Trump mengatakan serangan mendatang terhadap Iran akan jauh lebih besar jika tidak ada kesepakatan damai. 

Trump juga berterima kasih kepada Perdana Menteri Israel Benyamin Tanyahu karena sudah bekerja sama sebagai tim.

"Malam ini saya melaporkan kepada dunia bawha serangan itu keberhasilan militer yang spektakuler. Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah hancur total," klaim Donald Trump.

"Iran, pengganggu Timur Tengah, harus berdamai sekarang. Jika tidak, serangan di masa mendatang akan jauh lebih besar dan lebih mudah,"

"​​Saya ingin mengucapkan terima kasih dan selamat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Kami bekerja sebagai tim seperti yang pernah kami lakukan sebelumnya," tegasnya.

Perdana Menteri Israel Benjamin Tanyahu merespon selangkah Amerika Serikat yang ikut menyerang Iran sebagai keputusan berani. 

Netanyahu menyinggung Trump menunjukkan kekuatan yang dinilainya bisa mengubah sejarah. 

"Selamat, Presiden Trump. Keputusan berani anda mentargetkan fasilitas nuklir Iran dengan kekuatas AS yang luar biasa dan benar akan mengubah sejarah," ujarnya.

Benjamin Netanyahu mengatakan Amerika Serikat telah melakukan apa yang negara lain di muka bumi ini lakukan.

Israel mengumumkan telah menutup udara mereka baik penerbangan dalam dan luar negeri setelah serangan AS.

Gedung Putin dan Pentagon tak segera memberikan pernyataan terkait operasi tersebut. Pemimpin militer AS dijadwalkan memberikan pengarahan pada pukul 8 malam.

Pejabat AS yang meminta anonimitas, mengatakan serangan AS menggunakan bom penghancur bunker ke fasilitas pengayaan nuklir Fordo yang tersembunyi di bawah tanah pegunungan.

Senjata tersebut didesain untuk melakukan penetrasi ke bawah tanah sebelum meledak.

Sebagai tambahan, kapal selam AS sebelumnya sudah meluncurkan 30 rudal Tomahawk.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved