Berita Internasional
Update Israel vs Iran, Ternyata Pesawat Tiongkok Tak Pernah Sampai ke Eropa Tapi Belok
Pesawat-pesawat kargo yang lepas landas dari China dilaporkan tidak pernah sampai ke tujuan resmi mereka di Eropa.
TRIBUNJAMBI.COM, BEIJING - Perang Israel vs Iran masih berlanjut meski korban tewas sudah ratusan orang.
Kini, serangkaian penerbangan misterius dari China (Tiongkok) menuju kawasan sekitar Iran memicu kekhawatiran internasional, hanya sehari setelah Israel melancarkan serangan ke Iran pada Jumat (13/6/2025) lalu.
Bantuan rahasia meluncur ke Iran.
Pesawat-pesawat kargo yang lepas landas dari China dilaporkan tidak pernah sampai ke tujuan resmi mereka di Eropa.
Ini menimbulkan dugaan kuat bahwa Beijing tengah mengirim bantuan rahasia ke Teheran.
Laporan The Telegraph, pesawat pertama terbang dari China pada Sabtu (14/6/2025).
Disusul penerbangan kedua dari kota pesisir pada Minggu (15/6/2025).
Satu lagi dari Shanghai pada Senin (16/6/2025).
Ketiga pesawat mengikuti rute ke arah barat laut China, melintasi Kazakhstan, Uzbekistan, dan Turkmenistan, sebelum akhirnya menghilang dari radar saat mendekati wilayah udara Iran.
Yang lebih membingungkan, ketiga pesawat itu tercatat menuju Luksemburg, tetapi tidak pernah terpantau melintasi langit Eropa.
Kargo Diduga Berisi Dukungan Militer
Pakar penerbangan menyebut jenis pesawat yang digunakan adalah Boeing 747 kargo.
Umumnya, kargo jenis ini mengangkut peralatan militer atau pesanan kontrak pemerintah.
Dugaan pun mencuat bahwa China mungkin mengirim dukungan militer tersembunyi kepada Iran di tengah konflik dengan Israel.
“Kargo ini menarik perhatian karena muncul harapan Iran akan mendapat bantuan dari China,” ujar Andrea Ghiselli, dosen Universitas Exeter dan peneliti hubungan China–Timur Tengah, dikutip dari The Telegraph, Selasa (17/6/2025).
China dan Iran dikenal sebagai sekutu strategis yang sama-sama menolak dominasi global Amerika Serikat.
Iran adalah pemasok energi utama bagi Beijing, dengan volume ekspor minyak mencapai dua juta barel per hari.
“Jika rezim Iran runtuh, akan menimbulkan ketidakstabilan besar di Timur Tengah yang sangat merugikan kepentingan energi dan ekonomi China,” jelas Ghiselli.
Meski spekulasi kuat mengarah pada bantuan militer, para pengamat menilai China sangat berhati-hati untuk tidak terlibat langsung dalam konflik.
Beijing tengah menghadapi perang dagang dengan AS.
Keterlibatan militer terbuka ke Iran bisa memicu eskalasi global, bahkan menarik AS masuk lebih dalam ke konflik.
“Jika China terlihat kirim perangkat militer ke Iran, upaya stabilisasi hubungan dengan AS bisa hancur,” kata Ghiselli.
Namun, peneliti dari Institut Studi Keamanan Nasional Israel, Tuvia Gering, mengingatkan bahwa kemungkinan China mengirim dukungan militer secara diam-diam tidak bisa diabaikan.
“Tanpa inspeksi independen, tidak mungkin tahu isi kargo. Tapi ini harus dipantau ketat,” tegasnya.
Disamarkan Sebagai Barang Sipil?
Sebelumnya, China pernah kedapatan mengirim ribuan ton komponen rudal balistik ke Iran.
Dalam kasus lain, mereka menyamarkan komponen drone sebagai suku cadang turbin angin.
Investigasi The Telegraph juga mengungkap pengiriman drone senilai 1 miliar dolar AS ke Libya, yang disembunyikan melalui jaringan perusahaan cangkang di Inggris, Tunisia, dan Mesir.
Dalam kasus terbaru ini, pesawat yang terbang dari China ke kawasan perbatasan Iran–Turkmenistan tampak mengarah ke Luksemburg.
Namun operator pesawat, Cargolux, menegaskan bahwa rute mereka tidak melintasi wilayah udara Iran, tanpa memberikan rincian isi kargo.
Karena manifes muatan tidak termasuk informasi publik, spekulasi tetap terbuka.
Bahkan muatan berbahaya pun bisa dilabeli dengan kode netral yang tak mengundang kecurigaan.
Operasi True Promise III, Rudal Balistik Sejjil Generasi Baru
Angkatan bersenjata Iran pada Rabu malam meluncurkan fase baru Operasi True Promise III.
Mereka melepaskan serangkaian rudal, termasuk yang digunakan untuk pertama kalinya, ke wilayah Israel.
Gelombang terbaru operasi pembalasan, yang dimulai Rabu sore.
Ini sebagai tanggapan atas agresi brutal rezim Israel terhadap Republik Islam, terjadi hanya beberapa jam setelah Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei mengeluarkan pesan.
Ayatollah Khamenei mengatakan bangsa Iran akan "berdiri teguh" menentang perang yang dipaksakan dan tidak akan pernah menyerah pada "bentuk pemaksaan apa pun."
Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan rudal yang ditembakkan dari berbagai bagian Iran bergerak dengan cara yang tidak biasa di langit malam dan menghindari sistem pertahanan udara Israel yang bertingkat.
Sementara rezim telah memberlakukan larangan luas terhadap publikasi foto atau video rudal Iran.
Beberapa gambar muncul di media sosial yang menunjukkan dampak langsung dan kuat.
Beberapa rudal, beberapa di antaranya termasuk jenis generasi baru, menyerang sasarannya dengan tepat, termasuk lokasi militer dan intelijen milik rezim.
Media Israel melaporkan sirene serangan udara di Tel Aviv, Haifa, Netanya dan Hashfula, yang mendorong para pemukim yang panik bersembunyi di tempat perlindungan bawah tanah lagi.
Dalam dua hari terakhir, angkatan bersenjata Iran telah menggunakan berbagai taktik inovatif untuk menghindari pencegat rudal Israel yang dibantu Amerika dengan keberhasilan besar.
Sebuah laporan di surat kabar Israel Yedioth Ahronoth pada hari Selasa mengatakan gelombang terbaru operasi balasan Iran telah "tidak biasa," membuat rezim tersebut lengah.
Dalam sebuah pernyataan setelah gelombang operasi terbaru, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengumumkan bahwa mereka menggunakan rudal balistik superberat dua tahap Sejjil di dalamnya.
IRGC juga memberitahu para pemukim di wilayah pendudukan bahwa pertahanan udara Israel telah terkuras dalam beberapa hari terakhir.
Serangkaian serangan balasan Iran yang berhasil, dan sekarang langit di atas tanah Palestina yang diduduki sepenuhnya dikendalikan oleh rudal dan pesawat tak berawak Iran.
Hal itu juga mengingatkan mereka pada operasi hari Selasa.
Pusat intelijen militer Israel yang berafiliasi dengan Mossad, Aman, dan pangkalan jet tempur Israel dihancurkan.
Ini mengingatkan pada apa yang dikatakan kepala IRGC awal minggu ini bahwa gerbang neraka akan terbuka bagi kaum Zionis.
Pernyataan itu selanjutnya memperingatkan para pemukim bahwa mereka harus memilih antara mati perlahan di dalam bunker bawah tanah atau kembali ke negara asal nenek moyang mereka.
Serangan rudal balasan pada hari Rabu merupakan bagian dari fase kedua belas Operasi True Promise III, yang diluncurkan pada Jumat malam.
Ini sebagai respons terhadap agresi Israel yang tidak beralasan, yang menyebabkan terbunuhnya banyak komandan militer berpangkat tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.
Mayor Jenderal Sayyid Abdolrahim Mousavi, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, dalam pesan yang disiarkan televisi pada hari Selasa, mengatakan operasi yang dilakukan sejak hari Jumat telah berfungsi sebagai peringatan pencegahan, dan operasi hukuman yang sebenarnya akan segera dilaksanakan.
"Negara besar Iran, sebagaimana dibuktikan oleh sejarah, tidak pernah tunduk pada agresi apa pun, dan, sambil berdiri teguh melawan tindakan biadab ini, akan membuat rezim Zionis membayar kejahatannya, jika Tuhan berkehendak," ia mengumumkan, sebagai tanda bahwa Iran akan meningkatkan pembalasannya. (*)
JATUH Korban Lagi, Bantuan Memicu Tragedi di Gaza Usai Digempur Israel: 32 Tewas |
![]() |
---|
Wanita Rusia 7 Tahun Hidup di Gua India dengan Dua Anak usai 'Ditelantarkan' Pria Israel |
![]() |
---|
MANTAN PRESIDEN Brasil Dipaksa Pakai Gelang Pelacak, Rumah Digerebek |
![]() |
---|
Netanyahu Tetap Buron setelah ICC Tolak Permohonan Israel Cabut Surat Penangkapan |
![]() |
---|
PUJIAN Donald Trump Tak Goyahkan RI: Pemerintah Pastikan Ekspor Tembaga Hanya Hasil Hilirisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.