Berita Nasional
PROFIL Fadli Zon, Menteri yang Klaim Tak Ada Pemerkosaan Massal Mei 1998:Waketum Gerindra Sejak 2008
Sosok Fadli Zon, Menteri Kebudayaan menjadi perhatian lantaran pernyataannya yang mengeklaim tidak adanya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
PROFIL Fadli Zon, Menbud Klaim Tak Ada Pemerkosaan Massal Mei 1998: Mawapres, Waketum Gerindra
TRIBUNJAMBI.COM - Sosok Fadli Zon, Menteri Kebudayaan menjadi perhatian lantaran pernyataannya yang mengeklaim tidak adanya pemerkosaan massal pada Mei 1998.
Dia menyatakan itu saat wawancara dengan media dengan menyebutkan kasus tersebut tidak ada buktinya.
Bahkan dia menyebutkan peristiwa itu hanya rumor yang beredar.
"Nah, ada perkosaan massal. Betul enggak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu enggak pernah ada proof-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada enggak di dalam buku sejarah itu? Enggak pernah ada," ucap Fadli Zon dalam program Real Talk with Uni Lubis, Senin (8/6/2025).
Pernyataannya yang menuai pro kontra itu pun dituntut menyampaikan permintaan maaf kepada korban.
Permintaan itu disampaikan sejarawan dan aktivis perempuan, Ita Fatia Nadia, Sosok yang pernah menjadi Tim Relawan Kemanusiaan yang digagas Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Sebab, Ita dan relawan lainnya sampai kewalahan menangani banyaknya pemerkosaan di Jakarta pada Mei 1998.
"Menteri Kebudayaan Fadli Zon telah berbohong, berdusta kepada publik Indonesia dan saya tetap berkata bahwa ini dusta, ini berbohong kepada publik Indonesia," ujarnya.
Lantas, seperti apa profil dan sepak Fadli Zon dalam perpolitikan tanah air?
Baca juga: KLAIM Fadli Zon Tak Ada Kasus Pemerkosaan Massal Mei 1998 Berbuntut Panjang: Dituntut Minta Maaf
Baca juga: HABIS Tampang Betino Selingkuh di Mobil Putih Hingga Pria di Jambi Terlempar Dimaki Netizen
Baca juga: Presiden Prabowo Turun Tangan Atasi Polemik 4 Pulau Aceh dan Sumut: Keputusan Pekan Depan
Fadli Zon yang bergelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang itu kelahiran Jakarta pada 1 Juni 1971.
Dia merupakan seorang politikus, sejarawan dan mantan aktivis Indonesia.
Saat ini dia mengemban amanah sebagai Menteri Kebudayaan Republik Indonesia sejak 21 Oktober 2024 pada Kabinet Merah Putih dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2014–2019.
Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerindra dan menjabat sebagai Wakil Ketua Umum.
Sejak 8 Oktober 2015 hingga 2019, ia juga dipercaya sebagai Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Se-Dunia. Setelah ia diangkat menjadi menteri, posisinya sebagai Anggota DPR RI digantikan Mulyadi.
Dia merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim. Kedua orang tuanya bersuku Minangkabau berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat.
Fadli Zon dikaruniai dua anak, Shafa Sabila Fadli dan Zara Saladina Fadli.
Fadli Zon menghabiskan masa kecilnya dan menyelesaikan pendidikan dasar di desa Cisarua, Bogor.
Dia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN Cibereum 3, Cisarua, Bogor dan melanjutkan di SMPN 1 Cisarua, di Gadog, Bogor, kemudian pindah ke SMP Fajar Jakarta.
Kemudian ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 31 Jakarta.
Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat summa cum laude.
Fadli kemudian melanjutkan studinya di program studi Sastra Rusia, Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini FIB UI).[11] Semasa kuliah, Fadli aktif di berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Ia pernah menjadi Ketua Biro Pendidikan Senat Mahasiswa FSUI (1992-1993), Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FSUI (1993), Ketua Komisi Hubungan Luar Senat Mahasiswa UI (1993-1994).
Ia aktif dalam kehidupan politik kampus dengan memimpin berbagai demonstrasi dan menghidupkan kelompok-kelompok studi di dalam kampus UI era awal 1990-an. Selain itu, ia juga bergabung dengan Teater Sastra UI. Di luar kampus, ia pernah menjadi Sekjen dan Presiden Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1993-1995, pengurus pusat KNPI (1996-1999), pengurus pusat Gerakan Pemuda Islam (1996-1999), dan anggota Asian Conference on Religion and Peace (ACRP) sejak 1996.
Pada tahun 1994, Fadli Zon terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional dan memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV (1994) di Malaysia.
Baca juga: FAKTA Pernyataan Fadli Zon Tak Ada Kasus Pemerkosaan Massal Mei 1998: Ini Hasil TGPF
Pada tahun 2002, ia mengenyam pendidikan di London School of Economics and Political Science (LSE) di bawah bimbingan John Harriss dan Robert Wade. Ia meraih gelar Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.
Pada tahun 2016, setelah menyelesaikan disertasi berjudul "Pemikiran Ekonomi Kerakyatan Mohammad Hatta 1926-1959" di bawah bimbingan Sejarawan dan mantan Direktur Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2001-2006), Prof. Susanto Zuhdi.
Ia meraih gelar doktor ilmu sejarah dari Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB), Universitas Indonesia.
Anggota MPR RI (1997–1999)
Karier politk Fadli Zon mulai terlihat pada pada 1997-1999, ia menjadi anggota MPR RI dari golongan pemuda dan aktif sebagai asisten Badan Pekerja Panitia Adhoc I yang membuat GBHN.
Untuk mendukung intelektualitasnya, Fadil Zon juga mendirikan lembaga kajian publik dengan nama Institute for Policy Studies (IPS).
Wakil Ketua DPR RI (2014-2019)
Fadli Zon diangkat sebagai Wakil Ketua DPR RI pada 2 Oktober 2014.
Pemilihan ketua dan 5 wakil ketua DPR sendiri dilakukan pascapelantikan dan sumpah jabatan 555 Anggota DPR periode 2014-2019 di ruang paripurna Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, MPR RI.
Sistem yang digunakan untuk pemilihan mengacu pada UU MD3, yang mewajibkan Ketua DPR dan wakilnya diajukan dalam satu paket oleh fraksi-fraksi di DPR.
Fadli Zon masuk dalam paket yang diajukan oleh lima fraksi dalam Koalisi Merah Putih yaitu Partai Golkar, Gerindra, PKS, PPP, Partai Demokrat, dan PAN, dengan pimpinan Setya Novanto.
Meski sempat diwarnai kericuhan, paket ketua dan wakil ketua dari Koalisi Merah Putih ini akhirnya terpilih secara aklamasi dan tanpa paket saingan, dan dilantik oleh ketua Mahkamah Agung Hatta Ali pada hari yang sama malam harinya.
Waketum Gerindra (2008–sekarang)
Pada tahun 2008, bersama Prabowo Subianto, Fadli Zon mendirikan Partai Gerindra. Fadli Zon menjadi Wakil Ketua Umum sejak tahun 2008-sekarang.
Ketua BKSAP DPR RI (2019–2024)
Fadli Zon terpilih sebagai Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Periode 2019-2024.
Dalam rapat penetapan pimpinan BKSAP yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) Azis Syamsuddin, disepakati Pimpinan BKSAP terdiri dari 1 Ketua dan 4 Wakil Ketua.
Baca juga: TAMPANG Sosok dalam Mobil Putih yang Diduga Sebabkan Pria Terlempar Pergoki Pacar Selingkuh Viral
Dalam rapat penetapan yang dilaksanakan di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019), Anggota DPR RI dari F-Gerindra Fadli Zon terpilih sebagai Ketua BKSAP. Sementara empat wakil ketua yang disepakati adalah Charles Honoris (F-PDI Perjuangan), Putu Supadma Rudana (F-Demokrat), Mardani (F-PKS), dan Achmad Hafisz Tohir (F-PAN).
Organisasi
Selain aktif dibidang politik, Fadli Zon juga aktif dalam organisasi dan kebudayaan. Fadli Zon adalah penggiat kebudayaan sejak masih remaja.
Ia mendirikan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat, Pendiri Rumah Kreatif Fadli Zon, Cimangggis, Depok, Rumah Budaya di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat, dan Dewan Pembina Rumah Puisi Taufiq Ismail di Aia Angek. Fadli Zon Library (FZL) yang didirikan pada tahun 2008 merupakan oase intelektual Fadli Zon.
Fadli Zon Library sering menggelar acara diskusi secara reguler tentang berbagai tema, dari mulai sejarah, budaya, politik, ekonomi, maupun tema-tema lainnya yang aktual, serta menjadi tempat persinggahan tokoh-tokoh intelektual Indonesia dari dalam dan luar negeri.
Fadli Zon tercatat sebagai Ketua Umum Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI), 2019-2024. Ketua Umum Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), 2017-2019, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) 2015-2020, dan periode berikutnya 2020-2025.
Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), 2016-2021, dan Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI), 2017-2022.
Selain aktif di organisasi dan kebudayaan, Fadli Zon juga aktif menulis. Pengalaman jurnalistik Fadli Zon dimulai dengan menulis sejumlah artikel di majalah remaja seperti Nona dan Hai (1989-1990).
Kemudian menjadi wartawan di majalah Suara Hidayatullah dan Harian Terbit (1990-1991). Semasa kuliah mengasuh majalah Gema (1992-1994) milik DHN Angkatan 45, Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison (sejak 1993), redaktur majalah Tajuk (1995-1996) dan lain-lain.
Pemimpin Redaksi Jurnal VISI (sejak 1997), Dewan Redaksi Majalah Tani Merdeka (sejak 2007), dan juga pemimpin redaksi Tabloid Gema Indonesia Raya (sejak 2011).
Tulisan-tulisan Fadli Zon juga banyak dimuat di sejumlah buku, bunga rampai, jurnal dan media massa nasional.
Dia juga merupakan seorang penulis dengan jumlah buku sebanyak 30 buku.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.