Berita Muaro Jambi

Hancur 18 Keramba Ikan Warga Pematang Jering Jambi Ditabrak Tongkang Batu Bara

 Belasan keramba ikan warga Desa Pematang Jering, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi hancur ditabrak tongkang batu bara, Sabtu (31/5)

Penulis: tribunjambi | Editor: Mareza Sutan AJ
Tribunjambi.com/ Muzakkir
KERAMBA - Belasan keramba ikan milik warga Desa Pematang Jering, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, hancur setelah ditabrak tongkang batu bara yang melintas pada Sabtu (31/5/2025). 

"Ponton batu bara yang kosong sedang melintas, kapal penariknya kandas, pontonnya itu lepas dan langsung menabrak keramba ikan milik warga." 
Kepala Desa Pematang Jering ~ A Rasyid

TRIBUNJAMBI.COM -  Belasan keramba ikan warga Desa Pematang Jering, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi hancur ditabrak tongkang batu bara, Sabtu (31/5/2025) kemarin.

Warga menjelaskan, sejumlah keramba ikan milik warga yang ditabrak ini mengalami kerusakan yang cukup parah, bahkan sebagian sudah ada yang tenggelam ke dasar sungai.

Kepala Desa Pematang Jering, A Rasyid saat dikonfirmasi menyebut ada belasan karamba warga tersebut hancur ditabrak oleh kapal tongkang batu bara yang melintas.

"Ponton batu bara yang kosong sedang melintas, kapal penariknya kandas, pontonnya itu lepas dan langsung menabrak keramba ikan milik warga," kata Rasyid. 

A Rasyid menyampaikan, berdasarkan informasi dari para petani ikan setempat, ada 18 keramba ikan milik warga yang rusak.

Total kerugian yang dialami warga, kata dia, mencapai hampir Rp500 juta.

Hal itu mengingat ikan yang ada di dalam keramba yang ditabrak rata-rata sudah siap panen.

"Kerugiannya masih kita pelajari, analisis kami mungkin kisaran di angka Rp500 juta," katanya.

Sementara itu, tokoh masyarakat setempat, Zulkifli I mengatakan, bahwa kejadian ponton batu bara yang menabrak keramba ikan milik warga ini sudah sering terjadi di Desa Pematang Jering

"Ini sudah kejadian yang keempat kalinya. Saya bersama warga turun langsung ke lokasi dan meminta pertanggungjawaban kepada pemilik tongkang batu bara," ujar dia.

Polisi Dorong untuk Damai

Polda Jambi melalui Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Polairud) turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini.

“Kita sudah lakukan tindakan kepolisian,” ujar Kombes Pol Agus Tri Waluyo, Dirpolairud Polda Jambi, lewat pesan singkat, Minggu (1/6/2025).

Menurutnya, musyawarah antara kedua pihak telah digelar sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kerugian ekonomi yang dialami warga.

Dalam hal ini, mendorong penyelesaian damai melalui mekanisme keadilan restoratif (restoratif justice - RJ).

“Kita dorong RJ, apabila kedua belah pihak ada kesepakatan,” tambah Agus.

Terjadi hingga Enam Kali

Saat ini, tongkang batu bara itu masih ditahan warga, sebab upaya perundingan belum membuahkan hasil yang memuaskan.

Perwakilan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Heriyanto, menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut hanya hadir kapten kapal, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan mewakili perusahaan.

“Harus ganti rugi sepadan, kalau mau kapal tongkangnya dilepas,” tegas Heriyanto.

Ia menjelaskan, ikan-ikan dalam keramba yang rusak itu sudah hampir siap panen.

Total kerugian dari sekitar 20 kotak keramba yang terdampak bisa mencapai Rp200 hingga Rp300 juta.

Satu kotak keramba, ungkapnya, memerlukan biaya produksi sekitar Rp20 juta, termasuk pembelian bibit ikan, pakan, perawatan, serta bahan seperti kayu dan jaring.

Ikan dari satu kotak keramba dapat menghasilkan sekitar 500 kilogram, tergantung kondisi. Bila dihitung secara menyeluruh, nilai kerugian warga bisa jauh lebih besar.

Warga pun enggan melepas kapal tongkang sebelum ada kepastian terkait ganti rugi.

“Pernah kapal tongkang kami lepas, tapi ganti ruginya tidak sepadan. Warga banyak yang rugi bahkan kesulitan modal untuk meneruskan usaha keramba ikan,” lanjut Heriyanto.

Ia berharap pemerintah lebih berpihak kepada masyarakat kecil yang menggantungkan hidup dari usaha perikanan.

Heriyanto menambahkan, insiden keramba ditabrak tongkang bukan kali ini saja terjadi.

Dalam beberapa tahun terakhir, insiden serupa sudah terjadi lima hingga enam kali.

Kemarahan warga memuncak setelah peristiwa terbaru pada Jumat malam (30/5), di mana tongkang kembali menyebabkan kerusakan serius pada keramba.

Aksi warga mengadang kapal sempat terekam video dan menjadi viral di media sosial.

Keramba apung merupakan sumber utama ekonomi masyarakat desa.

Dalam sehari, sektor ini mampu menyuplai sekitar 10 hingga 15 ton ikan, yang berperan besar terhadap ketahanan pangan dan perekonomian daerah. (*)

 

Baca juga: Viral Geng Motor Bakal Dibina di SPN, Pak Bray Colek Ketua DPRD dan Wali Kota Jambi

Baca juga: KRONOLOGI Penyebab Kecelakaan Tabrak Truk Batu Bara Stop Tanpa Rambu di Jambi, 1 ASN Meninggal

Baca juga: Tongkang Batubara Tabrak 18 Keramba Warga di Muaro Jambi, Ikan Siap Panen Hancur

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved