Enam Tahun Uni Sebatang Kara sebelum Harimau Sumatera Taman Rimba Jambi Itu Mati

Sementara ayam hidup dan 3 kilogram daging ayam yang diberikan tidak disentuh sama sekali.

Pada hari berikutnya, kondisi Uni tidak membaik.

Ia kembali tidak makan meskipun telah diberi ayam hidup dan daging ayam.

Pada 27 Mei, petugas mencoba memberinya daging babi 1 kilogram, namun yang dimakan hanya sekitar sepertiganya.

Makanan diet khusus pemulihan juga tidak dimakan, hanya dijilat.

Petugas menyebut Uni mengalami letargi—kondisi lemas dan kurang bertenaga—meski masih bisa berjalan.

Pada 28 Mei, respons terhadap lingkungan pun mulai menurun. Ia hanya bisa bergerak menuju kandang jepit tanpa menunjukkan reaksi terhadap rangsangan di sekitarnya.

Tindakan Intensif

Melihat kondisinya yang semakin memburuk, tim medis mulai melakukan tindakan intensif.

Pada 29 Mei, Uni dinyatakan mati saat pemberian terapi berupa cairan NaCl 0,9 persen dan injeksi Ranitidine 2 ml.

Berdasarkan pemeriksaan awal patologi fisiologis, diketahui berat badan Uni hanya 65 kilogram—di bawah rata-rata harimau dewasa.

Hasil nekropsi menunjukkan adanya kelainan pada paru-paru, hati, ginjal, dan limpa.

Kelainan tersebut diduga disebabkan oleh infeksi parasit, bakteri, atau virus.

Untuk mencegah potensi penularan penyakit kepada satwa lain, petugas langsung melakukan kremasi terhadap bangkai Uni setelah proses nekropsi selesai.

Kematian Uni menjadi kehilangan besar bagi Taman Rimba Jambi dan dunia konservasi, mengingat Harimau Sumatera merupakan satwa endemik yang terancam punah serta menjadi ikon penting dalam upaya pelestarian satwa liar di Indonesia.