Berita Nasional

Saksi Mata Ungkap Ledakan Amnunisi di Garut: TNI dan Warga Masih Banyak di Lokasi Cari Barang Bekas

Salim, warga yang menjadi saksi mata ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut Jawa Barat mengungkap kesaksiannya.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Capture Kompas TV/Ist/ kolase Tribun Jambi
UNGKAP:Salim, warga yang menjadi saksi mata ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut Jawa Barat mengungkap kesaksiannya. Ledakan tersebut kata dia, terjadi saat warga dan sejumlah anggota TNI masih berada di lokasi. 

Saksi Mata Ungkap Ledakan Amnunisi di Garut: TNI dan Warga Masih Banyak di Lokasi Cari Barang Bekas

TRIBUNJAMBI.COM - Salim, warga yang menjadi saksi mata ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut Jawa Barat mengungkap kesaksiannya.

Ledakan tersebut kata dia, terjadi saat warga dan sejumlah anggota TNI masih berada di lokasi.

Mereka tengah mengumpulkan logam bekas ledakan sebelumnya. 

Salim mengungkapkan dirinya yang baru tiba di lokasi itu tiba-tiba terjadi ledakan.

Padahal kata dia, masih banyak anggota TNI dan warga yang berada di lokasi kejadian.

Termasuk kedua adik kandungnya.

Adiknya itu sedang mengumpulkan logam dari sisa ledakan sebelumnya. 

Dua adik Salim menjadi korban tewas dalam insiden ledakan amunisi kedeluarsa di Cibalong,
Garut.

Baca juga: Beragam Sorotan Media Asing Perihal Ledakan Bahan Peledak di Garut: Singgung Soal Prosedur

Baca juga: Identitas 4 TNI Gugur pada Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut Jawa Barat, Ini Kronologi Kejadian

"Baru datang, pas baru datang belum matiin kendaraan. Saya juga belum belum turun dari motor itu. Tiba-tiba itu sudah meledak."

"Makanya saya kaget juga kenapa ini bisa diledakan? TNI sama warga itu kan masih banyak di lokasi lagi nyari-nyari barang bekas yang diledakin tadi jam 09.30," ujarnya dilansir dari tayangan KompasTv, Rabu (14/5/2025).

Dia mengungkapkan bahwa adiknya telah lama bekerja di lokasi untuk membantu anggota TNI saat terjadi pemusnahan amunisi tersebut.

"Yang satu memang sudah lama sudah berapa tahun kerja di situ pak, tiap ada ledakan adik saya
dipekerjakan membantu tenaga sama TNI memusnahkan amunisi," tandasnya.

"Enggak Menyangka Bakal Terjadi Seperti Ini"

Pihak keluarga tak menyangka kepergian anggota TNI bernama Mayor CPL Anda Rohanda saat ledakan saat pemusnahan bom atau amunisi tak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) kemarin.

Sebagaimana diketahui, korban dalam peristiwa itu menewaskan setidaknya 13 orang.

Belasan korban itu terdiri dari empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.

Satu diantara anggota TNI yang gugur tersebut bernama Mayor CPL Anda Rohanda.

Saat ini jenazah Mayor CPL Anda Rohanda diperkirakan akan tiba di rumah duka di Kampung Sukasari RT 1/RW 2, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada Selasa (13/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB atau 12.00 WIB.

Baca juga: TNI-Polri Turut Bantu Perbaikan Jembatan Gantung Desa Limbur Merangin Jambi

Rencananya, jenazah korban bakal dimakamkan di TPU wilayah Kampung Sukasantri RT 2/RW 3. 

Sejumlah karangan bunga sudah terpasang di gang masuk menuju rumah duka.

Aparat anggota TNI AD juga telah berada di sana menunggu kedatangan jenazah yang diberangkatkan dari Garut

Cuaca mendung ditambah gerimis yang turun di wilayah Cinunuk pun mengiringi sejumlah pelayat yang datang ke rumah duka.

Meski begitu, ketegaran tampak dari keluarga korban yang dengan ramah menyambut setiap kali ada pelayat datang.

Walaupun sesekali pihak keluarga ada yang menangis mengingat kebaikan almarhum.

Kabar tersebut disampaikan Lilis Suryani selaku kakak ipar almarhum didampingi kakak kandung korban, Oyib Gunawan.

"Informasi (almarhum) izin berangkat pada 1 Mei 2025 bilangnya mau dinas luar ke Pameungpeuk, Garut. Kami terakhir mendapat kabar itu kemarin sekitar pukul 12.30 WIB," ujarnya. 

Di mata keluarga, jelas Lilis, sosok Mayor CPL Anda Rohanda dikenal sebagai pribadi yang baik, ramah.

Kata dia, prajurit tersebut  tidak pernah melakukan hal aneh-aneh yang melanggar aturan.

"Semua orang di sini juga bilang dia (almarhum) orang baik dan kami enggak menyangka bakal terjadi seperti ini," kenangnya sambil menahan tangis.

Sebagai informasi, kepergian Mayor CPL Anda Rohanda meninggalkan satu istri dan tiga orang anak.

Kronologi Kejadian

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat.

Baca juga: Malunya Indonesia di Mata Investor Asing Gegara Ulah Pengusaha di Cilegon Minta Jatah Proyek Rp5 T  

Lokasinya di peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.

Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.

Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.

Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.

Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.

"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.

Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.

Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.

Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.

Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.

Baca juga: Dua Pekerja Kritis dalam Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Sarolangun, Diduga Dibekingi Aparat 

Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).

Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.

Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.

Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.

"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Jembatan Gantung Diperbaiki, Anggota DPRD Merangin Jambi Soroti Janji Pemerintah Pusat

Baca juga: Prediksi Skor Stockport vs Leyton Orient di League One Kamis 14/5/2025 Pukul 02.00 WIB

Baca juga: Di Tengah Tudingan Ijazah Palsu, Jokowi Temui Dosen Pembimbingnya di UGM Ir Kasmundjo

Baca juga: TNI-Polri Turut Bantu Perbaikan Jembatan Gantung Desa Limbur Merangin Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved