Berita Viral

CURHAT Ayah Pratu Afrio Anaknya Mau Menikahi Dita Bulan Depan, Kini Tewas Saat Pemusnahan Amunisi

Kasus pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat menyisakan duka mendalam khususnya keluarga Pratu Afrio Setiawan.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
CURHAT Ayah Pratu Afrio Anaknya Mau Menikah Bulan Depan, Kini Tewas Saat Pemusnahan Amunisi di Garut 

TRIBUNJAMBI.COM - Kasus ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat menyisakan duka mendalam khususnya keluarga Pratu Afrio Setiawan.

Ya, Anggota TNI Pratu Afrio Setiawan atau rio merupakan 1 dari 13 korban yang tewas dalam peristiwa ini.

Tak hanya keluarga, calon istri Pratu Afrio Setiawan juga manggung kisah pilu.

Rupanya Pratu Afrio Setiawan sudah berencana akan menikahi Dita bulan depan.

Ayah korban, Edy Hariawan mengakui saat ditemui di rumah duka di Desa Mopuya Utara Satu, Kecamatan Dumoga Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Dikatakan Edy jika anaknya berencana akan menikah pada bulan Juni 2025 mendatang.

Baca juga: Hakim Jujur Malah Terbuang Seperi Hakim Djuyamto yang Akhirnya Terjerat Kasus Suap Kata Mahfud MD

Baca juga: Viral Kadin Kota Cilegon Minta Proyek Rp5 Triliun Tanpa Tender pada Kontraktor asal Tiongkok

"Iya sebelum insiden ini, almarhum sudah mengutarakan niatnya untuk menikah nanti bulan Juni 2025," ucap Edy lsaat ditemui di rumah dukaSelasa (13/5/2025). 

Dikutip Tribun-Medan.com dari TribunManado, Edy Hariawan mengatakan  Afrio Setiawan sudah menyampaikan niatnya melamar Dita sejak sebulan lalu.

"Bulan lalu keinginan almarhum diungkapkan sama saya dan ibunya dan kami juga sudah bersiap untuk bulan 6 nanti," ucapnya.

Sang ayah menuturkan bahwa pacar Pratu Afrio Setiawan berasal dari Kalimantan.

"Pacarnya dari Kalimantan dan saat ini dari informasi sudah dalam penerbangan untuk hadir dalam pemakaman Pratu Afrio Setiawan," ucapnya.

Selain itu, Edy Hariawan mengatakan bahwa putranya terakhir pulang tiga tahun lalu.

"Terakhir pulang 3 tahun lalu setelah tugas, baru-baru ini pernah lepas dinas tapi dia ke Kalimantan untuk menemui pacarnya," terangnya. 

Pratu Afrio Setiawan, lanjut Edy, memang tidak banyak waktu untuk pulang karena kesibukannya sebagai prajurit.

Tiga tahun lalu adalah kali terakhir ia pulang ke kampung halaman.

Bahkan saat baru-baru ini mendapatkan waktu lepas dinas, ia justru memilih terbang ke Kalimantan untuk bertemu kekasihnya.

"Iya saat ke Kalimantan itu dia bilangnya bulan Juni mau lamaran, karena itu pilihannya kami keluarga iya iya saja," sambungnya.

Keluarga Pratu Afrio Setiawan
Kasus pemusnahan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat menyisakan duka mendalam khususnya kelurga Pratu Afrio Setiawan.

Kisah perjuangan Afrio meniti jalan sebagai prajurit pun penuh tantangan.

Edy mengungkapkan bahwa anaknya sempat gagal dalam tes pertama masuk TNI.

"Anak saya ini saat ikut tes tentara pertama tidak lulus, dia lulus nanti ikut tes ke dua," jelas Edy, mengenang semangat putranya yang pantang menyerah.

Pratu Afrio Setiawan adalah anak pertama dari dua bersaudara. 

Adapun jenazah Pratu Afrio Setiawan akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Mopuya Utara, Kecamatan Dumoga Utara.

Isak tangis keluarga dan kerabat mengiringi kepulangan sang prajurit ke tanah kelahiran, Totabuan Bolaang Mongondow. 

Curhat Kekasih

Kekasih Pratu Afrio Setiawan diketahui bernama Dita.

Dalam salah satu unggahan terakhir Pratu Afrio, Dita menuliskan komentarkan mencurahkan isi hatinya.

Bahkan sampai tengah malam pun, Dita tak bisa tidur karena menunggu kepastian dari Aprio atau Rio.

Dia mencari keberadaan Rio yang tak kunjung memberinya kabar.

"Sayang udah jam 01.08 ini kok belum ada kabar," tulisnya dengan emot ikon menangis.

Ia bercerita biasanya mereka selalu berkomunikasi lewat video call hingga tertidur.

"Biasanya km vc smpai sama” tidur. Ini gak bisa tidur sayang," tulisnya.

Dita juga memposting foto berdua Rio di akun TikToknya.

"Sayang kangen bangat," tulisnya.

Adapun dalam postingan yang diunggah Pratu Afrio.

Pada 12 Mei 2025, sebelum gugur dalam ledakan amunisi.

Pratu Afrio Setiawan sempat memposting video saat persiapan pemusnahan amunisi.

Tampak sejumlah anggota TNI memakai sarung tangan putih dengan baju dan celana panjang menyusun amunisi di lubang.

Saat ledakan, terlihat semua anggota berlindung di bawah sebuah papan.

Tak ada tulisan keterangan yang ditulis Rio.

Postingan ini kini tengah banjir ucapan duka dari publik.

Kronologi Awal Musibah

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan awalnya pada hari Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan munisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Pada awal kegiatan, kata dia, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.

Selanjutnya, ungkap dia tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.

Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.

Peledakan di dua sumur tersebut, kata dia, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.

Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.

"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," kata Wahyu, dilansir dari Tribunnews.com.

Pemusnahan amunisi kadaluwarsa dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Awalnya, pemusnahan bom berjalan lancar.

Namun, sejumlah warga dilaporkan langsung mendekati lokasi.

Hal itu dilakukan sejumlah warga untuk mengumpulkan selongsong bom.

Para korban tak menyadari jika ada bom atau peledak yang belum meledak sepenuhnya.
 
Selongsong bahan peledak itu diambil lantaran bernilai jual tinggi karena terbuat dari besi dan kuningan.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).

Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak.

Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.

Kristomei menekankan bahwa kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.

"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambungnya.

13 Orang Tewas

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkapkan, 13 orang meninggal dunia dalam kejadian ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat.

Salah satu korban meninggal dunia adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan.

"Data yang meninggal adalah empat orang dari anggota TNI Angkatan Darat, yaitu Kepala Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl. Antonius Hermawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi 3 Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda," ujar Wahyu dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025) dilansir dari Kompas.com. 

"Dan dua orang anggota gudang pusat amunisi 3 Gudang Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat yaitu Kopda Eri Triambodo dan Pratu Aprio Seriawan," sambungnya.

Selain empat anggota TNI AD, sembilan korban lainnya adalah masyarakat sipil, yakni Agus bin Kasmin, Ipan bin Obur, Anwar, Iyus bin Inon, Iyus Rizal bin Saepuloh, Totok, Dadang, Rustiawan, dan Endang.

TNI AD pun menyampaikan belasungkawa dan duka cita mendalam terhadap korban dalam kejadian ledakan amunisi yang terjadi di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut itu.

"Tentunya mewakili TNI Angkatan Darat saya awali penjelasan ini dengan ungkapan duka cita yang mendalam bagi para korban. Baik yang berasal dari TNI Angkatan Darat maupun masyarakat sipil," ujar Wahyu.

Saat ini semua korban meninggal dunia sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pameungpeuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya.

Direktur RSUD Pameungpeuk, Lulu Fahrizah Balqis menyampaikan ada sebanyak 13 jenazah yang berada di RSUD Pameungpeuk.

"Jenazah sudah dimasukkan ke dalam kantong-kantong jenazah, ada yang memang kondisi utuh dan sudah terpecah-pecah," katanya dalam siaran KompasTv.

Pihak rumah sakit pun, lanjutnya, telah menerima identitas 13 jenazah tersebut sambil mendapatkan bantuan dokter forensik dari satuan TNI di sana.

"Kalau untuk korban luka-luka kami belum mendapatkan laporannya. Jarak dari RS ke Cibalong itu sekitar 6 KM," katanya.

Pihak keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk proses identifikasi.

Dedi Duha, salah satu korban mengatakan bahwa saat ini saudaranya sudah berada di RSUD.

"Kami sedang menunggu, katanya, almarhum mau diautopsi dulu," kata Dedi saat dihubungi TribunJabar.id di Garut.

Dedi mengaku belum mengetahui pasti kronologi kejadian ledakan tersebut.

Namun kini, lanjut Dedi, sejumlah keluarga korban terfokus di RSUD Pameungpeuk.

Dari sepengetahuan Dedi, total korban berjumlah 13 orang dan mereka kini telah berada di rumah sakit.

"Ada 13 orang korban, kronologinya belum tau ya kami masih panik, mohon doa saja untuk Kang Rush (korban) moga husnul khatimah," ungkapnya.

Berikut nama-nama korban meninggal dalam insiden ledakan di Garut:  

Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.

Mayor Cpl Anda Rohanda

Kopda Eri Priambodo

Pratu Apriyo Hermawan

Sdr. Agus Bin Kasmin.

Sdr. Ipan Bin Obur.

Anwar Bin Inon.

Sdr. Iyus Ibing Bin Inon.

Sdr. Iyus Rizal Bin Saepuloh.

Sdr. Toto

Sdr. Dadang.

Sdr. Rustiawan.

Sdr. Endang.

Sifat Amunisi Tidak Normal

Insiden ledakan amunisi di Garut Jawa Barat jadi sorotan.

'Bom Maut' akibat pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat.

13 orang, termasuk 4 anggota TNI tewas dalam musibah yang tak disangka ini.

Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menilai pemusnahan amunisi yang menyebabkan 13 korban jiwa terjadi lantaran kesalahan prediksi petugas. 

Ia menyebut, petugas meyakini bahwa seluruh amunisi telah hancur dalam pemusnahan atau peledakan pertama.

Namun, ledakan susulan terjadi karena sifat amunisi kadaluarsa yang tidak sepenuhnya bisa diprediksi.

"Ini akibat dari kesalahan prediksi petugas. Dikiranya satu ledakan cukup, ternyata ada amunisi yang meledak belakangan dan menimbulkan korban," kata TB Hasanuddin dalam siaran pers, Senin (12/5/2025).

Ia menyebut, ledakan susulan terjadi lantaran sifat amunisi yang tidak normal setelah kedaluarsa.

Tak heran, tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. 

"Amunisi kadaluarsa itu tidak semuanya akan meledak serentak ketika diledakkan. Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," jelas dia. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa tempat peledakan yang berada di wilayah pantai sebenarnya sudah aman dan sesuai ketentuan.

Namun, dia menekankan, kejadian ini harus menjadi pembelajaran serius.

 Pembatasan wilayah harus dilakukan dengan pengawasan yang lebih ketat untuk mencegah warga sipil berada di area berbahaya.

Kemudian, masyarakat tidak seharusnya bisa mengakses area tersebut.

Dirinya juga mengucapkan belasungkawa yang mendalam atas insiden tersebut.

 "Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, husnul khotimah," harap TB Hasanuddin.

TNI Dianggap Lalai

Sementara itu, Pengamat Militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai TNI telah lalai dalam menjalankan prosedur pemusnahan amunisi tak layak.

 Hal ini disampaikan Fahmi setelah melihat video amatir yang beredar sesaat setelah ledakan pemusnahan amunisi terjadi.

Ia menyebut prosedur pemusnahan amunisi tak layak, kurang tepat.

Sebab, pada umumnya, aturan pemusnahan amunisi tak layak sudah diatur secara ketat, termasuk pemilihan lokasi yang jauh dari pemukiman dan pengendalian penuh zona steril.

"Ini tentu menimbulkan pertanyaan serius terkait kepatuhan terhadap prosedur pengamanan. Jadi, potensi adanya unsur kelalaian dalam pelaksanaan teknis di lapangan memang terlihat," kata Fahmi, Senin, dilansir Kompas.com.

"Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," lanjutnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved