Berita Nasional
'Kok Suara Ayah enggak Ada Hari Ini?' Tanya Anak Bungsu Korban Ledakan di Garut
Istri Endang, Dede (38) mengenang, biasanya suaminya menghubungi melalui sambungan telepon atau panggilan video saat hendak bekerja
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
Soal pemulung serpihan besi amunisi, ia menegaskan suaminya bukan pemulung tapi bekerja sebagai sopir angkut barang dan dibayar harian.
"Selama bekerja selama sebulan lebih belum dibayar dan terakhir kegiatan mau dibayar, dan ini baru pertama kali dalam sejarah suami saya kerja di sini," ucap Dede.
Endang adalah satu di antara 13 korban meninggal dunia dalam insiden ledakan saat pemusnahan bom kedaluwarsa di Garut tersebut.
Ada empat anggota TNI dan sembilan warga sipil yang terenggut nyawanya dalam insiden itu.
Empat anggota TNI yang meninggal dunia akibat insiden itu adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Triambodo, dan Pratu Aprio Seriawan. Adapun sembilan warga sipil yang meninggal dunia, yakni Agus, Ipan, Anwar, Iyus Ibing, Iyus Rizal, Toto, Dadang, Rustiawan, dan Endang.
Dapat Pendampingan Psikologis dan Santunan

Keluarga korban musibah ledakan amunisi atau bom kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, pada Senin (12/5) akan mendapat pendampingan psikologis, santunan, hingga biaya sekolah untuk anak yang ditinggalkan.
Pendampingan psikologis dilakukan agar para keluarga yang ditinggalkan dapat kembali bangkit setelah peristiwa nahas ini. Sebab, ada sebagian keluarga yang histeris karena nyaris menjadi korban ledakan amunisi itu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA) Kabupaten Garut, Yayan Waryana, mengatakan telah menyiapkan sebanyak sembilan orang yang diterjunkan untuk mendampingi keluarga korban.
Mereka akan mendampingi keluarga korban dalam proses trauma healing.
"Kita terjunkan sembilan orang, kita akan dampingi untuk proses trauma healing," ujar Yayan.
Selain mendapatkan pendampingan psikologis, para keluarga korban juga mendapatkan santunan dengan nilai Rp50 juta tiap keluarga. Anak korban ledakan amunisi yang masih sekolah juga akan mendapatkan bantuan sekolah gratis.
"Untuk keluarga korbannya ya tadi ada rasa empati dari Pemprov Jabar untuk disampaikan kepada keluarganya untuk biaya pemulasaraan jenazah dan untuk kegiatan-kegiatan ritual yang biasa dilakukan dalam sebuah keluarga ketika ada yang meninggal dunia nilainya per orang Rp 50 juta, sekolahnya kan sudah tanggung jawab saya, biaya pendidikannya sampai kuliah," kata Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat menemui keluarga korban ledakan amunisi di Garut pada Selasa (13/5).
"Yang meninggal itu meninggalkan anak, meninggalkan istri. Sehingga, yang pertama untuk anak-anaknya yang belum menikah itu menjadi tanggung jawab gubernur mereka pendidikannya, kehidupan kesehariannya," jelas Dedi Mulyadi.
Ada 13 korban meninggal dunia dalam insiden tersebut: empat anggota TNI dan sembilan warga sipil.
Ledakan amunisi atau ledakan bom itu terjadi di sumur ketiga setelah proses peledakan di 2 sumur sebelumnya berjalan aman.
Daftar 29 Wakil Menteri Prabowo yang Harus Mundur dari Komisaris BUMN |
![]() |
---|
Dosen UGM Dokter Hewan Yuda Heru Suntik Sekretom ke Manusia, Kini Tersangka |
![]() |
---|
Warga Pati Batal Demo jika Sudewo jadi Tersangka KPK, Uang Donasi untuk Anak Yatim |
![]() |
---|
Mual hingga Pusing, Siswa di Bengkulu Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Daftar Harga Beras Medium dan Premium Terbaru, HET Beras Medium Naik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.