Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 9 Mei 2025 - Berfikir Melampaui Akal Budi
Bacaan ayat: Kejadian 16:2 (TB) Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri
Renungan Harian Kristen 9 Mei 2025 - Berfikir Melampaui Akal Budi
Bacaan ayat: Kejadian 16:2 (TB) Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Berfikir logis, menjadi ciri kuat dalam kehidupan modern. Segala hal perlu masuk akal agar diterima oleh khalayak ramai.
Itu sebabnya adu argumentasi menjadi hal yang wajib dilakukan jika ingin ide dan gagasannya diterima oleh orang banyak sebagai hal benar.
Berbagai-bagai penelitian dilakukan untuk memberikan bukti ilmiah yang masuk akal, sebelum akhirnya ditarik kesimpulan yang logis.
Bahkan hampir dalam segala hal, jika ingin diterima sebagai fakta maka harus dapat diindera oleh panca indera, minimal dengan salah satu indera.
'Meja hijau' akan menjadi medium terbaik untuk adu argumentasi dalam rangka memenangkan sebuah perkara demi kebenaran dan keadilan.
Tuhan berjanji pada Abram dan Sarai bahwa mereka akan memiliki keturunan yang banyak karena diberkati.
Tentu ini menjadi sebuah 'janji yang manis', menimbang budaya kala ini menempatkan anak sebagai sebuah kebanggaan dalam sebuah keluarga.
Keluarga tanpa anak dipandang gagal dan menjadi cemooh dalam masyarakat.
Dalam hal ini terdapat kesepakatan budaya dalam masyarakat untuk mendapatkan anak melalui cara lain.
Inilah yang membuat Sarai mulai cemas. Bagaimana mungkin janji manis dari Tuhan dapat terwujud jika seorang anakpun belum mereka miliki.
Menanti dengan sabar, iya. Namun usia semakin bertambah dan dalam hukum probabilitas, kemungkinan mendapatkan anak di usia lanjut akan semakin kecil.
Sarai berfikir logis dengan akal budinya. Mendapatkan anak melalui hambanya, dimungkinkan sebab itu aturan yang berlaku.
Celakanya, ide tersebut disetujui oleh Abram tanpa protes sedikitpun.
Ragukah mereka dengan janji Tuhan? Rasanya tidak, sebab mereka masih fokus pada mempunyai anak.
Persoalannya, terkesan mereka ingin 'menolong Tuhan' untuk mempunyai keturunan dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka mulai ragu dengan kuasa Tuhan yang mampu melakukan segala hal, bahkan melampaui akal budi manusia.
Menjadi pelajaran penting bagi kehidupan hingga hari ini bahwa karya Tuhan itu masuk akal dan melampaui akal.
Yang diperlukan ialah sikap percaya secara total sehingga dapat melihat karya Allah yang ajaib. Apakah itu berarti tidak perlu mempergunakan akal dalam merancang segala sesuatu?
Tentu bukan itu maksudnya. Dalam hal ini, akal budi ialah kelengkapan potensi yang Allah anugerahkan dalam rangka manusia menjadi patner Allah dalam mengelola bumi.
Akal budi wajib dipergunakan. Yang tidak boleh dilakukan ialah membatasi karya Allah dengan akal budi. Ada hal-hal tertentu yang seakan tidak masuk akal. Itu bukan tidak masuk akal, namun melampaui akal.
Kadang hanya perlu sedikit lagi bersabar dan karya Allah akan masuk akal. Amin.
Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang
Juragan Nonton Asik dari Telkomsel, Nikmati Tontonan Lewat Netflix, YouTube Premium atau Vidio |
![]() |
---|
Viral Ibu-ibu di Karawang Gerebek Warung Jual Miras Berkedok Jual Jamu |
![]() |
---|
Viral Keluarga di Jabar Punya Anak 11 Orang, Ibunya Hamil Anak ke-12 Si Ayah Nganggur |
![]() |
---|
Sudah 26 Hari Hilang di Hutan RKE Kerinci, Operasi SAR Wira Masih Berlangsung Tanpa Titik Terang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.