Berita Viral

"Tolong Pak" Tangis Ibu Minta Anaknya Dimasukkan ke Barak Militer, Dedi Mulyadi: Katanya Langgar HAM

Ibu ini meminta ke Dedi Mulyadi agar anaknya yang bersekolah di STM bisa dimasukkan ke barak militer tempat siswa nakal menjalani sekolah semi militer

|
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Tangis ibu asal Purwakarta memohon ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang. Ya, ibu ini meminta ke Dedi Mulyadi agar anaknya yang bersekolah di STM bisa dimasukkan ke barak militer tempat siswa nakal menjalani sekolah semi militer. 

TRIBUNJAMBI.COM - Tangis ibu asal Purwakarta memohon ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Ya, ibu ini meminta ke Dedi Mulyadi agar anaknya yang bersekolah di STM bisa dimasukkan ke barak militer tempat siswa nakal menjalani sekolah semi militer.

Keinginan ibu ini agar anaknya bisa masuk sekolah militer terutama di Resimen Artikelri Medan 1 Shira Yudha Batalyon Artileri Medan, Kabupaten Purwakarta.

Menurut sang ibu, selama ini anaknya kurang mendapatkan didikan dari bapaknya karena sudah meninggal.

Hal itu terlihat dari kanal Youtube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Selasa (6/5/2025).

Rupanya Ibu ini memiliki keinginan itu usai kebijakan Dedi Mulyadi viral di sosial media.

Baca juga: MATI KUTU Razman Nasution Dimaki Eks Jenderal Yayat Sudrajat Gegara Hercules, Kini Alasan Sakit

Baca juga: "Gak Tau Diri!" Murka Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat Berujung Aib Hercules di Masa Lalu Terbongkar

Baca juga: Kumpulan Lagu MP3 Nella Kharisma 10 Jam Nonstop Full Bass, Ada Didi Kempot Putar di Spotify Gratis

"Saya minta tolong dimasukin ke, saya suka lihat di (medsos)," imbuh ibu.

Lantas Dedi Mulyadi bertanya anaknya mau diusulkan masuk ke mana.

"Saya minta tolong ke bapak," ujar ibu tersebut.

Dedi langsung paham bahwa yang dimaksud ibu tersebut adalah memasukkan anaknya ke barak militer.

"Oh, ke barak militer? Melanggar HAM, Bu. Katanya melanggar HAM yang kayak gitu, melanggar hak anak. Kenapa ibu mau nitipin?" kata Dedi lagi.

Dedi sudah mengetahui bahwa anak ibu tersebut berstatus anak berhadapan dengan hukum.

Saat ini, kasusnya sedang berproses di Polres Purwakarta.

"Kalau anak ibu beda dengan yang lain, (anak lain) tak berproses pidana," katanya.

Dedi mengatakan akan berkordinasi dengan Polres Purwakarta karena anak tersebut dalam proses pidana.

Kewenangan anak tersebut saat ini di bawah Polres, bukan lagi Disdik.

"Sok, nanti saya nanya ke Polres, prosesnya seperti apa," ujar Dedi.

"Apakah boleh dititipkan sementara di pembinaan anak-anak berperilaku khusus yang dikelola Pemprov dan Pemda."

Ibu tersebut masih bersikeras agar anaknya bisa masuk barak militer.

Dengan sekolah di barak militer, dia berharap anaknya berakhlak baik ke depannya.

"Saya terus mengingatkan dia agar salat lima waktu. Kalau di barak, akhlaknya jadi lebih baik," kata dia.

Dedi menimpali, siswa yang sekolah di barak, dalam waktu tiga hari, sudah berperilaku baik.

"Langsung bageur," ujarnya.

Diketahui, anak ibu tersebut berhadapan dengan hukum karena berkelahi dengan korban yang masih temannya.

Akibat perkelahian ini, korban mengalami luka-luka akibat sabetan celurit milik anak si ibu tersebut.

Korban kini menjalani perawatan di rumah sakit.

Dedi lalu bertanya, siapa yang menanggung biaya pengobatan korban.

Ibu tersebut belum mengetahuinya.

"Saya akan nengok dan meminta maaf," ucapnya.

Dedi kemudian berjanji akan menanggung biaya pengobatan korban.

Dia hanya meminta ibu itu untuk silaturahmi kepada keluarga korban.

"Kalau (biaya) dibebankan ke ibu, ibu nambah berat. Keluarga korban, biaya pengobatan saya urus. Ibu tinggal silaturahmi kepada keluarga korban, keinginannya seperti apa," kata Dedi.

Ibu tersebut mengucapkan terima kasih kepada Dedi.

"Alhamdulillah, mungkin jalannya seperti ini saya ketemu bapak. Takdir Allah," kata si ibu.

Dedi menimpali omongan si ibu, "Seharusnya ketemunya tidak lewat kasus penganiayaan," ujarnya lantas tersenyum.

Dedi kemudian memberikan sejumlah uang kepada ibu tersebut dan berjanji akan membantu menangani anaknya yang bermasalah.

Sebelumnya, seorang ibu asal Karawang bernama Juju juga mengungkapkan niatnya untuk menitipkan anaknya agar mengikuti pendidikan penguatan karakter di barak militer.

Hal itu dikatakannya saat mengunjungi Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (3/5/2025) siang.

Dalam kesempatan ini, Juju bertemu dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.

Saat itu, keduanya tengah meninjau 39 siswa setingkat SMP yang sedang mengikuti pendidikan di barak militer.

"Saya cuma ingin anak saya jadi lebih baik, Pak. Namanya orang tua, meski capek, tetap harus kuat demi anak," ungkap Juju saat diwawancarai.

Juju menjelaskan, anaknya yang berusia 20 tahun kerap terlibat dalam perilaku kenakalan, termasuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

"Anak saya itu seperti kenakalan remaja lainnya. Kadang suka sulit diatur, terus suka konsumsi eksimer juga. Saya ingin dia dibina, diawasi, dan diarahkan," tutur Juju.

Juju mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk membantu anaknya berubah menjadi lebih baik.

Termasuk berkonsultasi dengan kiai, dokter, dan psikolog.

Namun, ia merasa hasilnya belum memuaskan.

"Juga masih sama saja, enggak berubah," kata Juju.

Saat ini memang belum ada program pendidikan untuk orang dewasa.

Tetapi Juju berharap pemerintah dapat segera mengadakan program serupa untuk orang dewasa.

"Iya tadi kata Pak Gubernur juga disuruh tunggu dulu, nanti disiapkan program yang serupa buat orang dewasa," ujarnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved