Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 23 April 2025 - Hidup dan Mati dalam Kasih Tuhan

Bacaan ayat: Filipi 1:21 (TB)  Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 23 April 2025 - Hidup dan Mati dalam Kasih Tuhan

Bacaan ayat: Filipi 1:21 (TB)  Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Tidak bisa disangkal bahwa kehidupan itu dinamis. Itu artinya kehidupan itu penuh semangat dan terus bergerak dalam penyesuaian diri dengan konteks yang sedang dihadapi.

Dalam hal ini, suka dan duka dapat berganti peran tanpa terduga. Apa yang kita kira aman dan nyaman saat ini, ternyata dapat bergerak ke arah yang tidak terduga. 

Tiba-tiba bencana datang melanda. Secepat datang, secepat itu pula bencana itu pergi. Yang tertinggal adalah bekas luka yang menganga dan memerlukan waktu untuk sembuh. 

Sebagian membiarkan luka terus menganga dalam trauma; sebagian yang lain berada dalam upaya yang tiada akhir untuk sembuh; sementara beberapa yang lain telah kembali merekahkan senyuman sebagai tanda hidup dalam pengharapan yang baru.

Pada umumnya orang-orang akan bereaksi terhadap dinamika yang terjadi.

Akibatnya, reaksi spontan berdasarkan perasaan menjadi dominan. Beruntung bahwa ada yang memilih untuk merespon dengan pilihan bijak dalam memaknai. 

Hidup beriman Kristen tidak bisa lepas dari situasi yang sama. Hal ini disebabkan karena iman Kristen lahir dalam pengalaman kehidupan. Iman lahir dalam dinamika kehidupan yang didalamnya ada pernyataan dari Sang Ilahi.

Pengalaman perjumpaan tersebut membentuk pola tertentu dalam kehidupan, sehingga yang bersangkutan memaknai segala yang terjadi dengan fokus pada karya Ilahi yang dinyatakan. 

Paulus sebagai penganiaya jemaat, penganiaya para pengikut Jalan Tuhan, paham bahwa semangatnya yang membara untuk menganiaya dan memenjarakan orang percaya telah menciptakan penderitaan yang berkepanjangan.

Sikapnya yang brutal dalam menganiaya telah menciptakan teror yang mengerikan dalam kehidupan orang percaya. Ironisnya, ketika Paulus bertobat dan menjadi percaya, ia berada pada situasi yang sama. Kepiawaiannya dalam hal Hukum Taurat telah menolongnya untuk merumuskan imannya yang autentik dalam Yesus Kristus.

Sampai akhirnya ia tiba pada sebuah titik bahwa pemberitaan Injil memang membawa konsekuensi logis yang menghantarnya pada penderitaan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved