Berita Selebritis

Ahmad Dhani Minta Maaf Usai Menyebut Maling, Sindirannya Tak Diladeni Judika

Ahmad Dhani akhirnya minta maaf kepada penyanyi Judika usai menggunakan istilah menohok termasuk tudingan 'maling' dalam argumennya.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
IST
Kolase Foto Judika dan Ahmad Dhani - Ahmad Dhani akhirnya minta maaf usai menyebut Judika dengan sebutan maling 

TRIBUNJAMBI.COM - Musisi dan politisi Ahmad Dhani belakangan sering jadi sorotan publik tanah air.

Hal ini dipicu sikap Ahmad Dhani ngotot soal hak royalti di ranah musik di Indonesia.

Akibat adanya perbedaan pemahaman soal aturan dan realisasi royalti bagi pencipta lagu, Vokalis Band Dewa 19 itu sempat bersitegang dengan musisi lain.

Bahkan di tengah kehebohan hak royalti, Ahmad Dhani sempat menyindir penyanyi Judika.

Ahmad Dhani sempat menggunakan istilah menohok termasuk tudingan 'maling' dalam argumennya.

Padahal Judika pernah jadi koleganya saat membesarkan Band Mahadewa dulu.

Baca juga: Fuji Ungkap Sosok Pengusaha yang Mengencaninya Tahun Lalu, Tak Berujung Jadian: Dia Kaya Banget

Baca juga: Terakhir Kali Bertemu Titiek Puspa, Wendy Cagur Alami Hal Aneh: Terpaksa Mengambil Tangan Kirinya

Baca juga: Pilu Ucapan Titiek Puspa Sebelum Meninggal Diungkap Sang Putri, Sudah Pasrah: Silahkan Ambil

Nah, kini Ahmad Dhani terekam minta maaf.

Ucapan maaf dilontarkan Dhani saat debat terbuka bersama Rayen Pono dan Kadri Mohamad dalam diskusi soal tata kelola royalti musik di daerah Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (10/4/2025)

“Sekarang begini ya, saya mau minta maaf, ini di depan umum ya. Saya mau minta maaf kepada penyanyi yang saya sebut maling karena tidak minta izin,” kata Dhani.

“Saya minta maaf kepada penyanyi yang saya sebut maling karena menyanyikan lagu tanpa izin,” tambah Dhani.

Namun, Dhani meminta masukan dari netizen serta Rayen Pono untuk memilih kata yang lebih tepat dan bijak untuk menggantikan kata 'maling'.

“Tapi saya mau minta komentar dari netizen. Kalau menyanyikan lagu tanpa izin namanya apa? Supaya saya bisa menyebutnya dengan kata yang lebih tepat,” ucap Dhani.

“Lu bisa bantuin enggak? Kita minta tolong aja, mungkin Rayen ada kata yang lebih wise,” kata Dhani sambil meminta saran kepada Rayen Pono.

Pernyataan Dhani sebelumnya sempat menimbulkan reaksi dari penyanyi Judika yang ikut menanggapi lewat Instagram.

Saat itu, Dhani sempat menyindir Judika karena membawakan lagu-lagu Dewa 19 tanpa izin, yang membuat Judika memutuskan berhenti membawakannya.

Judika sendiri menyikapi komentar Dhani dengan tenang, Ia nampak tak ingin meladeni sentilan pedas Dhani.

“Karena sesungguhnya dia (Ahmad Dhani) tahu aku bukan maling yang suka mencuri apalagi maunya gratisan,” tulis Judika.

“Jadi kalaupun dia marah-marah, aku nggak masalah dan nggak usah dibalas. Ahmad Dhani (aku panggilnya Pakde) itu panutan aku di musik, pernah bareng di Mahadewa Band,” tambah Judika.

Saran Yuni Shara

Sebelumnya, Ahmad Dhani juga mengaku mendapat saran dari sesama musisi.

Dhani mengungkap hal itu terjadi saat menjadi pembicara di salah satu forum diskusi di Jawa Timur.

"Saya itu sempat dinasihati sama artis yang seumuran saya juga," kata Dhani dikutip dari YouTube Ahmad Dhani dalam Berita via Kompas.com, Rabu (9/4/2025). 

"Namanya Yuni Shara," imbuh Dhani.

Dhani mengatakan saat itu Yuni Shara menasihati agar Dhani bisa lebih menjaga sikapnya.

"Jadi saya dinasihati, 'kamu kan sudah jadi anggota DPR, mbok kelakuannya jangan kayak yang dulu-dulu,'" ungkap Dhani.

Mendengar nasihat dari Yuni Shara, Dhani justru bertanya-tanya, kenapa dia harus mengubah kepribadiannya karena kini menjadi anggota DPR?

"Kenapa menjadi anggota DPR harus merubah karakter daripada saya?" ujar Dhani.

Dikatakan Dhani, kepribadiannya tidak pernah dan tidak akan berubah dengan posisi apa pun yang dimiliki.

Baik sebelum menjadi musisi, saat menjadi musisi terkenal maupun seperti sekarang duduk di kursi DPR.

Bahkan, teman-teman masa SMA Dhani juga akan tahu bahwa tidak ada yang berubah dari kepribadiannya, dulu maupun sekarang.

"Menurut saya justru malah aneh, ketika Ahmad Dhani menjadi anggota DPR cara ngomongnya diubah, gayanya berubah," tutur Dhani.

Mungkin orang lain bisa melakukannya, tapi Dhani pribadi tidak bisa melakukannya.

"Mungkin orang lain bisa, mungkin politisi lain bisa. Saya terus terang enggak bisa," ucapnya lagi.

Menurut Dhani, menjadi orang lain hanya demi membuat orang terkesan justru lebih berat baginya.

Dikecam Komnas Perempuan

Selain soal royalti musik, Ahmad Dhani juga sempat dikecam oleh Komnas Perempuan.

Itu juga dipicu ucapan Ahmad Dhani, namun kali ini menyangkut naturalisasi Timnas Indonesia.

Musisi yang kini menjadi anggota DPR RI tersebut panen hujatan usai ucapannya di media sosial viral.

Sebab menurut Ahmad Dhani, naturalisasi Timnas Indonesia bisa dilakukan dengan menjodohkan pemain dari luar negeri dengan perempuan asli Indonesia. 

Hal itu dinilai rasis dan melecehkan perempuan. 

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) pun mengecam ide anggota Komisi X DPR RI tersebut. 

Untuk diketahui, Ahmad Dhani, terkait naturalisasi pemain sepak bola.

Dalam rapat antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komisi X pada Rabu (5/3/2025), Dhani mengusulkan agar pemain naturalisasi dijodohkan dengan perempuan Indonesia.

Menurutnya, pernikahan tersebut diharapkan dapat melahirkan calon pesepak bola berbakat di Tanah Air. Komnas Perempuan menilai pernyataan Dhani sebagai bentuk pelecehan terhadap perempuan dan merendahkan martabat bangsa.

"Pernyataan AD dinilai melecehkan karena menempatkan perempuan sekedar mesin reproduksi anak, pelayan seksual suami," ujar Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani dikutip dari Kompas.com, Kamis (6/3/2025).

Selain itu, Dhani juga menyebut pemain naturalisasi tersebut bisa berpoligami.

Pernyataan nyeleneh dan yang dianggap Dhani "out of the box" itu mengundang reaksi tawa peserta rapat.

"Kita cari yang laki-laki saja, apalagi kalau yang Muslim itu kan bisa empat istrinya, pak," ujar Dhani.

Padahal, lanjut Andy, dalam UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam telah diatur ketentuan dan prasyarat yang ketat untuk mencegah perkawinan lebih dari satu orang menjadi sekedar menguntungkan satu pihak dan mengeksploitasi lainnya.

"Pernyataan ini juga merendahkan martabat Indonesia dengan rasisme karena seolah kualitas laki-laki pesepakbola dari luar negeri memiliki sifat genetik yang lebih baik daripada dari Indonesia," ujar Andy.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved