Ramadhan 2025
Keutamaan dan Pahala Sholat Tarawih Ke 27 Ramadhan 1446 Hijriah
Berikut pembahasan keutamaan dan pahala Sholat Tarawih hari ke-27 Ramadhan.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM - Berikut keutamaan dan pahala Sholat Tarawih hari ke-27 Ramadhan.
Keutamaan sholat tarawih pada malam ke-27 ini sering dikaitkan dengan kemudahan melewati shirathal mustaqim, jembatan yang membentang di atas neraka menuju surga.
Dalam riwayat yang beredar, disebutkan bahwa orang yang menjalankan sholat tarawih pada malam tersebut akan melewati jembatan tersebut dengan cepat seperti kilat.
Meskipun demikian, menjalankan sholat tarawih tetap memiliki keutamaan besar, sebagaimana disebutkan dalam hadis shahih bahwa Rasulullah bersabda:
"Barang siapa yang berdiri (melaksanakan sholat) di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)
Sehingga, meskipun riwayat terkait keutamaan setiap malam sholat tarawih masih diperdebatkan, semangat untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadhan tetap dianjurkan, terutama dalam mencari malam Lailatul Qadar yang memiliki keutamaan lebih besar dari seribu bulan.
Dr.Marabona Munthe, M.E. Sy memberikan penjelasan dalam artikel Tata Cara Sholat Tarawih di Rumah Berjamaah dan Sendiri-sendiri.
Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah (halaman 43) yang berpendapat bahwa shalat tarawih dikerjakan 8 rakaat.
Hal tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Aisyah r.a:
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan atau di bulan lainnya. Beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan tanya mengenai bagusnya dan panjangnya, kemudian beliau shalat 3 rakaat.” (HR. Bukhari no. 2013, Muslim no. 837).
Sholat Tarawih tersebut dikerjakan 4 rakaat sebanyak dua kali dalam hadis di atas adalah shalat tarawih ditambah dengan tiga rakaat shalat witir.
Menurut keterangan jumhur ulama dari kalangan Syafi’iyyah, Malikiyyah dan Hanabilah, juga pendapat Abu Yusuf dari Hanafiyah, Sholat Tarawih dilakukan dua rakaat-dua rakaat.
Dalam Buku Saku Ramadhan karya Ma’ruf Khozin, dalil salat tarawih 20 rakaat merujuk pada riwayat 4 tabiin, yaitu Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’.
Pendapat lain menurut riwayat Yazid bin Rauman yang berbunyi:
“Umat Islam di masa (Khalifah) Umar bin Khattab RA beribadah di malam bulan Ramadan dengan 23 rakaat."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.