Polemik di Papua

AKP Tomi S Marbun Hilang saat Gerebek KKB Papua, Istri Ungkap Suami Minta Uang Transport Rp30 Juta

Istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, AKP Tomi S Marbun, Riah Tarigan mengungkap sang suami sempat minta uang transportasi sebesar Rp30 juta.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
UNGKAP KEJANGGALAN: Istri Kasat Reskrim Polres Bintuni, AKP Tomi S Marbun, Riah Tarigan sampaikan kejanggalan hilangnya suami dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi III DPR RI, Senin, (17/3/2025). Riah Tarigan mengungkap sang suami sempat minta uang transportasi sebesar Rp30 juta. (Ist) 

Kasat Reskrim Hilang saat Gerebek KKB Papua, Istri AKP Tomi S Marbun Ungkap Suami Minta Uang Transport Rp30 Juta

TRIBUNJAMBI.COM - Istri Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, AKP Tomi S Marbun, Riah Tarigan mengungkap sang suami sempat minta uang transportasi sebesar Rp30 juta.

Uang tersebut untuk kebutuhan dalam operasi penggerebekan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua

Pengakuan tersebut disampaikannya mengungkap mengungkap kejanggalan hilangnya AkP Tomi pengejaran kelompok separatis itu.

Mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, belum ditemukan meski sudah tiga bulan hilang.

Untuk diketahui, AKP Tomi S Marbun dilaporkan hilang lantaran tergelincir di Sungai Rawara, Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat, saat mengejar KKB Papua pada 18 Desember 2024 lalu.

Adapun kejanggalan hilangnya saat AKP Tomi S Marbun minta uang sebesar Rp30 juta ke istri, Riah Tarigan.

Menurut Riah Tarigan, ada kejanggalan sebelum sang suami jalankan operasi. 

Baca juga: AKP Tomi S Marbun Hilang saat Gerebek KKB Papua, Tangis Istri Pecah Cerita Kejanggalan di DPR RI

Baca juga: Hinca DPR Soal AKP Tomi S Marbun Hilang saat Gerebek KKB Papua: Pak Kapolri, Ini Tanggung Jawabmu!

Hal ini Ria sampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi III DPR RI, Senin, (17/3/2025).

Tomi sempat minta uang Rp 30 juta untuk biaya operasional pengejaran KKB di Teluk Bintuni. 

Menurut Ria, suaminya itu tergesa-gesa mempersiapkan operasi pengejaran KKB itu karena didesak oleh Kapolres Teluk Bintuni. 

"Mami, nanti kirim uang transport, eh, Rp 30 juta," ujar Ria tirukan Tomi.

Dia juga menyebut Kapolres Teluk Bintuni sempat melarang para rekannya sesama polisi untuk memberikan dukungan moral ketika suaminya dinyatakan hilang sejak 18 Desember 2024 lalu saat melakukan pengejaran terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Bahkan, kata Riah, dukungan moral tersebut berujung kepada pemanggilan para anggota Polres Teluk Bintuni oleh Kapolres.

"Terus yang buat sedikit kecil hati karena ibu-ibu anggota Reskrim, datang ke rumah memberikan support. Itu sangat manusiawi dan wajar, menurut saya. Mereka ikut tim doa."

"Kenapa suami-suami mereka dipanggil Bapak Kapolres, dimarah dan dilarang ke rumah saya lagi," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (17/3/2025).

Baca juga: Sosok Lenis Kogoya, Loyalis Prabowo Siap Kawal Makan Bergizi Gratis Hingga ke Sarang KKB Papua

Tak cuma itu, Riah juga memperoleh laporan dari rekan-rekannya sesama anggota Bhayangkari bahwa para suami akan dimutasi jika dukungan moral lewat media sosial terkait kasus hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun terus dilakukan.

"Dan lagi, saya mendapat informasi aduan dari beberapa Bhayangkari yang ada di sana dibilang 'ibu kami masa memposting di Facebook atau di mana gitu, untuk memberikan support, kok kami diancam suaminya akan dimutasi," katanya.

Riah pun tidak habis pikir atas perlakuan Kapolres Teluk Bintuni terhadap dirinya dan rekan-rekannya hingga melakukan pelarangan semacam itu dan berujung adanya ancaman mutasi.

Dia tidak terima atas perlakuan Kapolres Teluk Bintuni tersebut lantaran dirinya hingga kini masih anggota Bhayangkari aktif.

"Saya salah apa, ya? Saya ini masih Bhayangkari aktif lho. Lalu, ketika suami saya masih ada, kegiatan Bhayangkari semua saya ikut dengan baik, saya jalankan dengan baik."

"Tapi, kenapa di saat seperti ini, mereka datang ke rumah saya saja dilarang. Ini ada apa?" jelasnya.

Sempat Beberkan Kejanggalan 

Sebelumnya, dalam siniar yang disiarkan oleh Tribun Timur pada Kamis (13/3/2025), Riah dan ibundanya, Elvrida Gultom sempat mengungkapkan kejanggalan terkait hilangnya AKP Tomi Marbun.

Mulanya, Riah mengatakan bahwa percakapan terakhirnya dengan sang suami pada 15 Desember 2024 ingin berbicara empat mata.

Baca juga: Loyalis Prabowo Ngaku Siap Kawal Program Makan Bergizi Gratis Hingga ke Sarang KKB Papua

"Saat saya pulang, suami ternyata sudah tidak di rumah. Kami tidak sempat ngobrol, Sore hari saat suami pulang saya bertanya mau ngobrol apa. Tapi dia bilang tidak jadi. Dia hanya meminta dikirimkan sejumlah uang transportasi untuk memfasilitasi operasi senyap ini," ujar Riah Tarigan.

Keesokan harinya, Tomi masih berkirim pesan kepada istrinya mengabarkan akan bertugas ke hutan dan meminta istri antisipasi ketika terjadi hal buruk.

"Dia memang mengirim kontak orang-orang yang harus saya hubungi kalau terjadi hal buruk," katanya.

Hingga, pada 18 Desember 2024, Tomi dikabarkan hilang kontak karena terjatuh di sungai.

"Saya sempat mengontak nomor yang sudah diberikan dan merekalah yang membantu helikopter untuk keluarga."

"Hingga hari ini cuma suami saya yang belum kembali," curhat Riah.
Pihak keluarga terus berupaya melakukan pencarian Tomi, namun tak kunjung membuahkan hasil.

"Tidak adanya keterbukaan dari pihak yang bertanggung jawab ke keluarga. Saat pencarian pun pihak Polres sangat tertutup. Mereka tidak mau menerima bantuan. Padahal ada bantuan dari TNI mengirimkan pasukan tapi dipulangkan," katanya.

Kejadian ini harusnya melibatkan basarnas, tapi ternyata hanya dua orang dan satu hari. Setelah itu tidak ada surat masuk ke basarnas," sambungnya.

Pihak keluarga merasa janggal lantaran adanya dugaan ditutupinya terkait kronologi hilangnya Tomi Marbun.

"Pak Kapolres tolong diperiksa bagaimana kronologi kejadian sebenarnya. Sebagai pimpinan harusnya Pak Kapolres dapat memberikan penerangan ke kami. Saya mohon kepada Pak Presiden, Wakil Presiden, petinggi-petinggi Polri untuk diusut tuntas apa sebenarnya yang terjadi pada suami saya. Kami punya anak kecil, butuh penjelasan, tidak mungkin hilang tanpa jejak."

"Saya mohon agar anggota tim dan pihak terkait yang ada di sana diperiksa lagi, supaya ada keterbukaan dan pencarian suami saya," tandasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Prediksi Skor dan Statistik Swaziland vs Kamerun, Ada Penyerang yang Perlu Diwaspadai

Baca juga: Kopka B dan Peltu L Belum Tersangka, Status Oknum TNI Tembak Polisi di Lampung Masih Saksi

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 159-160, Uraian Ide Pokok

Baca juga: Hamas Singgung Akal-akalan Israel Ingkari Gencatan Senjata hingga Lanjutkan Genosida di Gaza

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved