Berita Viral

Santainya Aang Tahu Anak Istrinya Tewas Berpelukan Terseret Banjir, Nyaris Diamuk Warga yang Emosi

Aang warga Kampung Gumelar, Kelurahan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hampir diamuk warga atas sikap santainya usai istri dan anaknya di

|
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Aang warga Kampung Gumelar, Kelurahan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hampir diamuk warga atas sikap santainya usai istri dan anaknya ditemukan tewas jadi korban banjir. 

TRIBUNJAMBI.COM - Pengakuan Aang bikin warga emosi usai anak istrinya ditemukan tewas terseret banjir di rumah.

Ya, Aang warga Kampung Gumelar, Kelurahan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat hampir diamuk warga atas sikap santainya usai istri dan anaknya ditemukan tewas jadi korban banjir.

Sebelumnya, istri dan anak Aang bernama Santi alia Zahra (40) dan Nurul (3) ditemukan tewas dalam kondisi berpelukan di rumah.

Bukannya panik kehilangan, Aang malah santai bahkan sempat berjualan di tokok kelontongnya di Pasar Palabuhanratu.

Sikap cuek yang ditunjukkan Aang itu memantik kemarahan warganya.

Sebelumnya Aang sempat beberapa kali di temui RW dan warga untuk menanyakan keberadaan istri dan anaknya.

Baca juga: Razman Nasution Komentari Kasus Nikita, Minta Periksa dr Oky: Ada Apa dengan Produk dr Reza Gladys?

Baca juga: Terungkap! Ternyata Anak dan Ibu yang Ditemukan di Penampungan Air Hilang Sejak Awal Ramadan

Namun dengan santai Aang menjawab anak istrinya sudah mengungsi ke Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas.

Sebelum anak dan istrinya ditemukan dan masih dalam proses pencarian, Aang sempat membuat video di tempat jualannya.

Dalam video tersebut, Aang terlihat hanya mengenakan sarung dan menenteng handuk di pundak.

"Assalamualaikum wr wb, saya atas nama H. Aang dari suami neng Santi yang di Kampung Gumelar yah, yang dinyatakan kata orang-orang itu terbawa arus, istri saya dan anak saya, ternyata anak saya ada di Cikakak, Desa Margalaksana, Kampung Ciganas, alhamdulillah selamat," ujar Aang dalam video beredar dilihat Tribunjabar.id, Sabtu (8/3/2025).

Bahkan Aang sempat menyebut informasi istri dan anaknya jadi korban banjir itu tidak benar.

"Ternyata yang diinfokan itu tidak sesuai dengan kenyataan dan alhamdulillah selamat," ujar Aang di akhir video.

Sontak sikap Aang itu pun mengundang kemarahan hingga diamuk warga.

Saat jasad istri dan anaknya sikap Aang yang santai menjadi sorotan.

"Sia salakinya hah, g*blog gelo a*jing, sia gelo a*jing bih. (kamu suaminya ya, G*blog gila a*jing, kamu gila a*jing bih)," kata warga memaki Aang.

"Komo Abdi suamina (apalagi saya suaminya)," jawab Aang.

Untuk menghindari amukan warga, Aang dibawa oleh Lurah Palabuhanratu.

 Kasi Operasi Kantor SAR Jakarta, Ahmad Rizkiansyah mengungkapkan, setelah berupaya pencairan korban dari material rumah yang roboh, kedua korban ditemukan pukul 13.30 WIB. 

"Kedua korban bisa ditemukan bersama-sama, keduanya saling berpelukan dalam kondisi sudah meninggal dunia," ujarnya, kepada awak media. 

Aang disebut telah berbohong tentang keberadaan istri dan anaknya usai banjir bandang menerjang Palabuhanratu. 

Menurut informasi dari saksi bahwa ibu dan anak ini menjadi korban banjir, keduanya tidak bisa menyelamatkan diri. Pasalnya air sudah tinggi. 

"Ini pada saat airnya memang sudah tinggi dengan arus yang sangat deras itu ibu dan anak masih di dalam rumah belakang rumah pada saat airnya mulai menghantam rumah tersebut ibu dan anak ini terjatuh," jelasnya.

Saat ini tim Basarnas bersama dengan unsur petugas gabungan dan relawan masih berupaya mencari korban lainnya.

"Secara keseluruhan data yang kita punya kita masih mencari ada lima orang lagi longsor di daerah Lengkong dengan satunya di Simpenan," tutupnya.

Kronologi Banjir Sukabumi

Banjir yang terjadi di Kabupaten Sukabumi ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur sejak Rabu malam. 

Derasnya curah hujan menyebabkan sungai-sungai di beberapa kecamatan meluap, merendam ratusan rumah warga dan infrastruktur umum. 

Banjir bandang menerjang dengan cepat, membuat banyak warga tidak sempat menyelamatkan diri.

Selain itu, tanah yang jenuh oleh air hujan mengakibatkan longsor di beberapa titik, memperparah dampak bencana ini. 

Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, hingga Jumat (7/3/2025) siang, banjir telah mengakibatkan lima rumah rusak ringan, enam rusak sedang, dan enam lainnya mengalami kerusakan berat. 

Sebanyak 145 rumah masih terendam banjir, sementara 20 fasilitas umum dan sosial ikut terdampak.

Jumlah pengungsi tercatat mencapai 146 kepala keluarga atau sekitar 304 jiwa, dengan 10 jiwa lainnya masih dalam kondisi terancam. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved