Ulah AKBP Fajar Widyadharma Buat Polri Tercoreng, Propam Tes Urine: Positif Gunakan Narkoba

Satu anggota Polri membuat nama institusi kepolsian tercoreng. Kali ini akibat ulah AKBP Fajar Widyadharma, Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Istimewa
POLRI TERCORENG: Satu anggota Polri kembali membuat nama institusi kepolsian tercoreng. Kali ini akibat ulah AKBP Fajar Widyadharma Lukman, Kapolres Ngada, Nusa Tenggara Timur. (Istimewa) 

Saat ditanya mengenai alasan pemeriksaan terhadap FWK, Daniel enggan memerinci. 

”Kami belum tahu. Tunggu hasil pemeriksaan,” kata Daniel sambil bergegas naik ke mobilnya.

Kabid Humas Polda NTT, Kombes Henry Novika Chandra yang ditanya mengenai detail kasus itu juga memberikan jawaban yang sama. 

”Masih diperiksa di Mabes Polri,” kata Henry.

Baca juga: Respon Kompolnas Soal Kabar Kapolres di NTT Diamankan Mabes Polri Diduga Narkoba dan Pornografi

Hingga kini belum ada kronologi penangkapan FWK, berikut waktu dan tempat serta modusnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, FWK ditangkap di Bajawa, ibu kota Kabupaten Ngada, NTT

Ngada berada di Pulau Flores.

”Kami masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Mabes Polri. Jika dalam pemeriksaan terbukti melakukan pelanggaran atau tindak pidana lainnya, akan dilakukan tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia."

"Proses hukum akan mengacu pada ketentuan disiplin ataupun kode etik profesi Polri,” tuturnya.

Menurut dia, lantaran pelanggaran itu dilakukan oleh perwira menengah (pamen) yang menjabat suatu jabatan strategis lingkungan Polri, kewenangan pemeriksaan diambil alih Divisi Propam Polri

”Ini seusai prosedur dan aturan yang berlaku,” katanya.

Alek Roga (35), warga Ngada, mengatakan, masyarakat sangat kecewa dengan informasi terkait dugaan pimpinan Polri di daerah terlibat kasus narkoba.

Ia khawatir peredaran narkoba di daerah itu sudah meluas ke mana-mana.

”Polisi yang kita harapkan dapat melindungi generasi muda dari ancaman narkoba, malah (diduga) terlibat kasus narkoba. Masyarakat (bisa semakin) tidak percaya kepada polisi,” ujarnya dengan nada kecewa.

Ia berharap institusi tertinggi Polri melakukan evaluasi secara besar-besaran di Polres Ngada. Jangan sampai jaringannya sudah terbentuk dan melibatkan banyak orang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved