Profil Tokoh

Ternyata Ini Alasan Satryo Soemantri Brodjonegoro Mundur daei Menteri Dikti Sainstek, Didesak?

Apakah benar pengunduran Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro karena ada desakan orang-orang tertentu? Berikut penjelasan selengkapnya

Editor: Duanto AS
Tribun Network
Satryo Soemantri Brodjonegoro, Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi yang baru saja diganti. 

TRIBUNJAMBI.COM - Akhirnya terungkap alasan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengundurkan diri.'

Apakah benar pengunduran Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro karena ada desakan orang-orang tertentu?

Berikut ini penjelasan selengkapnya dari Satryo Soemantri Brodjonegoro.

Laman Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) menuliskan Satryo Soemantri Brodjonegoro lahir di Delft, Belanda, pada 5 Januari 1956.

Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan lulusan PhD bidang teknik mesin, University of California, Berkeley, Amerika Serikat (AS) pada 1985.

Setelah itu, Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi dosen Teknik Mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Karier kepemimpinannya dimulai saat terpilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB 1992. 

Satryo lantas mengawali implementasi proses self evaluation, yang kemudian diadopsi ITB serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Satryo Soemantri juga merupakan seorang ilmuwan yang telah menerbitkan total 99 publikasi ilmiah.

Satryo pernah diamanahi sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi atau Dirjen Dikti pada 1999-2007.

Di bawah kepemimpinannya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia dimulai pada Desember 2000 ketika institusi pendidikan tinggi diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) atau sekarang dikenal sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH).

Satryo juga termasuk salah satu penggagas program unggulan World Class University yang diluncurkan 2007 lalu, oleh Kementerian Pendidikan Nasional. 

Program itu berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi, penelitian, dan daya saing universitas-universitas Indonesia di tingkat global.

World Class University dinilai sukses menggunakan tolok ukur peningkatan peringkat dalam QS World University Rankings dan Times Higher Education, jumlah publikasi di jurnal internasional, hingga partisipasi dalam jaringan kolaborasi internasional dan program pertukaran mahasiswa.

Satryo Soemantri Brodjonegoro juga sempat menjadi Ketua sekaligus Anggota Komisi Bidang Ilmu Rekayasa di Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia periode 2018-2023.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Medium

Large

Larger

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved