Berita Tanjabbar
Cuaca Ekstrem Pengaruhi Hasil Tangkap Nelayan di Pesisir Timur Jambi
Cuaca ekstrem yang terjadi dalam sebulan terakhir di pesisir Laut Pantai Timur Provinsi Jambi mengakibatkan penurunan signifikan pada hasil tangkapan
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM,KUALA TUNGKAL - Cuaca ekstrem yang terjadi dalam sebulan terakhir di pesisir Laut Pantai Timur Provinsi Jambi mengakibatkan penurunan signifikan pada hasil tangkapan nelayan hingga kini, Kamis (13/02/2025).
Kondisi ini memaksa para nelayan mengalami kerugian besar, karena pendapatan dari hasil tangkapan tidak dapat menutupi biaya operasional yang dikeluarkan.
Sebagian besar nelayan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) mengungkapkan kerugian yang mereka alami akibat anomali cuaca laut yang terjadi.
Salah satunya adalah Sigit, seorang nelayan dari Parit Tiga Kampung Nelayan, Kota Tungkal.
Sigit menjelaskan bahwa biaya operasional untuk sekali melaut dengan menggunakan pompong kapasitas 4 GT berkisar antara seratus hingga seratus lima puluh ribu rupiah.
Namun hasil tangkapan yang diperoleh dalam sebulan terakhir jauh dari harapan, dan tidak cukup untuk menutupi biaya yang telah dikeluarkan.
Meskipun mengalami kerugian, para nelayan tradisional tetap melaut dengan harapan bisa memperoleh hasil tangkapan yang lebih besar.
Namun, kenyataan sering kali tidak sesuai dengan harapan.
Sebelum terjadinya perubahan cuaca ekstrem, nelayan tradisional mampu memperoleh hasil tangkapan sekitar 20 hingga 30 kilogram sekali melaut. Kini, hasil tangkapan mereka berkurang drastis, hanya sekitar 5 hingga 8 kilogram per kali melaut.
Sigit juga menyebutkan bahwa beberapa jenis ikan yang sebelumnya banyak ditemukan di pasaran, seperti ikan bawal, kurau, senangin, dan kembung, kini hilang akibat perubahan cuaca yang ekstrem.
Meskipun demikian, jenis udang masih banyak ditemukan di pasar-pasar tradisional, meski harga jualnya meningkat tajam.
Anomali cuaca yang terjadi belakangan ini semakin memperburuk kondisi perekonomian nelayan tradisional di kawasan pesisir timur Jambi.
Para nelayan berharap pemerintah dapat segera memberikan perhatian lebih untuk mengatasi masalah ini agar mereka dapat kembali memperoleh hasil tangkapan yang layak dan menutupi biaya operasional mereka.
Baca juga: Prediksi Skor Omonia Nicosia vs Pafos di Liga Konferensi Eropa, Cek Head to Head dan Statistik Tim
Baca juga: Disbun Rilis Harga TBS Sawit di Jambi 14-20 Februari 2025, Naik Jadi Rp 3.413,86 per Kg
Baca juga: 5 Fakta tentang Teguh Harianto, Jatuhkan Hukuman 20 Tahun Penjara untuk Harvey Moeis
Bersih-bersih Sampai ke Selokan, Gotong Royong Tanjabbar Jambi Fokus Angkat Sampah Endapan |
![]() |
---|
Lomba Balap Pompong, Upaya Tanjabbar Jambi Lestarikan Budaya dan Pamerkan Wisata Bahari |
![]() |
---|
Kabupaten Tanjabbar Jambi akan Gelar Lomba Balap Becak Hias pada 14 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Bupati Tanjabbar Jambi Turun Langsung Ikut Gotong Royong Bersama Warga |
![]() |
---|
Gasing Tradisional Jadi Daya Tarik di Perayaan HUT RI dan Hari Jadi Tanjabbar Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.