Jalan Nes Rusak Parah

Dinding Rumah Warga Jambi Retak Kena Dampak Proyek Tol Tempino-Pijoan, 5 Bulan Tunggu Jawaban

Aktivitas dua perusahaan vendor untuk pembangunan jalan Tol Jambi Seksi 4 atau Tol Tempino-Pijoan, mengakibatkan dinding rumah warga retak

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI/WIRA DANI DAMANIK
Dinding rumah warga Desa Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi, retak terdampak proyek Tol Seksi 4 ruas Tempino-Pijoan, Senin (30/12). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Aktivitas dua perusahaan yang merupakan vendor untuk pembangunan jalan Tol Jambi Seksi 4 atau Tol Tempino-Pijoan, mengakibatkan beberapa rumah warga retak di Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jaluko, Kabupaten Muaro Jambi.

Dua perusahan vendor material tol Jambi, yakni PT Super Beton Prima (SBP) dan PT Agung Beton Persada Utama, beroperasi di RT 04, Desa Simpang Sungai Duren.

Asmadi, warga yang terdampak proyek, menjelaskan persoalan rumah retak tersebut sudah berlangsung sekitar lima bulan.

Namun, hingga saat ini belum ada perbaikan terhadap ruma-rumah yang retak tersebut.

Rumah Asmadi persis berada di depan PT SBP.

Dia menegaskan persoalan rumah retak tersebut tidak ditimbulkan oleh aktivitas Hutama Karya Infrastruktur (HKI) selaku pelaksana pembangunan proyek tol.

"Bukan, ini dari pihak ketiga mereka atau vendor. Itu terjadi waktu awal pembukaan lahan. Jadi mereka pakai alat berat vibro yang bekerja dengan getaran tinggi. Itu sangat terasa getarannya dan jadinya rumah ini mengalami keretakan," kata Asmadi, kepada Tribun, Senin (30/12/2024).

Asmadi mengatakan persoalan tersebut telah dilaporkan kepada anggota DPRD dan dimediasi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi. 

Dalam poin kesepakatan dituangkan beberapa keputusan bersama di mana salah satunya menyoal rumah warga yang retak.

Tetapi, menurut Asmadi, dari tiga poin keputusan itu, tidak ada yang dilaksanakan oleh pihak perusahaan.

"Jadi sempat ada pembicaraan soal rumah retak dan diinventarisir semuanya, tetapi setelah dihitung perusahaan mengatakan terlalu mahal. Kemudian kami minta agar perusahaan yang mencari tukang, tapi tidak ada juga perbaikan," ungkapnya.

Senada, warga lainnya, Jamaludin mengungkapkan rumahnya yang mengalami retak disebabkan aktivitas PT Agung Beton Persada Utama yang persis di depan rumahnya.

Dia mengatakan warga-warga telah mengingatkan sejak awal agar getaran dari alat berat perusahaan dikurangi, namun tak didengar oleh perusahaan.

"Sudah diperingatkan, jangan terlampau kuat gas itu, tapi enggak peduli juga mereka. Kuat getarannya makanya sampai belah itu," katanya.

Tak hanya keretakan rumah, Jamaludin mengatakan rumahnya juga digenangi air dan lumpur karena aktivitas perusahaan.

"Jadi lumpur perusahaan itu masuk ke rumah, sejak saya protes baru ada perbaikan," katanya.

Warga lainnya, Sonia ikut bersuara bahwa rumahnya juga ikut terdampak.

Rumahnya mengalami keretakan dan dia menyebut getaran dari alat berat tersebut sangat terasa.

"Harapannya rumah retak ini bisa diganti rugi," katanya.

Kondisi rumah warga Desa Simpang Sungai Duren retak akibta aktivitas vendor pembangunan jalan tol Jambi.
Kondisi rumah warga Desa Simpang Sungai Duren retak akibta aktivitas vendor pembangunan jalan tol Jambi. (Tribunjambi.com/Wira Dani Damanik)

Pantauan Tribun Jambi, lokasi PT SBP dan PT Agung Beton Persada Utama berdekatan.

Rumah-rumah yang mengalami retak adalah rumah yang berada di depan lokasi perusahaan vendor material jalan tol tersebut. 

Awalnya, keretakan rumah warga ini diungkapkan oleh Kepala Desa Simpang Sungai Duren, Yusnadi.

Dia menerangkan ada sekitar 8-10 rumah warganya yang terdampak.

"Sekitar 8 sampai 10 rumah di RT 04 itu mengalami retak," katanya.

Andi Lim, selaku pihak PT SBP enggan dikonfirmasi terkait persoalan tersebut. Andi mengatakan persoalan itu sebelumnya sudah pernah dibicarakan. Namun ia tak menjelaskan sejauh mana penyelesaian dari pihak perusahaannya.

"Setau sy pada saat bbrp bulan lalu sudah ada pembicaraan dan clear antara masing" perusahaan dan warga..untuk lbh jelas bisa dgn humas kami di jambi,pak eben pic disana".

Demikian tulis Andi Lim via aplikasi WhatsApp. 

Sementara itu, pihak PT Agung Beton Persada Utama saat dikonfirmasi belum merespons hingga berita ini ditayangkan.

Sebelumnya, Kepala Desa Simpang Sungai Duren, Yusnadi, menuturkan masyarakat menjadi susah beraktivitas karena jalan rusak parah, ditambah debu akibat aktivitas kendaraan.

Sebelum proyek tol ada, jalan yang berstatus jalan provinsi itu masih layak dilalui.

Kini, kondisinya rusak parah karena intensitas mobil proyek tol bermuatan berat yang melintas sangat tinggi.

"Ini kan jalan provinsi, yang bisanya dilalui mobil kapasitas 8 ton. Sementara mobil proyek itu saya perkirakan mencapai 40 ton, sehingga jalan rusak parah," kata Yusnadi, saat ditemui di kantornya, Jumat (27/12).

Dia mengungkapkan banyak warga yang menyampaikan keluhan kepadanya.

Bahkan, beberapa rumah warga pun terdampak akibat kendaraan besar proyek tersebut. 

"Ada sekitar 12 rumah yang mengalami retak di RT 04, karena aktivitas mobil proyek itu. Rumah-rumah itu berada di pinggir jalan," ungkapnya.

"Selain itu, warga juga terdampak debu dan jalan rusak, berlubang apalagi musim hujan," kata Yusnadi.

"Warga makan debu. Itulah," lanjutnya.

Belum Direspons

Yusnadi mengatakan pihaknya telah berupaya berkoordinasi dengan pihak Hutama Karya Infrastruktur (HKI) sebagai pelaksana pembangunan proyek Tol Tempino-Pijoan. 

"Selain itu sudah ke anggota dewan kabupaten, provinsi dan DPR RI. Tapi di lapangan belum ada perubahan," katanya.

Pantauan Tribun Jambi, jalan yang dilalui kendaraan proyek tol itu mengalami rusak parah.

Selain banyak lubang jalan, ada juga keretakan akibat mobil bermuatan berat.

Jalan rusak terdampak proyek Tol Tempino-Nes. Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, mengeluh karena jalan rusak yang ditimbulkan aktivitas mobil proyek jalan Tol Tempino-Nes.
Jalan rusak terdampak proyek Tol Tempino-Nes. Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren, Kecamatan Jambi Luar Kota, Muaro Jambi, mengeluh karena jalan rusak yang ditimbulkan aktivitas mobil proyek jalan Tol Tempino-Nes. (TRIBUN JAMBI/WIRA DANI DAMANIK)

Di lokasi tersebut, warga menumpahkan keluhannya. Ada poster warna merah putih bertuliskan keluhan, bunyinya 'Tolong Perhatikan Masyarakat".

Di jalan yang mengalami rusak parah, terdapat pihak HKI yang sedang bekerja memperbaiki jalan menggunakan sebuah alat berat.

Yusnadi mengatakan telah menyampaikan keluhan warganya kepada anggota DPR RI, DPRD Provinsi Jambi dan DPRD Muaro Jambi. Selain itu, Yusnadi juga menyampaikan persoalan tersebut kepada pihak pelaksana proyek.

"Tapi kita lihat di lapangan belum ada perubahan," ucapnya.

HKI Membantah

Sementara itu, Humas Hutama Karya Infrastruktur (HKI), Fauzi, membantah rumah warga tersebut retak akibat mobilisasi angkutan proyek.

Fauzi mengatakan pihaknya telah mengecek secara langsung rumah warga yang disebut retak akibat proyek tol.

"Itu sudah terkonfirmasi, itu kan dari Pak Muksin dan Pak Asnadi. Kita jumpai ke sana. Itu di depan SPB, jadi retak itu diakibatkan retak fibro SPB, bukan karena mobil muatan," katanya.

Fauzi mengatakan pihaknya berkomitmen dan selalu menginstuksikan jajarannya untuk selalu responsif terhadap penanganan kerusakan yang diakibatkan armada menuju proyek tol.

"26 Desember HKi kembali menyisir dan memulai kembali perbaikan Jalan Nes yang mengalami kerusakan, kemudian pemasangan rambu, dan alat berat dan beberapa material untuk perbaikan jalan," katanya. 

HKI Perbaiki Berkala Spot Rusak

PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) selaku pelaksana pembangunan jalan Tol Seksi 4 Jambi atau tol Tempino-Pijoan, mengklaim telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Jambi terkait penggunaan Jalan Nes untuk angkutan material tol.

Project Manager PT HKI Proyek Jalan Tol Betung-Jambi Seksi 4, Dony Afi Hardono, mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Provinsi Jambi untuk menggunakan Jalan Nes pengangkutan material pembangunan tol.

"HK telah berkoordinasi dengan pihak terkait dalam penggunaan Jalan Nes sebagai akses material kebutuhan proyek," katanya, Senin (30/12).

Dony mengatakan Jalan Nes berstatus jalan provinsi merupakan akses satu-satunya dalam pengangkutan material menuju area proyek jalan tol.

Jalan Simpang Sungai Duren rusak akibat proyek Tol Jambi Seksi 4.
Jalan Simpang Sungai Duren rusak akibat proyek Tol Jambi Seksi 4. (Tribunjambi/Wira)

Sehingga pihaknya sejak awal langsung berkoordinasi dengan Bidang Bina Marga Dinas PUPR Provinsi Jambi selaku pihak berwenang atas jalan tersebut. 

Dia juga menegaskan pihaknya berkomitmen untuk melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat aktivitas armada angkutan material proyek.

"Terkait perbaikan jalan yang rusak akibat angkutan material proyek, akan diperbaiki secara berkala sesuai spot-spot yang mengalami kerusakan," ujarnya.

Dony mengatakan perbaikan jalan merupakan bentuk tanggung jawab, sekaligus bukti bahwa HKI merespons keluhan masyarakat. 

"Kita juga melakukan penyiraman setiap hari. Satu hari itu bisa sampai empat kali penyiraman agar jalan tersebut tidak berdebu," katanya. (wira dani damanik)

Baca juga: Kalender 2025 Lengkap dengan 17 Libur Nasional dan 10 Cuti Bersama Januari-Desember

Baca juga: Wisata Danau Kaco Ditutup Sementara, Diduga Ada Harimau Berkeliaran di Jalur Tracking

 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved