Advertorial
BKKBN Jambi Gelar FGD: Komitmen Bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jambi
Turunnya angka prevalensi stunting menjadi 13,5% merupakan pencapaian luar biasa yang tidak hanya berdampak pada kualitas hidup anak-anak di Jambi
TRIBUNJAMBI.COM - Dalam upaya mendukung percepatan penurunan stunting di Indonesia, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Monitoring dan Evaluasi Kinerja Satuan Tugas (SATGAS) Stunting”. Selasa (24/12/24).
Acara yang berlangsung di Sky M Coffee and Space, Gedung MCC Telanaipura, Jambi, ini menjadi momen refleksi penting untuk meninjau capaian kinerja SATGAS selama periode 2022 hingga 2024.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, yang diwakili oleh Islakhiyah, S.Pd., MA., Ketua Tim Kerja HUBALILA.
Dalam sambutannya, Islakhiyah menekankan bahwa keberhasilan penurunan stunting memerlukan kolaborasi lintas sektor, sinergi kebijakan, dan evaluasi rutin yang berbasis data.
“Stunting adalah tantangan yang membutuhkan komitmen bersama. Kita tidak hanya bicara angka, tapi juga kualitas generasi penerus bangsa. Dengan kolaborasi dan evaluasi yang terarah, target penurunan stunting bisa tercapai secara berkelanjutan,” ujar Islakhiyah.
Kegiatan ini diawali dengan paparan hasil kerja SATGAS Stunting, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, yang diwakili oleh tim Technical Assistant (TA). Para peserta memanfaatkan sesi ini untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan pencapaian yang telah diraih selama periode 2022–2024. Paparan mencakup berbagai program strategis, seperti edukasi gizi, pendampingan keluarga, dan pemantauan pertumbuhan anak di daerah prioritas.
Salah satu keberhasilan yang menonjol adalah turunnya prevalensi stunting di Provinsi Jambi menjadi 13,5 persen pada tahun 2024, menjadikan Jambi sebagai provinsi dengan capaian terbaik kedua secara nasional. Hal ini mencerminkan dedikasi seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan mitra kerja.
Sebagai reviewer profesional, Novia Susianti, S.KM., M.Biomed., dari Badan Riset Nasional, dan Ade Irawansyah, S.H., M.H., dari BAPPEDA Provinsi Jambi, memberikan tinjauan mendalam.
Mereka menyoroti pentingnya penguatan strategi berbasis data serta keberlanjutan program dalam menghadapi tantangan baru.
“Hasil kerja SATGAS selama ini sangat positif, tetapi perlu diperhatikan bahwa inovasi harus terus berjalan agar keberhasilan ini tidak hanya bersifat sementara. Langkah selanjutnya adalah memperkuat monitoring di tingkat komunitas dan memperluas cakupan program di daerah-daerah terpencil,” ujar Novia.
Diskusi FGD ini juga menjadi ajang bagi seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan langkah strategis ke depan.
Beberapa agenda yang disepakati meliputi:
1. Penguatan Koordinasi Lintas Sektor: Memastikan sinergi antara dinas kesehatan, pendidikan, dan sosial di semua tingkat pemerintahan.
2. Peningkatan Kapasitas TA: Memberikan pelatihan lanjutan bagi Technical Assistant agar mampu menghadapi tantangan lapangan.
3. Penyebarluasan Program Edukasi Gizi: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola asuh, sanitasi, dan asupan gizi seimbang untuk anak.