Advertorial

Meningkatkan Cukai Rokok: Antara Upaya Pengurangan Merokok dan Tanggung Jawab Sosial

Di banyak negara, termasuk Indonesia, rokok adalah salah satu penyumbang besar terhadap berbagai masalah kesehatan masyarakat. 

Editor: Tommy Kurniawan
ist
Meningkatkan Cukai Rokok: Antara Upaya Pengurangan Merokok dan Tanggung Jawab Sosial 

Di Indonesia, pada tahun 2023 penerimaan negara dari cukai rokok hasil tembakau mencapai 218 triliun atau sekitar 10 ?ri total penerimaan negara.

Banyak petani tembakau yang bergantung pada permintaan rokok untuk kehidupan mereka.

 Jika konsumsi rokok turun drastis akibat kenaikan harga, maka petani tembakau dan pekerja di pabrik rokok bisa kehilangan mata pencaharian.

Selain itu, kenaikan cukai rokok berisiko memperburuk kemiskinan bagi beberapa kelompok masyarakat berpenghasilan rendah.

Rokok sering kali menjadi barang yang dianggap "terjangkau" bagi banyak orang, terutama yang tinggal di daerah-daerah dengan tingkat kesejahteraan rendah.

Meski demikian, bagi mereka yang sudah kecanduan, kenaikan harga rokok bisa membuat mereka terpaksa mengorbankan pengeluaran untuk kebutuhan pokok lainnya, seperti makanan atau pendidikan anak.

Selain itu, dampak lain dari kebijakan ini adalah meningkatnya peredaran rokok ilegal. Ditjen Bea dan Cukai diharapkan dapat meningkatkan frekuensi penindakan terhadap rokok illegal agar dapat menurunkan konsumsi rokok rumah tangga secara signifikan.

Apabila frekuensi penindakan ditingkatkan maka penurunan konsumsi ini bisa terjadi karena Masyarakat tidak memiliki alternatif pengganti rokok illegal yang naik harganya.

Ketika harga rokok legal melonjak tinggi akibat cukai, banyak perokok yang beralih ke pasar gelap untuk membeli rokok ilegal yang jauh lebih murah.

Hal ini justru mengancam perekonomian negara dan memperburuk situasi kesehatan masyarakat, karena rokok ilegal biasanya tidak terjamin kualitasnya dan berpotensi mengandung bahan berbahaya.

Tanggung Jawab Sosial dalam Meningkatkan Cukai Rokok

Meskipun meningkatkan cukai rokok dapat mengurangi konsumsi, kita harus ingat bahwa masalah merokok bukan hanya soal harga.

Masalah ini juga terkait dengan kebiasaan sosial, kebiasaan keluarga, dan faktor-faktor psikologis lainnya.

Oleh karena itu, pemerintah perlu memperhatikan dampak sosial yang lebih luas dari kebijakan ini.

Sebagai contoh, alokasi dana dari hasil cukai rokok sebaiknya digunakan untuk mendukung program-program penghentian merokok dan memberikan dukungan kepada mereka yang ingin berhenti.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved