Human Interest Story

Perahu Tambangan Penyeberangan Tradisional di Dermaga Kuala Indah-Sungai Gebar Tanjab Barat Jambi

Tradisional, mungkin kata yang pas untuk menggambarkan transportasi penyeberangan yang ada di Dermaga Kuala Indah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jamb

Penulis: Abdullah Usman | Editor: Suci Rahayu PK
Tribunjambi.com/Abdullah Usman
Perahu tambangan, transportasi penyeberangan yang ada di Dermaga Kuala Indah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, KUALATUNGKAL - Tradisional, mungkin kata yang pas untuk menggambarkan transportasi penyeberangan yang ada di Dermaga Kuala Indah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi.

Sebuah perahu dengan ukuran cukup besar, sekilas lebih mirip dengan desain kapal tongkang yang biasa dijumpai di perairan Sungai Batanghari untuk pengangkut batubara. 

Namun masyarakat sekitar menyebutnya dengan perahu tambangan, dimana dalam pengoperasian perahu tersebut masih menggunakan alat tradisional dengan cara di dayung.

Terdapat 2 perahu yang berada di di Dermaga Kuala Indah tersebut, perahu tersebut melayani penyeberangan orang dan motor dari Dermaga Kuala Indah tujuan Sungai Gebar. 

Dengan lebar sungai saat permukaan air pasang mencapai 20 meter lebih, ditambah arus yang cukup deras, namun hal tersebut tidak menjadi kendala bagi para nahkoda perahu yang cekatan mendayung perahu mereka dengan muatan 4-6 kendaraan sepeda motor yang mereka angkut. 

Sejatinya, transportasi manual ini sudah aja sejak puluhan tahun lalu dan masih dipertahankan masyarakat sekitar. Selain menjadi sumber pendapatan masyarakat juga menjadi andalan bagi masyarakat yang keseharian harus melintas antar desa yang dipisahkan oleh Sungai Gebar.  

Baca juga: Pernah Ditinggal Kala Susah, Zumi Zola Harapkan Susah Senang Bersama Putri Zulhas

Baca juga: Kronologi Kadispora Sungai Penuh Pingsan Setelah 9 Jam Diperiksa Jaksa, Tubuh DIpasang Alat Deteksi

Dengan mengeluarkan biaya Rp 10-15 ribu sekali penyeberangan, hal tersebut tidak begitu memberatkan bagi warga sekitar. Jika harus menempuh jalur darat yang memakan waktu dan jarak yang lebih lama. 

Dalam pengoperasian penyeberangan ini terdapat dua perahu yang selalu beroperasi 24 jam. Yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyeberang kapanpun mereka ingin menyeberang. 

Dikatakan M Jamil, satu dari anggota kru penyeberangan Dermaga Kuala Indah Jumat (13/12/2024) menuturkan, dalam pengelolaan penyeberangan ini ada dua kelompok terdiri dari 2 perahu berbeda. 

Kelompok pertama dari masyarakat Kuala Indah dan kelompok satunya dari masyarakat seberang atau Sungai Gebar. 

“Kalo kami termasuk di kelompok Kuala Indah, kami memiliki anggota kru sebanyak 200 orang. Dimana setiap harinya kami bergantian mengoperasikan perahu ini (Sistem Shift),” ujarnya. 

Berbeda dengan kelompok seberang, kru kapal tidak berubah-ubah.

Keberadaan penyeberangan tradisional ini sendiri dapat dikatakan sudah turun temurun, sejak dirinya kecil aktifitas seperti ini sudah terjadi bahkan hingga saat ini di usianya yang menginjak 34 tahun. 

“Saat itu penyeberangan masih di harga Rp. 200 rupiah untuk sepeda, hingga sekarang Rp. 15 ribu, sudah lama berati kan, “ jelasnya. 

Masyarakat berharap, kedepan untuk akses menuju dermaga ini bisa diperbaiki lagi terutama saat musim air pasang seperti saat ini sedikit kesulitan bagi para penumpang. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved