Berita Tebo

Ikuti Pertemuan COP-29 PBB di Azerbaijan, Pelajar SMAN 2 Tebo Disambut Sekda Provinsi Jambi

dua pelajar SMAN 2 Kabupaten Tebo, Qurrota A’yun Nur Ramadhani dan Nasywa Adivia Wardana mengikuti pertemuan iklim PBB, (COP) UNCCC ke 29 di Baku.

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rohmayana
ist
Ikuti Pertemuan COP-29 PBB di Azerbaijan, Pelajar SMAN 2 Tebo Disambut Sekda Provinsi Jambi 

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Setelah mengikuti pertemuan iklim PBB, Conference of Parties (COP) UNFCCC ke 29 di Baku, Azerbaijan, dua pelajar SMAN 2 Kabupaten Tebo, Qurrota A’yun Nur Ramadhani dan Nasywa Adivia Wardana disambut oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Propinsi Jambi, Sudirman, di rumah dinasnya di Kota Jambi, 28/11/2024.

A’yun dan Nasywa berangkat bersama dari Baku, Azerbaijan pada 26/11/2024. Setelah melewati transit di Dubai dan Jakarta, akhirya mereka tiba di Kota Jambi, Kamis lalu.

Sudirman mengaku bangga dan gembira mendengar kabar tentang keterlibatan A’yun dan Nasywa dalam pertemuan yang melibatkan para stake holder internasional  dalam merumuskan kebijakan-kebijakan iklim dunia tersebut. 

“Saya selaku Sekda Propinsi Jambi, menerima Srikandi-srikandi, anak-anak negeri dari Jambi yang sudah berjasa banyak memperjuangkan lingkungan agar tetap bersih, asri dan juga indah,” kata Sudirman.

Mantan Pjs Gubernur Propinsi Jambi itu mengakui kiprah A’yun dan Nasywa adalah sesuatu yang luar biasa.

Pada pertemuan tersebut, Sudirman menghimbau agar perjuangan A’yun dan Nasywa dapat menjadi contoh bagi anak-anak muda lainnya untuk senantiasa memberikan karya-karya terbaik untuk Jambi dan Indonesia.

“Anak-anakku sekalian, contoh kedua anak ini, agar anak-anak ikut berpartisipasi menjaga lingkungan tetap sehat, dan terus memberikan karya terbaik bagi negeri tercinta, untuk Propinsi Jambi dan untuk Indonesia,” himbau Sudirman.

Baca juga: Pj Bupati Tebo Apresiasi Pilkada Serentak 2024 Kondusif, Fokus Proses Pleno

Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Tebo Periode 29 November-5 Desember Mengalami Penurunan

Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut digunakan oleh A’yun dan Nasywa menyampaikan pengalaman dan pelajaran berharga selama mereka di Baku.

Menurut A’yun, Indonesia mengalamai ketertinggalan dari negara-negara lain. Mereka aktif membangun kesadaran pelajar untuk peduli terhadap lingkungan.

“Di Jepang, mereka membuat kurikulum biodiversitas untuk sekolah-sekolah. Bahkan di COP 29 kemaren sempat hadir anak-anak usia enam hingga tujuh tahun dari Tiongkok. Mereka juga menyampaikan harapannya kepada publik internasional agar tidak merusak lingkungan,” tutur A’yun.

Sejalan dengan A’yun, Nasywa menyampaikan kepada Sekda tentang peranan generasi muda agar terlibat dalam upaya-upaya pemulihan dan penjagaan lingkungan sejak dini. 

Nasywa meminta semua pihak mendorong dan memberi dukungan penuh. Menjadikan sekolah tempat ia belajar dan sekolah-sekolah lainnya sebagai pintu gerbang untuk menanamkan pendidikan lingkungan bagi generasi muda saat ini.

“Sekolah kami agar dibantu menjadi contoh penanganan krisis iklim. Harus ada dukungan pemerintah dalam menjadikan sekolah sebagai gerbang pengetahuan iklim, terutama mengkoordinasikan dengan istansi-instansi terkait seperti dinas lingkungan hidup, dinas pendidikan, sekolah-sekolah, hingga dukungan berupa anggaran yang cukup,” tegas Nasywa.

Baca juga: Sempat Kesulitan Air Bersih, Warga SAD di Tebo Merasa Bersyukur adanya Pamsimas di Wilayahnya

Nasywa berujar bahwa mereka hanya segelintir anak muda dari Indonesia yang bersekempatan terlibat dalam COP-29, melihat langsung bagaimana pembuatan keputusan dan kebijakan iklim internasional begitu rumit.

Setiap pihak mempertahankan kepentingannya masing-masing.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved