Pilkada 2024
Perjalanan 31 Jam Demi Suara: Kisah Heroik Tim Logistik Pilkada ke Kampung Terpencil di Papua Barat
Teluk Wondama, Papua Barat – Perjalanan ke TPS terjauh di Kabupaten Teluk Wondama bukanlah sekadar tugas, melainkan perjuangan yang sarat makna.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Pilkada 2024.
TRIBUNJAMBI.COM - Teluk Wondama, Papua Barat – Perjalanan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) terjauh di Kabupaten Teluk Wondama bukanlah sekadar tugas, melainkan perjuangan yang sarat makna.
Tim distribusi logistik Pilkada harus menempuh perjalanan berat selama 31 jam dengan berjalan kaki demi memastikan suara warga Kampung Oyaa, Distrik Naikere, tersalurkan.
“Ini perjalanan yang luar biasa. Tim telah tiba dengan selamat, begitu pula logistik Pilkada yang dibawa dalam kondisi baik,” ujar Ketua KPU Teluk Wondama, Yustinus Rumabur, Senin (25/11/2024).
Perjalanan Berat ke Kampung Terpencil
Kampung Oyaa bukan TPS biasa. Lokasinya yang terpencil dan akses yang sulit menjadikannya TPS termahal sekaligus terjauh di Teluk Wondama.
Tim distribusi yang terdiri dari 17 orang—termasuk anggota TNI-Polri, Panwas, kepala kampung, dan masyarakat—memulai perjalanan dari titik transit di Inaura.
Selama dua hari penuh, mereka harus menyusuri hutan, melewati sungai, dan melintasi medan yang sulit.
“Mereka berjalan tanpa henti selama 31 jam lebih. Berbagai rintangan, seperti hujan dan jalur licin, berhasil mereka lalui,” tambah Yustinus.
Baca juga: Asisten I Setda Pemkab Batanghari Hadiri Pemusnahan Surat Suara Rusak untuk Pilkada
Baca juga: Kapan Pertama Kali OPM atau KKB Papua Deklarasi? 1 Desember Diperingati Apa? Ini Urutannya
Kompak Demi Demokrasi
Dalam rombongan tersebut, beberapa warga juga turut serta.
Mereka membawa logistik Pilkada, yang terdiri dari tiga kotak, termasuk surat suara untuk pemilihan Gubernur dan Bupati, tinta, serta bilik suara.
Untuk memastikan barang-barang tersebut tidak rusak, kotak-kotak itu dilapisi bahan tahan air.
“Tim bekerja dengan penuh komitmen. Kita buat kotak kedap air untuk memastikan surat suara aman sampai di tujuan,” jelas Yustinus.
Kisah Dibalik Perjalanan
Tidak hanya logistik Pilkada yang menjadi perhatian, beberapa warga juga memanfaatkan perjalanan ini untuk membawa kebutuhan bangunan gereja.
Bagi mereka, perjalanan ini bukan hanya soal pemilu, tetapi juga bentuk gotong royong dan solidaritas.
Baca juga: Penampakan Logistik Pilkada untuk 7 Kecamatan di Tebo, Pakai Penutup Khusus
“Ini perjalanan panjang, tapi semangat bersama membuat kami kuat,” kata salah satu kepala suku yang turut serta.
Semangat Demokrasi di Pelosok Negeri
Perjalanan panjang dan penuh perjuangan ini adalah bukti bahwa semangat demokrasi menyentuh setiap sudut negeri, termasuk Kampung Oyaa yang berada jauh dari keramaian.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap suara dihargai, walaupun harus melalui perjuangan yang tidak mudah,” tutup Yustinus.
Kisah ini menjadi pengingat betapa pentingnya peran semua pihak dalam menyukseskan pemilu, terutama di daerah terpencil yang penuh tantangan.
Di balik setiap suara yang tercatat, ada perjuangan yang tidak pernah terlihat.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Artikel ini diolah dari Tribunpapuabarat.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.