Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 22 November 2024 - Hutang Kasih Kepada Tuhan

Bacaan ayat: Roma 13:8 (TB)  Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasi

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 22 November 2024 - Hutang Kasih Kepada Tuhan

Bacaan ayat: Roma 13:8 (TB)  Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa pun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Hutang piutang dalam kehidupan sosial ialah hal yang lumrah terjadi. Paling umum seseorang berhutang demi mencukupi kebutuhkan hidup yang mendesak.

Namun hari ini, ada lebih banyak penyebab seseorang berhutang. Beberapa orang berhutang demi pengembangan usaha. Tentu dengan nilai yang tidak sedikit. 

Harapannya saat usahanya maju maka hutang akan bisa dilunaskan. Sayangnya, ada orang berhutang demi gaya hidup. 

Tanpa tahu cara mengembalikan, seseorang bisa berhutang hanya demi dinilai baik oleh orang lain. Sangat disayangkan jika ini terjadi! Anehnya, ada juga berhutang dijadikan cara bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Istilah 'gali lubang tutup lubang', menjadi gambaran tepat untuk menggambarkannya. Apapun alasan berhutang, yang pasti hutang hanya akan selesai ketika dibayar. 

Maka lunaslah hutangnya. 

Paulus memberikan nasihat agar jangan berhutang, dengan maksud jika ada yang berhutang, harus dilunaskan.

 Namun berbeda dalam hal iman: orang percaya berhutang kasih kepada Allah, dan itu tidak mungkin dilunaskan!

 Itu sebabnya, orang percaya setiap hari dituntut untuk terus membayar hutang tersebut, sampai Sang Pemberian Hutang Kasih berkata, "Cukup...!", dan dipanggil-Nya.

Dalam hal ini, karena hutangnya adalah hutang kasih, maka cara membayarnya harus dengan kasih. Setiap hari harus hidup dalam kasih. Ini menjadi konsekuensi logis ketika seseorang memilih untuk percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 

Jika pada umumnya orang berbuat kasih demi mendapatkan imbalan, orang percaya justru berbuat kasih sebagai upaya untuk membayar hutang kasih.

Maka benar ketika Yohanes menulis, "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita."

Allah telah terlebih dahulu mengasihi kita. Karena begitu besarnya kasih Allah kepada kita, maka jika kasih itu oleh Paulus disebut sebagai hutang, maka setiap hari kita harus membayar angsuran kredit kasih Allah tesebut. 

Bersyukurlah jika masih ada waktu yang sisa bagi kita untuk membayar hutang kasih Allah. Jadikan ini sebagai motif agar bersemangat dalam melakukannya. 

Terlalu besar kasih Allah kepada kita, maka jangan pernah jemu untuk berbuat kasih. Warnai hari-hari dengan kasih. 

Tidak perlu menunggu dikasihi oleh orang lain, baru membalas kasih; sebaliknya proaktif lah dalam mengasihi. Belum terlambat untuk memulai mengasihi dengan tulus. Mulailah hari ini sekarang ini! Amin

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved