Berita Viral

Viral Puluhan Pekerja IKN Diserang Demam Berdarah, Terancam Pulang Kampung Semua

Geger kabar dari Ibu Kota Nusantara atau IKN puluhan pekerja banyak diserang Demama Berdarah Dengue alias DBD.

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Viral Puluhan Pekerja IKN Diserang Demam Berdarah, Terancam Pulang Kampung Semua 

"Kalau kita selama ini kita lihat dulu pasiennya, nanti dilakukan pemeriksaan laboratorium kalau keadaan positif ya, misalnya dalam keadaan lemah ya kita rawat, kalu memang misalkan ada perlu penambahan darah atau gimana otomatis bisanya kita rujuk," ujarnya.

Muhammad Rumadi mengatakan, pasien yang positif DBD diperiksa dengan fasilitas laboratorium. Ada alat pemeriksa juga yang namanya RTD Combo khusus untuk pemeriksaan DBD.

 “Di situ ada ns one dan penunjang IGM dan IGG nya itu jadi ada fungsi yang satu itu apabila panas atau demamnya di bawah 4 hari dia akan terbaca di ns one, kalau lebih dari 4 hari yang di IGM atau IGG itu akan terbaca positif,  itu ada garis dua, kalau satu berarti negatif," sambungnya.

 Ia menambahkan RSUD Sepaku belum memiliki fasilitas yang cukup atau masih banyak kekurangan namun pihak tetap akan memisahkan para pasien yang yang dikategori dapat menular.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, dr. Jaya Mualimin juga membenarkan adanya tren peningkatan DBD di Kecamatan Sepaku, PPU.

Kendati demikian pihaknya mengapresiasi sebab Dinkes PPU telah melakukan penanganan dengan baik sehingga Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian karena DBD lebih rendah.

"Memang kasus terjangkit DBD meningkat. Tapi CFR-nya hanya 0,18 persen, di bawah 0,5 persen. Artinya penanganannya baik," kata dr. Jaya saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Jumat (1/11).

Namun ungkapnya, sebenarnya peningkatan DBD karena gigitan nyamuk aedes aegypti di sepanjang 2024 ini tidak hanya terjadi di PPU, melainkan se-Kalimantan Timur.

Dinkes Kaltim mencatat, sepanjang 2023 lalu terjadi 6.000 kasus DBD.  Namun tahun ini, baru memasuki November kasus DBD di 2024 sudah hampir menyentuh angka 8.000.

"Tapi kita berhasil menurunkan CFR-nya (tingkat kematian karena DBD). Tahun lalu (2023) 0,38 persen. Tahun ini kita bisa tekan sampai 0,23 persen. Semoga tidak meningkat lagi," ungkapnya.

Menurut dr Jaya Mualimin pemicu DBD karena musim bahwa sepanjang 2024 ini Kaltim dilanda curah hujan yang cukup tinggi.

Hal itu memberi ruang bagi nyamuk dengan ciri khas corak hitam putih itu leluasa berkembang biak.

Terlebih terkhusus daerah PPU kini menjadi area pembangunan IKN yang memungkinkan cukup meningkatnya tempat bertelur nyamuk aedes aegypti.

"Nyamuk pembawa virus dengue ini hanya membutuhkan 10-14 hari dari bertelur sampai menjadi dewasa.

Dengan musim penghujan yang belum berhenti dan pembangunan di IKN maka ruang berkembang biak mereka semakin terbuka," bebernya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved