Femalenial

Kisah Fannie, Atlet Jambi: Transformasi dari Rasa Benci Jadi Cinta dalam Dunia Angkat Besi

Di tengah sorotan dunia angkat besi Indonesia, nama Fannie Wahyu Agnie kini menjadi lambang keberanian dan ketekunan.

Ist/ Kolase Tribun Jambi
Di tengah sorotan dunia angkat besi Indonesia, nama Fannie Wahyu Agnie kini menjadi lambang keberanian dan ketekunan. Lahir pada 5 Januari 2005, mahasiswi Universitas Jambi ini awalnya tidak pernah membayangkan dirinya akan terjun ke olahraga angkat besi, apalagi menjadi salah satu atlet yang diperhitungkan. 

PON Aceh-Sumut.

TRIBUNJAMBI.COM - Di tengah sorotan dunia angkat besi Indonesia, nama Fannie Wahyu Agnie kini menjadi lambang keberanian dan ketekunan.

Lahir pada 5 Januari 2005, mahasiswi Universitas Jambi ini awalnya tidak pernah membayangkan dirinya akan terjun ke olahraga angkat besi, apalagi menjadi salah satu atlet yang diperhitungkan.

Fannie tumbuh dengan kesenangan sederhana dengan menonton film. Namun, seiring perjalanan waktu, kehidupannya berubah drastis saat ayahnya melihat potensi tersembunyi dalam dirinya.

“Saya sama sekali tidak menyukai angkat besi,” ujar Fannie, mengingat awal perjalanannya. 

“Olahraga ini terasa berat dan melelahkan. Tapi ayah saya melihat sesuatu yang saya sendiri tidak sadar.”

Dorongan dari sang ayah membuat Fannie akhirnya memutuskan untuk mencoba, meskipun dengan perasaan enggan. Kakaknya, yang juga terlibat dalam dunia olahraga, sedang menempuh pendidikan di pesantren. 

Ini membuat Fannie menjadi satu-satunya anggota keluarga yang harus melanjutkan jejak prestasi.

“Ayah saya memaksa saya untuk mencoba, dan meski dengan berat hati, saya tetap mencoba,” kenang Fannie.

Baca juga: Topan Satria Atlet Cabor Petanque Jambi Sumbang Emas di PON Aceh-Sumut 2024

Baca juga: PON XXI Aceh-Sumut: Tim Kurash Raih 3 Medali Perunggu, Atlet Jambi Kumpulkan 24 Medali

Namun, dari sebuah langkah yang penuh keraguan, lahir perubahan besar dalam hidupnya.

Ketika dia berhasil meraih kemenangan pertamanya, Fannie mulai melihat angkat besi dengan sudut pandang yang berbeda. 

Sejak saat itu, rasa benci yang dulu dia rasakan mulai berubah menjadi cinta. Kejuaraan demi kejuaraan berhasil ia taklukkan.

Pada tahun 2018, Fannie berhasil membawa pulang medali perunggu di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) antar PPLP di Bandung, serta di Poprov.

Tahun 2021 menjadi puncak kebangkitannya, dengan raihan enam medali emas di Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Senior di Bogor. 

“Itu adalah momen yang mengubah hidup saya. Saya tidak menyangka bisa mencapai titik ini,” kata Fannie dengan senyum bangga.

Prestasi gemilangnya terus berlanjut. Di Kejurprov 2022, Fannie meraih tiga medali emas, disusul dengan dua emas dan satu perak di Poprov 2023.

Pencapaian terbarunya, juara ketiga di PON Aceh-Sumut 2024, menegaskan posisinya sebagai salah satu atlet terkuat di kelas 64 kilogram putri.

Namun, jalan menuju puncak tidak selalu mudah. Menghadapi tantangan fisik dan akademik, Fannie harus mengatur waktunya dengan bijak.

Baca juga: PON Aceh-Sumut : Mutiara Borong 2 Emas Untuk Jambi dari Cabor Dayung

“Alhamdulillah, saya bisa mengatur waktu untuk ngerjain tugas sambil latihan, tapi kadang sampai begadang,” ungkapnya, berbagi tantangan sebagai mahasiswa dan atlet.

Selain itu, Fannie juga pernah mengalami cedera serius di pinggang setelah Prapon tahun lalu. Cedera tersebut memaksanya untuk beristirahat selama sebulan, namun dia tidak menyerah.

“Cedera adalah bagian dari perjalanan. Yang penting adalah bagaimana kita bangkit setelah jatuh,” ujarnya tegas.

Fannie memiliki moto hidup yang kuat:

“Jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba. Jatuh itu biasa, tapi berani bangkit itu luar biasa.”

Melalui perjuangannya, dia telah menjadi simbol tekad yang tak kenal lelah, dan menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah pada impian mereka.

Kini, Fannie terus mengasah keterampilannya, sembari menginspirasi banyak orang melalui media sosialnya.

Di balik perjuangannya, tersimpan pelajaran penting bahwa ketekunan dan keberanian untuk menghadapi ketidaknyamanan bisa mengubah rasa benci menjadi cinta, dan cinta itu dapat membawa seseorang menuju kesuksesan yang tak terduga. (rara khushshoh azahro)

NUKILAN

Nama : Fannie Wahyu Agnie

Tempat tanggal lahir : Jambi,5 Januari 2005

Pendidikan : Mahasiswi UNJA Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Hobi : Nonton film

Motto hidup :"jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba,jatuh itu biasa berani bangkit itu luarbiasa”

Sosial media :ig:fannie_agnie

Prestasi/ capaian/ portofolio :
1. Juara 3 PON aceh-sumut 2024 cabang olahraga angkat besi kelas 64kg putri
2. Kejurnas jakarta open 2018(3perak)
3. Kejurnas antar pplp tahun 2018,bandung (1 perunggu)
4. Poprov tahun 2018 (3 perunggu)
5. Liga pora opud 1 (perunggu)
6. Kejurnas antar pplp tahun 2019 lampung (3 perak)
7. Kejurnas angkat besi remaja dan senior 2021,bogor (6 emas)
8. Kejurprov 2022 (3 emas)
9. Kejurnas remaja dan junior ,yogyakarta(1 emas 3 perak 2 perunggu)
10. Kejurnas senior 2022, bogor (1 emas 2 perunggu)
11. Poprov 2023 (2 emas 1 perak)

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Polisi Ungkap Identitas 3 Penumpang Travel Matnur yang Tewas di Bayung: Warga Lampung, Jambi, Sumsel

Baca juga: Viral Pemuda Asal Jambi Naik Motor Supra X dari Jambi ke Lombok selama 2 Bulan

Baca juga: BKPSDM Tebo Catat Jumlah ASN Pensiun Capai Seratusan Tahun Ini, Mayoritas Guru

Baca juga: Gerindra Tebo Segera Pecat Taufiq Akibat Berseberangan dengan Pilihan Partai di Pilkada

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved