Berita Jambi
Fannie Wahyu Agnie: Perjalanan Inspiratif dari Keraguan Menjadi Juara Angkat Besi
Nama Fannie Wahyu Agnie kini menjadi simbol keberanian dan ketekunan di dunia angkat besi Indonesia.
Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Nama Fannie Wahyu Agnie kini menjadi simbol keberanian dan ketekunan di dunia angkat besi Indonesia.
Lahir di Jambi pada 5 Januari 2005, Fannie, yang saat ini berstatus mahasiswi Universitas Jambi, tidak pernah membayangkan akan terjun ke dunia angkat besi. Sejak kecil, hobinya adalah menonton film, aktivitas yang masih ia nikmati hingga kini.
Namun, kisah Fannie dalam olahraga angkat besi adalah tentang perubahan yang penuh inspirasi. Awalnya, Fannie tidak tertarik dengan olahraga berat ini. Ia merasa olahraga tersebut terlalu berat dan melelahkan.
Dorongan kuat datang dari sang ayah, yang melihat potensi pada diri Fannie setelah mendengar prestasi tetangga mereka di cabang olahraga ini. Meskipun dengan enggan, Fannie mulai berlatih. Kakaknya, yang juga aktif di bidang olahraga, sedang menempuh pendidikan di pesantren, sehingga Fannie yang akhirnya maju mewakili keluarga.
"Awalnya saya menolak, tapi dengan berat hati, saya tetap mencoba," ujarnya mengenang awal kariernya.
Transformasi Fannie dimulai ketika ia meraih kemenangan pertamanya. Sejak saat itu, pandangannya terhadap angkat besi berubah. Kesuksesan demi kesuksesan mulai mengalir.
Pada 2018, Fannie meraih perunggu di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) antar-PPLP di Bandung dan di Pekan Olahraga Provinsi (Poprov). Puncak prestasinya terjadi pada 2021 ketika ia berhasil membawa pulang enam medali emas di Kejurnas Angkat Besi Remaja dan Senior di Bogor.
Tak berhenti di situ, Fannie kembali mencetak prestasi dengan meraih tiga medali emas di Kejurprov 2022 dan dua emas serta satu perak di Poprov 2023. Salah satu pencapaian terbarunya adalah meraih juara ketiga di Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumut 2024 di kelas 64 kilogram putri.
Meski berprestasi, Fannie dihadapkan pada tantangan mengatur waktu antara kuliah dan latihan. "Alhamdulillah, saya bisa mengatur waktu antara tugas dan latihan, meskipun kadang harus begadang," tuturnya.
Selain kesibukan akademik, Fannie juga pernah mengalami cedera pinggang setelah mengikuti Pra-PON tahun lalu. Cedera tersebut memaksanya beristirahat selama sebulan. Namun, Fannie tidak menyerah dan terus berusaha kembali ke performa terbaiknya.
Fannie Wahyu Agnie bukan sekadar atlet angkat besi berprestasi, tetapi juga simbol tekad dan keberanian. Dengan motto hidupnya, "Jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba, jatuh itu biasa, berani bangkit itu luar biasa," Fannie menginspirasi banyak orang untuk tidak menyerah dalam meraih mimpi.
Melalui perjuangannya, Fannie membuktikan bahwa sesuatu yang awalnya dibenci bisa menjadi cinta dan cita-cita, jika disertai dengan kerja keras dan ketekunan.
Profil Singkat
Nama: Fannie Wahyu Agnie
Tempat, Tanggal Lahir: Jambi, 5 Januari 2005
Pendidikan: Mahasiswi Universitas Jambi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Hobi: Menonton film
Motto: "Jangan katakan tidak bisa sebelum mencoba, jatuh itu biasa, berani bangkit itu luar biasa"
Sosial Media: Instagram: @fannie_agnie
Prestasi:
Lansia Kota Jambi Tunjukkan Semangat Kemerdekaan Lewat Lomba 17-an |
![]() |
---|
Hesti Haris Tinjau Pendidikan Anak SAD di Desa Hajran Batang Hari Jambi |
![]() |
---|
Warga Tersenyum Sumringah dan Bahagia, Hesti Haris Serahkan 17 Unit Bantuan Bedah Rumah |
![]() |
---|
Hesti Haris Serahkan 50 Unit Bantuan Bedah Rumah di Kota Jambi |
![]() |
---|
Satresnarkoba Polresta Jambi Tangkap WN, Amankan 7 Paket Sabu dari Kotak Rokok hingga Lipatan Baju |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.