Kisah Tak Terungkap di Balik Patung Maria Bunda Segala Suku dan Paus Fransiskus di Indonesia
Setelah mengakhiri doa, Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu memegang bagian bawah patung setinggi 180 Cm. Cerita di balik patung Maria Bunda
Dari cerita Gomas Harun, nama Maria - Bunda Segala Suku sebenarnya merupakan tema sebuah acara kebangsaan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda di Sendang Sono, Yogyakarta, Acara tersebut direncanakan pada Oktober 2010.
Acara ini diketuai oleh AM Putut Prabantoro – sebagai Ketua Pelaksana Gerakan Semangat Satu Bangsa – Ekayastra Unmada.
Namun acara Sumpah Pemuda di Sendang Sono, Yogyakarta itu, Gomas meneruskan ceritanya, akhirnya batal karena beberapa alasan. Salah satu alasan adalah adalah beberapa Uskup yang dihubungi menyatakan tidak dapat hadir mengingat sudah ada jadwal pertemuan para Uskup di Jakarta.
Oleh karena itu, acara peringatan hari Sumpah Pemuda itu dibatalkan oleh Putut Prabantoro.
Tetapi pada kenyataannya, pada 26 Oktober 2010, Gunung Merapi, Jawa Tengah, meletus hebat.
Kebetulankah?
Pengumuman pemenang sayembara lomba lukis, patung dan fotografi seharusnya dilakukan pada 30 Mei 2016 atau setahun setelah pembukaan resminya pada 30 Mei 2015.
Namun, dengan berbagai alasannya, pengumuman baru terjadi pada 22 Mei 2017, ketika Indonesia terpolarisasi berlatarbelakang agama ketika Pilkada DKI Jakarta berlangsung.
"Tidak ada suatu yang kebetulan. Mengapa lomba ini harus terundur dua tahun baru kita ketahui setelah kita memasuki masa sulit dalam membangun kerukunan karena toleransi menjadi masalah kehidupan berbangsa. Dan Maria Bunda Segala Suku adalah jawaban dan hadir ketika Indonesia berada pada masa suli seperti sekarang ini" ujar Mgr Suharyo, seperti yang ditirukan Gomas Harun, pencetus ide Lomba Seni Rupa, Patung dan Fotografi bertajuk "Maria – Bunda Segala Suku".
Berterima kasih
Kembali ke Misa Suci Agung di GBK, di akhir misa Paus Fransiskus menyampaikan ucapan terimakasih kepada sejumlah pihak.
Pertama-tama kepada Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, dan Ketua KWI Mgr Antonius Subianto Bunjamin.
“Terima kasih untuk semua yang melayani di negeri yang besar ini. Terimakasih kepada para biarawati. Brave donne. Perempuan-perempuan hebat,” tutur Paus Fransiskus yang disambut tepuk tangan gegap gempita ribuan umat.
Paus Fransiskus juga mengucapkan terima kasih kepada para religius dan relawan yangg mengungkapkan cinta istimewa kepada para lansia, kepada mereka yang sakit, dan semua yang mempersembahkan doa-doa mereka.
“Kunjungan saya hampir usai. Saya ingin mengungkapkan rasa sukacita yang besar dan terimakasih untuk keramahan yang luar biasa. Terimakasih bapak Presiden dan seluruh bangsa Indonesia,” kata Paus.
"Saudara-saudara dan saudari-saudariku, semoga Tuhan memberkati kalian dan membuat kalian tumbuh serta bertahan dalam kedamaian dan kasih persaudaraan!", imbuh Paus.
“Saya minta kepada saudara-saudara dan saudari-saudariku, ‘Fate chiasso, fate chiasso! Fate chiasso’!”, ujar Paus Fransiskus yang kembali disambut dengan tempik sorak membahana di GBK.
22 Tahun Silam Ternyata Paus Leo XIV Pernah ke Tanah Papua: Harapan Baru Umat Katolik Indonesia |
![]() |
---|
Daftar Nama 267 Paus Gereja Katolik Roma dari Abad ke Abad, Tahun 30 Masehi hingga Sekarang |
![]() |
---|
Live Streaming Pemakaman Faus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore Roma |
![]() |
---|
Daftar 4 Kandidat Pengganti Paus Fransiskus, Berasal dari Italia, Filipina, Kongo, Ghana |
![]() |
---|
Jadwal Susunan Acara Pemakaman Paus Fransiskus Resmi dari Kantor Pers Takhta Suci Vatikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.