Profil dan Biodata Tokoh

Sosok Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas yang Tewas pada Serangan Rudal Israel di Teheran

Kronologi tewasnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada serangan Israel di Ibu Kota Iran, Teheran. Pihak Hamas pada Rabu (31/7/2024) mengatakan, seranga

Editor: Suci Rahayu PK
AP/Adel Hana
Pemimpin Hamas Palestina Ismail Haniyeh 

Dia menjalin hubungan yang dekat dengan pemimpin spiritual kelompok tersebut, Sheikh Ahmed Yassin.

Haniyeh ditangkap otoritas Israel tahun 1988 dan dipenjara selama enam bulan karena partisipasinya dalam Intifada Pertama (pemberontakan melawan pendudukan Israel).

Dia ditangkap lagi tahun 1989 dan dipenjara sampai Israel mendeportasinya ke Lebanon selatan tahun 1992 bersama dengan sekitar 400 orang lainnya.

Haniyeh kembali ke Gaza tahun 1993 setelah ada Perjanjian Oslo. Sekembalinya ke sana, ia diangkat menjadi dekan di Universitas Islam.

Baca juga: Download Lagu MP3 Spesial DJ Remix dan DJ TikTok Terbaru 2024, Ada Jayjax hingga Mughita

Baca juga: Download Lagu MP3 Spesial Nella Kharisma dan Didi Kempot Full Album 2024, Ada Pamer Bojo dan Cidro

Karier Politik Ismail Haniyeh

Peran Ismail Haniyeh di Hamas bermula pada 1997, saat dia menjadi sekretaris Yassin.

Selanjutnya dia diangkat menjadi kepala kamtor spiritual Hamas, pengangkatan ini memperkuat posisinya.

Dia tetap menjadi orang kepercayaan Yasin hingga pemimpin spiritual Hamas itu tewas dibunuh Israel. Keduanya menjadi target upaya pembunuhan gagal Israel tahun 2003.

Yassin kemudian terbunuh beberapa bulan setelah itu.

Haniyeh ditunjuk sebagai perdana menteri Palestina tahun 2006 oleh Presiden Mahmoud Abbas, setelah Hamas memenangkan kursi terbanyak dalam pemilu nasional.

Namun dia diberhentikan setahun kemudian setelah Hamas menggulingkan Partai Fatah pimpinan Abbas dari Jalur Gaza dalam aksi kekerasan mematikan yang berlangsung selama seminggu.

Haniyeh menolak pemecatannya karena dianggap "inkonstitusional", dan menekankan bahwa pemerintahannya "tidak akan mengabaikan tanggung jawab nasionalnya terhadap rakyat Palestina", dan terus memerintah di Gaza.

Dia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas tahun 2017. Tahun 2018, Departemen Luar Negeri AS menetapkan Haniyeh sebagai teroris. Dia tinggal di Qatar selama beberapa tahun terakhir.

Selama bertahun-tahun, Haniyeh berpartisipasi dalam pembicaraan damai dengan mantan Presiden AS, Jimmy Carter, dan bertemu dengan para pemimpin dunia lainnya termasuk Emir Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, dan diplomat China, Wang Kejian awal tahun ini.

Menurut Hamas, pada April lalu, serangan udara Israel menewaskan tiga putra dan empat cucunya. Haniyeh menjadi pemimpin senior Hamas kedua yang terbunuh sejak dimulai perang dengan Israel di Gaza pada Oktober tahun lalu.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved