Fimallenial

Rianti Oktavia Guru Muda di SDN Pemenang Merangin, Pernah Nyaris Jatuh di Jembatan Gantung

Rianti Oktavia, seorang guru muda, pertama kali menginjakkan kakinya di SDN 217/VI Pemenang IV Merangin pada Januari 2021.

Tribunjambi.com/Rara Khushshoh Azzahro)
Rianti Oktavia guru di SDN 217/VI Pemenang IV Merangin 

Rianti Oktavia

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Rianti Oktavia, seorang guru muda, pertama kali menginjakkan kakinya di SDN 217/VI Pemenang IV Merangin pada Januari 2021.

Pengalaman ini adalah penugasan pertama baginya, tepat ketika pandemi COVID-19 melanda. Beruntung saat itu dia lolos PNS.

Mengajar di Provinsi Jambi, terutama di daerah pedesaan, menghadirkan tantangan tersendiri bagi Rianti. Namun, dengan tekad yang kuat, ia berusaha menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi.

Salah satu pengalaman paling menantang bagi Rianti adalah melewati jembatan gantung untuk mencapai sekolah. Sebagai pendatang baru, Rianti belum terbiasa dengan jembatan semacam ini.

Awalnya, ia merasa was-was setiap kali harus melintasinya, terutama saat hujan yang membuat jembatan licin.

"Pernah sekali saya terpeleset dan hampir jatuh, tapi untungnya besi pembatas menyelamatkan saya," ujarnya.

Butuh waktu sekitar enam bulan bagi Rianti untuk merasa nyaman melewati jembatan tersebut.

Baca juga: Viral Gegara Curi 7 Buah Cabai Pasutri Ini Dipaksa Makan Hasil Curiannya, Ulah Warga Dikecam

Baca juga: Viral Aksi Pria Bayari Bakso pada 3 Anak Tak Dikenal Disorot, Pemilik Warung: Gak Usah Pak

Harapan dan Realitas

Saat pertama kali tiba di sekolah, Rianti berharap menemukan fasilitas yang setara dengan sekolah-sekolah di kota besar, sebagaimana yang ia alami selama masa PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) saat kuliah.

Namun, kenyataannya, ia harus mengajar di kelas 6 dengan fasilitas yang sangat terbatas.

"Saya hanya memiliki pengalaman mengajar saat PPL, jadi ini adalah tantangan besar," kata Rianti.

Kendala Bahasa

Selain fasilitas, kendala bahasa juga menjadi tantangan tersendiri. Berasal dari Kerinci, Rianti harus beradaptasi dengan bahasa lokal yang berbeda dari bahasa sehari-harinya.

"Pada awalnya, komunikasi sering terhambat karena perbedaan bahasa. Anak-anak di sini lebih banyak menggunakan bahasa daerah, sedangkan saya harus mengajarkan mereka dalam bahasa Indonesia," jelas Rianti.

Butuh waktu hampir dua tahun bagi Rianti untuk benar-benar memahami dan menguasai bahasa daerah setempat.

Baca juga: Kemudahan Bayar PBB: BPPRD Kota Jambi Terapkan Layanan Mobil Keliling dan Goes To Mall

Baca juga: Jadwal Kapal Pelni dan Harga Tiket KM Tilongkabila Rute Makassar-Luwuk sepanjang Agustus 2024

Motivasi dan Inspirasi

Motivasi terbesar Rianti menjadi guru berasal dari ibunya, yang juga seorang guru honorer.

"Ibu saya sudah menjadi guru honorer sejak saya lahir. Melihat perjuangannya yang tidak pernah menyerah meskipun tidak pernah diangkat menjadi PNS karena terbatas oleh ijazah SPG, saya termotivasi untuk melanjutkan cita-citanya," cerita Rianti.

Ia bertekad untuk menjadi PNS dan berhasil lulus pada tahun 2019.

Pendekatan dengan Anak Didik

Meskipun awalnya menghadapi kesulitan dalam komunikasi, Rianti berhasil mendekatkan diri dengan anak-anak.

"Untuk pendekatan, saya sering menggunakan gadget dan metode pembelajaran yang interaktif," kata Rianti.

Ia juga menekankan pentingnya optimisme dan usaha keras kepada anak-anak didiknya.

"Saya selalu mengingatkan mereka bahwa dengan belajar rajin, mereka bisa mencapai cita-cita mereka, sama seperti saya yang bisa menjadi guru meski berasal dari keluarga kurang mampu," tambahnya.

Rianti juga berusaha menciptakan kedekatan emosional dengan murid-muridnya.

Meskipun dikenal tegas dan kadang terlihat pemarah, Rianti sering mengajak anak-anak untuk kegiatan di luar sekolah seperti makan bersama, terutama di bulan puasa.

"Hal ini untuk menunjukkan bahwa di balik ketegasan, saya peduli dan ingin mereka merasa dekat dengan saya," tuturnya.

Baca juga: Masuk Musim Kemarau, Tim Gabungan BPDB dan Manggala Agni Temukan Titik Lokasi Karhutla di Sarolangun

Harapan ke Depan

Rianti berharap dapat terus memberikan yang terbaik bagi anak-anak di SDN 217/VI Pemenang IV Merangin.

Dengan segala keterbatasan yang ada, ia tetap optimis bahwa pendidikan yang ia berikan dapat membuka jalan bagi masa depan yang lebih baik bagi murid-muridnya.

"Saya ingin mereka tahu bahwa meskipun kita berasal dari desa, kita bisa meraih mimpi kita dengan belajar dan bekerja keras," kata Rianti menutup ceritanya.

Dedikasi dan perjuangan Rianti merupakan contoh nyata bagaimana seorang guru dapat menginspirasi dan memotivasi anak-anak untuk terus berjuang meraih mimpi mereka, meskipun di tengah keterbatasan. (Tribunjambi.com/Rara Khushshoh Azzahro)

 


Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Bakal Diserahkan Siang Ini, Dikabarkan PSI Beri Dukungan Romi-Saniatul di Pilgub Jambi 2024

Baca juga: Viral Bapak-bapak Bayari Makan 3 Pengemis, Kebaikannya Langsung Dibalas

Baca juga: Download Lagu MP3 Nella Kharisma Album Terbaru 2024, Ada Didi Kempot Spesial Koplo Full

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved