Wawancara Eksklusif

Ilham Habibie: Jangan Tipis Kuping di Dunia Politik

Bakal Calon Gubernur Jawa Barat Ilham Akbar Habibie yang diusung Partai NasDem mengaku siap menghadapi kontestasi Pilkada Serentak 2024.

|
Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNNEWS/LENDY RAMADHAN
KENAKAN BAJU - Bakal calon Gubernur Jawa Barat Ilham Habibie (kanan) diberikan jacket usai wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra (kiri), di Studio Tribun Network, Jalan Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (26/6). 

Nah, kalau menurut saya yang penting adalah kita tetap mengacu kepada prinsip demokrasi. Jadi kalau memang yang bersangkutan itu mampu, ya enggak masalah. Why not? Memang mampu.

Tapi itu yang kita acukan. Bukan karena dia adalah anak daripada seseorang, enggak. Tapi harus mampu. Ini prinsip yang universal. Di politik, di bisnis, di akademia, di organisasi.

Kalau kita cari pimpinan yang terbaik, itu adalah prinsip kita ya kalau kita memaju harus yang terbaik lah. Tapi kalau itu yang memang kebetulan orang anak daripada pimpinan sebelumnya, ya enggak apa-apa. Tapi harus yang terbaik. Itu yang kita harus memastikan itu.

Jadi ada aspek meritokrasi yang harus kita perhatikan dalam konsep dinasti. Kalau dinasti hanya berdasarkan darah saja, itu namanya aristokrati, bukan meritokrati. Karena itu ya darah yang menentukan.

Kalau menurut Pak Ilham, pada saat ini kondisi politik Indonesia seperti yang Pak Ilham sebutkan meritokrasi atau memang dinasti politik hanya karena kedekatan dengan bapaknya. Kan sekarang ada guyonan, Pak. MA itu mahkamah adik. MK itu mahkamah kakak?

Oh gitu. Nah kalau kita membaca apa yang telah dikeluarkan oleh pernyataan-pernyataan resmi itu kan mereka katakan itu tetap sesuai dengan proses.

Saya kira kita masing-masing punya pemikiran sendiri-sendiri mengenai ya ada yang ragu, ada yang skeptis, ada yang sangat kritis. Tapi ya selama itu masih dalam ranah peraturan yang di ini, dijalankan masih ini ya memang patut didiskusikan.

Patut didiskusikan. Susah untuk mengambil kesimpulan absolut.

Baca juga: Breaking News: Usai PAN, Aspan Terima Rekomendasi dari PKB untuk Pilkada Tebo 2024

Pak Ilham kan dicalonkan atau diberikan rekom oleh Partai Nasdem dan tadi sudah ada semacam komunikasi politik dengan PKS. Kalau itu terjadi berarti ini menggambarkan Pilpres 2024. Karena Nasdem plus PKS, PKB Pak Anies sam Pak Muhaimin. Nah sekarang Pak Ilham, Nasdem sama PKS. Apakah konfigurasi politik ketika Pilpres nanti akan terjadi juga di Jawa Barat?

Waduh. Ya memang ada tren saya tidak tahu apakah itu benar atau tidak, bahwasannya kontestasi yang ada di Jawa dan juga di DKJ, itu memang ada miripnya dengan Pilpres. Kita tinggal lihat kalau memang benar-benar mirip kan ada tiga.

Kita lihat dulu bagaimana dengan yang ketiga itu, apakah ada atau tidak. Tapi belum tentu menurut saya. Dan saat ini masih agak terlalu gini.

Karena yang pegang suatu rekomendasi yang pasti, saya kira bahwa saya ya. Yang lain masih ya mudah-mudahan. Saya tidak tahu dengan Pak Anies dan Pak Imam itu apa sudah pasti mendapatkan suatu saya tidak tahu itu.

Ini saya sebut DKJ karena itu pengaruh kepada Jawa. Ya. Karena apa yang terjadi di DKJ itu ada pengaruh kepada Jawa. Bukan saja kenamanya catatanga, tapi juga kandidatnya.

Pak Ilham, ini banyak orang berpendapat. Bahwa seseorang sukses di Pilkada ini sangat tergantung restu dari pemerintah ke depan. Yang memenangi kontestasi di tingkat Pilpres. Apakah Pak Ilham juga punya rencana atau berkomunikasi dengan Pak Prabowo misalkan? Dengan Gibran Raka Buming misalkan? Atau dengan Pak Jokowi Dodo misalkan?

Saya kira kemungkinan itu ada. Tapi saya belum bisa pastikan. Tapi kemungkinan itu ada.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved