Pilpres 2024
Luhut Beri Pesan ke Prabowo Subianto: Jangan Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan Anda, akan Merugikan
Luhut Binsar Pandjaitan pesan kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto untuk tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahannya bersama Gibran.
Prabowo Subianto.
TRIBUNJAMBI.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan pesan kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto untuk tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahannya bersama Gibran Rakabuming Raka.
Luhut menyampaikan itu di acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Saat itu, Luhut membahas prospek kerja sama antara Indonesia dengan India.
"Kepada Presiden Terpilih (Prabowo Subianto; red), saya katakan jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda, karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia)," kata Luhut dalam pidato sambutannya.
Luhut Binsar Panjaitan yakin Prabowo Subianto dapat melakukan banyak hal untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.
Dia juga optimistis angka korupsi di Indonesia nantinya akan berkurang seiring dengan digunakannya sistem digital.
"Dan dengan digitalisasi, peluang melakukan korupsi semakin rendah," ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan, pemerintah Indonesia akan fokus untuk meningkatkan penilitian di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dengan belajar dari India dan China.
Baca juga: Timses Prabowo Tantang Nikita Mirzani Tunjukan Bukti Rizky Irmansyah Lakukan Kekerasan
Baca juga: Timses Prabowo Tak Percaya Rizky Irmansyah Lakukan Kekerasan ke Nikita Mirzani: Minta Bukti
"Menurut saya, ini sangat penting. Kami juga belajar dari India. Kami belajar dari Tiongkok," ucap dia.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI resmi menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Penetapan ini dilakukan setelah gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).
Hasil Pilpres 2024 ini dituangkan KPU RI dalam Keputusan Nomor 504 Tahun 2024 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Dalam Pemilu 2024.
"KPU menetapkan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih periode tahun 2024-2029 dalam Pemilihan Umum 2024 dengan perolehan suara sebanyak 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional dan memenuhi sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di 38 provinsi," kata Ketua KPU RI Hasyim Asyari di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat.
Penetapan dilakukan melalui sidang pleno terbuka pada Rabu (24/4/2024) di kantor KPU RI, diawali dengan penandatanganan berita acara oleh semua komisioner lembaga penyelenggara pemilu itu.
Penetapan Prabowo-Gibran ini meliputi perolehan suara di 38 provinsi dan 128 wilayah di luar negeri.
Baca juga: Nasib Jokowi Setelah Prabowo Jadi Presiden, Ketua Dewan Pakar PAN Dradjad Wibowo Seri I
Prabowo-Gibran dinyatakan menang atas dua pasangan calon lainnya dengan selisih cukup jauh, dengan perolehan 96.214.691 suara atau sekitar 58,59 persen dari 164.227.475 suara sah nasional Pilpres 2024.
Jokowi Disebut akan Cawe-cawe di Pilkada 2024
Joko Widodo atau Jokowi disebut akan berusaha mempengaruhi Pilkada 2024 yang akan berlangsung November meski sudah tidak menjabat sebagai presiden.
Tanggapan itu disampaikan pengamat politik Ikrar Nusa Bhakti dalam menjawab 'Jokowi Effect' dalam Dialog Kompas Petang Kompas Tv, Jumat (3/5/2024).
Seperti diketahui bahwa pemilihan kepala daerah meliputi gubernur, bupati dan Wali Kota itu akan berlangsung pada 27 November mendatang.
Menurut Ikrar, Presiden Jokowi akan terus berusaha untiuk menunjukkkan pengaruh, termasuk dalam Pilkada 2024.
“Kalau saya lihat sih biar bagaimanapun akan terus ada usaha dari Presiden Jokowi untuk kemudian bisa memengaruhi pilkada ya.”
“Memang itu pilkada bulan November tapi kan yang namanya kampanye itu atau persiapan kampanye bisa saja dilakukan sejak saat ini,” kata Ikrar.
Ikrar kemudian mencontohkan kunjungan kerja yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ke sejumlah daerah, termasuk ke Sumatera Utara.
“Misalnya Presiden Jokowi mengunjungi suatu wilayah, terlepas dari beliau mengatakan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan pilkada, seperti di Sumatera Utara, tapi bukan mustahil dia juga sedang melakukan 'Jokowi effect' itu sendiri.”
Baca juga: Setelah Dilantik Jadi Presiden RI, Prabowo Subianto Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Merapat ke PDIP
“Walaupun memang di pilkada yang akan datang ini tentunya itu tidak akan seefektif atau sekuat pada pilpres kemarin,” tambahnya.
Ikrar pun menjelaskan alasannya menyebut "Jokowi effect" tidak akan sekuat seperti saat Pilpres 2024.
“Kenapa demikian? Karena biar bagaimanapun beliau bukan lagi Presiden Republik Indonesia.”
“Kalau dilihat dari misalnya kekuatan apa yang akan dipakai oleh Jokowi ya, tentunya selain nama baik atau citra dia di mata publik, tentunya masih ada kekuatan uang di situ,” tambahnya.
Sebagai seorang mantan presiden, kata Ikrar, Jokowi tentu masih memiliki kekuatan ekonomi untuk membantu partai anaknya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 59: Karakterisasi dan Plot pada Hikayat dan Cerpen
Baca juga: 1500+ Akun Sultan Free Fire FF di Bulan Spesial Mei 2024, Banjir Diamond dan Skin Langka
Baca juga: Jokowi akan Berusaha Pengaruhi Pilkada 2024 Meski Tak Lagi Presiden? Ini Kata Pengamat
Baca juga: Erik Ten Hag Mengakui Manchester United Ketinggalan Mendapatkan Harry Kane
Artikel ini diolah dari Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.