WAWANCARA EKSKLUSIF

Blak-blakan Ganjar Pranowo Ungkap Rencana Setelah Pilpres 2024, dari Film hingga Buku, Seri I

Ganjar Pranowo bilang, tapi jangan lupa ada pesan-pesan yang kemarin kita bawa bersama-sama dalam kampanye untuk perhatian kepada masyarakat...

Editor: Duanto AS
ISTIMEWA
Alam Ganjar dan Ganjar Pranowo 

Setiap kali kami tidur di rumah penduduk, seribu cerita ada di sana, Mas. Makanya kalau mencari satu saja, kesulitan karena terlalu banyak cerita menarik.

Pak Ganjar, apa nggak punya rencana seluruh pengalaman yang luar biasa itu tertuang dalam sebuah dokumentasi tertentu, misalkan dalam bentuk buku, atau film pendek, atau apapun begitu, Pak?

Ini pertanyaan bagus, Mas Febby. Dan saya sudah meminta, sehingga proses kampanye ada albumnya, proses di MK ada albumnya, dan saya sudah meminta beberapa kawan dan kawan-kawan setuju, dari seluruh pengalaman yang dia lihat, ya, ada tim kampanye dia menuliskan sendiri, ada film maker yang akan membuat juga, kemudian buku-buku ini variannya banyak, Mas, bukunya, Mas.

Jadi saya senang apa yang disampaikan pertanyaan Mas Febby ini betul, dan itu legacy saya kira yang bisa saya tulis, nggak tahu nanti bermanfaat atau tidak. Tapi realitas yang saya hadapi, apa-apa yang ada di lapangan itu, rasanya penting gitu, ya, untuk dituliskan dalam buku atau film.

Setelah kan kemarin saya sampaikan, Mas, ini mesti dimasukkan ke Netflix gitu katanya. Jadi Netflix Disney itu penting.

Mohon maaf saya sebut merek ini, tapi anak-anak muda memang ada di situ.

Pak Ganjar, dari seluruh perjalanan ini, pasti sebagai seorang manusia, Pak Ganjar pasti pernah mengalami stres tinggi, apalagi ini urusannya politik. Pak, banyak orang ingin tahu, bagaimana Bapak mengelola stres sebagai capres yang harus berkeliling, dan menghadapi berbagai manuver politik yang menurut saya tidak ecek-ecek gitu. Silakan Pak?

Ya. Satu, mengatur jadwal. Dua, komunikasi.

Maka tim saya, saya minta untuk selalu membaca medsos, meskipun kita tidak meng-cover. Sampai hari ini, Mas Febby, WA saya masih ada 3.000 sekian. Kalau saya baca, boleh saya buka ini, WA yang ada di tempat saya.

Masih ada 3.388. Dan ini bulan yang paling lama, itu bulan Juni tahun lalu. Nah sekarang, saya punya waktu untuk membalas satu per satu, mulai dari 9.000, turun ke 7.000, ke 5.000. Sekarang tinggal 3.000 sekian. Jadi, saya coba komunikasi itu, cara kami mengelola.

Ya, kadang-kadang memang jenuh, karena sampai malam kok nggak habis-habis gitu ya. Mungkin stresnya karena lelah jawabin gitu. Tapi yang lain-lain, kawan-kawan mencoba membantu.

Hanya, saya ini kan berpuluh-puluh ini sudah lama, Mas Febby. Jadi pengalaman ini pernah lah. Dua kali di DPR, mengalami kampanye seperti ini, meskipun nggak di DPR kan temannya banyak, ya.

Dua kali di gubernur, ya, so-solah di gubernur, cuma karena wilayahnya lebih kecil, mungkin lebih manageable gitu, ya. Nah, ini memang lebih gede. Dan dunianya internasional.

Jadi, kadang-kadang saya tidak tahu persis apa yang mesti dijawab, karena butuh data, butuh diksi pilihan, pilihan diksi yang baik, maka seringkali dibantu oleh kawan-kawan tim.

Cerita ekonomi, cerita polugri, cerita masalah hukum, sosial, pendidikan, kebudayaan. Kami kadang-kadang ketemu dengan para seniman, budayawan, ya, untuk, ini gimana sih menurut teman-teman gitu.

Dan kami dibantu itu. Itu cara mengelola biar stresnya terbantu.

Mas Ganjar, ini mungkin pertanyaan terakhir, pamungkas. Ini ada beberapa sub-pertanyaan. Yang pertama, apakah Bapak tidak merasa shock ketika kian ke sini, itu elektabilitas Pak Ganjar dulunya tinggi banget, turun-turun-turun-turun sampai kepada posisi sekitar 16 persen. Dan sub kedua, menurut Pak Ganjar, apa sih yang bisa dipetik dari turunnya elektabilitas sampai Bapak berada di posisi 16 persen? Dan terakhir, apa pesan Bapak kepada para pendukung Bapak? Silakan Pak?

Yang pertama, tidak. Saya tidak stres. Loh wong ini terprediksi kok, Mas.

Maka proses di MK itu kan menceritakan cerita cawe-cawe, cerita bansos, cerita money politics, cerita intimidasi. Jadi terprediksi. Bahkan kemudian poster yang keluarkan sama nilainya. Jadi sama. Jadi saya tidak terkejut. Kita kan menerti punya informasi intelijen juga.

Jadi kalau saya, oh ini akan berat ke depan karena angka seperti ini.

Yang kedua, angka-angka itu, asumsilah angka 16 persen yang dari KPU itulah adanya, tidak apa-apa. Sehingga kalau angkanya kurang lebih 20 juta, setidaknya mereka ini militan.

Setidaknya, mereka ini mungkin tidak dalam bagian yang menerimakan bansos, money politics, atau tahan dalam sebuah tekanan. Ini adalah partai-partai atau pendukung partai yang hebat. Relawan-relawan yang hebat. Maka saya selalu berterima kasih kepada kawan-kawan partai pengusung, pendukung, TPN, TKD, semuanya. (tribun network/yuda)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved