Berita Muarojambi

Kisah Warga Desa Muara Jambi Main Topeng Saat Lebaran Idul Fitri

Suasana tampak berbeda di hari pertama lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah di Desa Muarajambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Penulis: A Musawira | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Jambi/ A Musawira
Suasana tampak berbeda di hari pertama lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah di Desa Muarajambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Suasana tampak berbeda di hari pertama lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah di Desa Muarajambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

Warga di desa itu menyambut meriah tradisi arak-arakan tarian topeng labu.

Tradisi tersebut digelar sepanjang jalan Desa Muara Jambi. Pemerannya yakni anak-anak muda yang peduli akan tradisi turun temurun.

Sesekali suara gong dengan lantunan syair melayu mewarnai arakan-arakan tari topeng labu itu.

Mereka yang sudah menghias topeng labu dengan berbagai bentuk dan warna mempertunjukkan atraksinya di tengah warga.

Warga pun yang menyaksikan memberi makanan dan minuman sebagai simbol saling berbagi saat hari raya Idulfitri.

"Main topeng diadakan setiap setahun sekali saat momen hari raya Idul Fitri," kata Mukhtar Hadi Ketua Perkumpulan Rumah Menapo Muaro Jambi pada Rabu (10/4/2024).

Baca juga: Tradisi Nyekar Jelang Ramadan dan Idulfitri, Sempat Dilarang Nabi Muhammad SAW

Baca juga: Tradisi Makan Dikelung, Kembali Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda di Tanjabtim

Pria yang akrab disapa Borju itu mengisahkan bahwa latar belakang sejarah lahirnya topeng labu Desa Muarajambi ini berawal dari cerita rakyat yang sudah turun temurun sudah ada.

Dalam cerita itu menceritakan tentang suatu penyakit yang mengerikan disebut kusta.

"Kusta ini mewabah di desa, sejak zaman itu, bahkan ada seorang pria yang terkena penyakit itu, ia terisolir di tengah masyarakat sehingga diasingkan ke hutan masyarakat memberi istilahnya ngutan," ujarnya.

Lanjut Borju mengatakan ketika hari raya Idul fitri penderita penyakit ini keluar dari persembunyiannya di hutan karena rindu dengan sanak dan keluarga.

"Jadi dia mengarak diri dengan mengenakan tempurung labu yang dijadikan penutup wajah atau topeng," katanya.

Masyarakat yang melihat itu menerima kehadirannya dan warga merasa terhibur oleh pemuda yang terkena penyakit kusta itu.

"Jadi saling berbagi di hari raya Idul fitri, ada yang memberi air, makanan di dalam keranjang yang di bawa oleh si pemakai topeng," sebutnya.

Borju mengakui atraksi topeng ini sudah turun temurun, angka tahun sejak adanya tradisi ini belum diketahui namun dari informasi tokoh masyarakat Muara Jambi itu sudah ada sejak zaman dulu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved