LIPUTAN KHUSUS

Mengungkap Strategi di Balik Partai Simpan-Keluarkan Nama Bakal Calon Jelang Pilgub Jambi 2024

Liputan khusus seri I menyajikan laporan terkait strategi Partai Gerindra, Partai Golkar dan Partai Demokrat. Seri berikut, partai lainnya.

Penulis: tribunjambi | Editor: Duanto AS
TRIBUN JAMBI
Tribun Jambi Edisi 19 Maret 2024 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sejumlah partai mulai menyusun strategi menjelang Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jambi 2024 pada November nanti.

Sebagian partai secara eksplisit mengungkapkan tokoh partai yang potensial maju sebagai bakal calon gubernur atau bakal calon wakil gubernur, ada juga yang masih menyimpannya.

Selain sosok yang bakal maju, fenomena menarik yang muncul adalah koalisi partai di daerah pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Bakal ikut koalisi partai di tingkat nasional seperti pemilihan tahun ini, atau membuat koalisi lain.

Pada liputan khusus seri I ini, Tribun Jambi menyajikan laporan terkait strategi Partai Gerindra, Partai Golkar dan Partai Demokrat. Pada seri berikutnya, beberapa partai besar lainnya.

SAH belum mau maju

Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi, Sutan Adil Hendra (SAH), diprediksi tak akan maju di Pilgub Jambi 2024.

Ketua OKK DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi, AR Syahbandar, mengatakan partainya belum berpikir akan mengusung SAH di kontestasi itu.

"Belum, kita intinya lihat dinamika di masyarakat, jadi kalau kita yang mau (usung) itu belum ada, kita masih melihat dinamika yang ada," ujarnya, Minggu (17/3).

Sementara disinggung soal niat SAH maju di Pilgub Jambi, AR Syahbandar mengatakan sejak awal SAH menyatakan enggan maju di kontestasi pemilihan orang nomor satu di Jambi itu.

"Kalau beliau dari dulu menyatakan, kalau untuk maju beliau enggak, beliau enggak ada niat untuk maju," ungkapnya.

Namun, kata dia, jika masyarakat Jambi membutuhkan dan menginginkan SAH untuk maju, dia meyakini SAH akan mempertimbangkannya.

"Kalau memang masyarakat membutuhkan, saya pikir beliau akan berpikir untuk itu, jadi kembali kepada masyarakat. Beliau orangnya ketika masyarakat membutuhkan beliau siap hadir, karena biar bagaimana pun juga beliau sangat peduli dengan Jambi, dan sangat concern. Cuma, kalau dia langsung bilang mau maju, dia enggak," jelasnya.

Kemudian, di Pileg 2024 Gerindra berhasil mempertahankan kursi wakil ketua, meski posisinya merosot dari 2019 yang meraih suara terbanyak kedua, kini menjadi posisi keempat dengan mendapat jatah enam kursi.

Untuk dapat mengusung calon gubernur, Partai Gerindra perlu berkoalisi dengan partai lain untuk mencapai 20 persen, setidaknya dengan satu partai yang memiliki 5 atau 6 kursi.

Namun, kata AR Syahbandar, sampai hari ini Partai Gerindra masih belum ada pembahasan terkait siapa calon gubernur yang akan diusung dan akan berkoalisi dengan partai mana.

"Hari ini, Gerindra masih fokus untuk menyelesaikan laporan Pemilu 2024. Belum ada. Jadi ini kan baru selesai pileg, pilpres, kita lagi menyelesaikan laporan. Nah soal itu (dukungan calon gubernur), nanti, kita belum ada pembahasan," tegasnya.

Partai Gerindra masih akan melihat perkembangan dinamika politik yang ada. Namun yang jelas, kata dia, Gerindra akan mengusung calon gubernur yang diinginkan masyarakat.

"Kita melihat perkembangan yang ada lah, yang jelas nanti kami tentu akan melihat calon-calon yang ada, Gerindra akan mendukung ketika calon itu didukung oleh masyarakat, berpihak kepada rakyat," tuturnya.

Golkar Potensi ke Cek Endra

Pada Pemilu 2024, Partai Golkar berhasil mempertahankan kursi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi dan mengamankan tujuh kursi, karena memperoleh suara terbanyak ketiga setelah PAN dan PDI Perjuangan.

Perolehan suara partai berlambang beringin itu bertambah ketimbang 2019. Kini di pileg 2024, Golkar mampu memperoleh 254.076 suara.

Perolehan suara terbanyak ketiga dan tujuhu kursi di DPRD Provinsi Jambi menjadi modal penting Partai Golkar untuk menyongsong Pilgub Jambi 2024 pada November mendatang.

Kepala Bappilu DPD Partai Golkar Provinsi Jambi, Joni Ismed, mengatakan pihaknya akan segera membentuk tim seleksi pilkada untuk gubernur dan juga bupati/wali kota.

Joni Ismed mengungkapkan di Pilgub Jambi 2024, Partai Golkar akan mengusung kader sendiri.

Sebelumnya, DPP Partai Golkar sudah memberikan surat tugas atau mandat kepada calon kepala daerah untuk calon Gubernur Jambi, diberikan kepada Ketua DPD Partai Golkar Jambi, Cek Endra, dan anak mantan Gubernur Jambi, Zumi Zola.

Surat tugas tersebut menginstruksikan kader Partai Golkar untuk bersosialisasi sebagai calon kepala daerah kepada masyarakat.

"InsyaAllah (usung kader sendiri), setelah terbentuknya ini (timsel), kita akan melakukan survei untuk gubernur, bupati dan wali kota. Hasilnya, kita akan lapor ke DPP, nanti DPP akan memutuskan akan dilanjutkan (sesuai surat tugas) atau kita akan berkoalisi (usung calon di luar partai)," ujarnya, Minggu (17/3).

Dengan tujuh kursi yang dimiliki, Partai Golkar membutuhkan tambahan empat kursi lagi untuk bisa mengusung kadernya di Pilgub Jambi 2024.

Namun, sampai saat ini, untuk partai koalisi, Golkar masih belum menjalin komunikasi.

Bisa saja sejalan dengan koalisi seperti Pilpres 2024 ini, yaitu PAN, Demokrat, dan Gerindra. Atau bisa juga seperti koalisi Pilgub 2020 bersama PDI Perjuangan.

"Kita ini fleksibel saja, yang mana kita memungkinan berkoalisi dan memenangkan pertarungan pasti kita ambil," ucapnya.

"Tentu kita tidak bisa berjalan sendiri, apakah Partai Golkar wajib nomor satu atau dua, itu nanti setelah kita lihat perkembangan dinamika di lapangan," tambahnya.

Namun yang pasti, kata Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jambi tersebut, bahwa Partai Golkar tidak mau kalah, Golkar mau menang, dan akan menyodorkan kader-kader yang menang.

"Golkar akan menyodorkan kader-kader yang berpotensi menang, bukan yang berpotensi kalah, kalau berpotensi kalah Golkar tidak akan mendukung dan tidak akan merekomendasikan nama tersebut," tegasnya.

Selain nama Cek Endra dan Zumi Zola yang sudah mendapatkan surat tugas dari DPP, ada satu kader Golkar yang memiliki potensi, yakni Sukandar.

Sukander merupakan mantan Bupati Tebo dua periode, dan di Pileg 2024 menjadi caleg dengan perolehan suara terbanyak se-Provinsi Jambi dengan 31.086 suara.

Diakui Joni Ismed bahwa Sukandar merupakan kader Partai Golkar yang juga memiliki potensi besar.

"Sukandar itu adalah tokoh dari Partai Golkar yang sangat fenomenal, beliau satu kali wakil bupati dan dua periode menjadi bupati. Dan saat ini beliau menjadi suara terbanyak untuk DPRD provinsi, dia juga pernah berjasa mengantarkan isteinya Saniatil Lativa DPR RI dua periode. Dia juga menghantarkan kader muda, anak beliau Ivanda menjadi anggota DPD RI. Itu cerminan bahwa Pak Sukandar adalah aset dari Partai Golkar yang sangat luar biasa," ungkapnya.

Berbicara kontestasi Pilgub, Joni mengatakan bisa saja Sukandar menjadi figur yang dimajukan.

Itu mengingat Cek Endra saat ini terpilih juga menjadi anggota DPR RI. Tetapi, itu semua masih menunggu arahan dari pusat berdasarkan hasil survei

"Untuk perspektif beliau menuju suksesi Pilkada 2024 bisa saja, sah-sah saja, karena beliau punya potensi untuk itu. Tapi, sejauh mana beliau kita dorong untuk maju, untuk wakil atau gubernurnya nanti, setelah kita adakan survei internal, survei eksternal apakah beliau layak atau memang cocok biisa disandingkan, nanti itu jawabnnya, untuk saat ini surat tugas itu diberikan ke Cek Endra selaku ketua DPD provinsi Jambi," pungkasnya.

Demokrat Prioritas Kader Sendiri

Pada Pemilu 2024, Partai Demokrat harus rela terlempar dari kursi Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi setelah hanya mampu meraih lima kursi di Pemilu 2024. Jumlah itu berkurang dua kursi dari hasil Pemilu 2019.

Meski begitu, lima kursi itu tetap menjadi modal untuk Partai Demokrat menyongsong Pilgub Jambi 2024.

Ketua Bakomstra DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi, Andas Toto, mengungkapkan di Pilgub Jambi 2024, prioritas Partai Demokrat adalah mengusung kader sendiri.

Sinyal itu muncul dari, Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi Jambi, Mashuri.

Dia merupakan sosok berpengalaman yang sudah dua periode menjadi Bupati Bungo.

Pada Pemilu 2024, Mashuri tak ambil bagian. Artinya, untuk melanjutkan karier politik, dia berkemungkinan besar akan ikut bertarung di Pilgub Jambi 2024.

"Ya, kalau Demokrat kan memang prioritasnya mengusung kader murni, kader endiri untuk pilgub. Dan kader terbaik kita untuk hari ini itu tetap ada pada Pak Mashuri. Tapi tidak menutup kemungkinan pada yang lain," ungkap Andas Toto, Minggu (17/3).

Dengan hanya memiliki lima kursi di DPRD Provinsi Jambi, Partai Demokrat setidaknya membutuhkan enam kursi lagi untuk bisa ikut andil di Pilgub Jambi 2024.

Andas Toto mengungkapkan saat ini partainya setidaknya sudah melakukan komunikasi dengan partai lain, meski tidak secara resmi

"Ya, kalau itu memang ada beberapa yang sudah (komunikasi), minimal bicara bicara kecil, penjajakan," ucapnya.

Namun ia tak mengungkapkan telah berkomunikasi dengan partai mana. Kata dia, Partai Demokrat menyerahkan hal itu secara langsung kepada ketua, Mashuri, untuk menentukan arahnya.

Meski begitu, dia kembali menegaskan bahwa yang jelas Partai Demokrat akan mengambil peran di Pilgub Jambi 2024, baik nanti akhirnya sebagai calon gubernur maupun calon wakil gubernur.

"Di nomor 1 (calon gubernur) atau nomor 2 (calon wakil gubernur), itu tergantung situasi politik, tergantung hasil survei yang sedang kita lakukan sekarang," ujarnya.

Dia mengatakan saat ini Partai Demokrat sedang melakukan survei internal untuk menyongsong pemilihan gubernur dan juga pemilihan bupati dan wali kota.

"Kita menunggu hasil survei itu untuk menetukan arah ke depannya," pungkasnya.

Tak Selalu Linier

Dosen Ilmu Politik Universitas Jambi, Nasuhaidi, mengatakan Pemilihan Gubernur Jambi 2024 diprediksi diikuti tiga pasangan calon.

Itu karena kalkulasi 20 persen jumlah kursi DPRD Provinsi Jambi, untuk menjadikannya empatpasangan agak sulit.

Kemungkinan tiga pasangan, karena figur-figur yang muncul sekitar itu juga, misalnya ada Al Haris, Syarif Fasha, Romi, itu yang sudah muncul ke permukaan.

Dengan perolehan jumlah kursi yang ada saat ini di DPRD Provinsi Jambi, PAN 10 kursi, Golkar 7 kursi, Gerindra, PDIP 6 kursi, dan PPP, NasDem, PKS dan Demokrat mendapatkan 5 kursi, untuk koalisi partai masih belum dapat ditebak.

Itu mengingat Al Haris saat ini telah mendapatkan rekomendasi dari PAN, dan ada kemungkinan partai pendukungnya di 2020 lalu juga tetap akan mendukung.

Bisa jadi situasi seperti pada 2020, karena incumbent masih mau maju, kurang lebih pendukungnya sekitar itu, tambah mungkin kalau ada partai lain yang mendukung.

Pada Pilgub 2020, Al Haris bersama Abdullah Sani diusung oleh PAN, PKS dan PKB. Sementara Gerindra, Demokrat, PPP dan Hanura mengusung Fachrori dan Syafril Nursal. Sementara Golkar dan PDIP mengusung Cek Endra dan Ratu Munawaroh.

Seperti di Pilgub 2020, bisa saja setiap partai tidak mengusung kadernya, karena mencari figur terbaik untuk memimpin Jambi.

Seperti Al Haris saat itu bukan merupakan kader PAN, dan Gerindra tak memajukan kadernya.

Kemudian jika ditarik koalisi nasional, untuk pilpres saat ini yang juga tiga pasang, kondisinya di Jambi berbeda.

Akan sulit jika mengacu pada koalisi di nasional, karena itu koalisi bukan hanya partai saja, tetapi figurnya partainya yang memiliki kedekatan.

Kalau di Jambi mungkin tidak semulus seperti koalisi di nasional, kebetulan di nasional disamping partainya berkoalisi, pengurus ketua partai juga berteman.

Di Jambi belum begitu yakin bisa linier dengan apa yang dikoalisikan di tingkat pusat.

Kemudian juga, terkait dengan kandidat yang akan bertarung, bisa saja ada hal yang mengejutkan, mengingat pilkada masih bulan November.

Belajar dari politik nasional, kemunculan Gibran itu di luar dugaan banyak pihak. Itu pun bisa terjadi di Jambi, orang yang tidak diduga bisa maju baik di 1 (gubernur) atau 2 (wakil gubernur).

Selain itu dalam memilih memilih pasangan yang akan diusung, partai politik juga pasti akan mengkaji wilayah, tokoh wilayah barat dan wilayah timur.Kemudian bahwa trah Nurdin tidak bisa dianggap sudah hilang, bisa saja muncul.

Jadi yang namanya kajian politik itu sangat dinamis.

Tapi kalau kita bicara hari ini yang diprediski tiga pasangan calon, kalau kandidatnya bisa berubah.

Gambaran Suara di Provinsi

Pekan lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jambi telah mengesahkan rapat pleno rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat Provinsi Jambi untuk rekapitulasi suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI dan DPRD provinsi.

"Maka dengan ini pembacaan seluruh rekapitulasi mulai dari D hasil provinsi PPWP, D hasil Provinsi DPR RI, D hasil DPD RI, D hasil Provinsi Jambi 1, Jambi 2, Jambi 3, Jambi 4, Jambi 5 kami sahkan," kata pimpinan rapat pleno Yatno dengan mengetuk palu.

Berdasarkan model D hasil tingkat provinsi yang pembacaannya disahkan, dari 2.260.233 pemilih yang mencoblos, jumlah surat suara sah ada 2.205.808, dan surat suara tidak sah 54.425.

Untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, pasangan 02 Prabowo Subianto -Gibran Rakabuming Raka mendapat suara 65,23 persen atau 1.438.952 suara. Pasangan 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar memperoleh 24,14 persen atau 532.605 suara. Pasangan 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 10,61 persen 234.251 suara. (dna)

Baca juga: Teka-teki Kematian Santri di Tebo, Hasil Autopsi Patah Batang Tengkorak, Sebelumnya Dipukuli Teman

Baca juga: Tim Hotman 911 Minta Tujuh Poin ke Kapolres, Kasus Kematian Santri di Kabupaten Tebo

Baca juga: Analisis Politik, Siapa Calon Menteri Keuangan Kabinet Prabowo-Gibran Menurut Dekan FEB UI

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved