Masjid Agung Al-Falah Menyimpan Sejarah hingga Dikunjungi Presiden, Ternyata Dibangun Selama 9 Tahun

Masjid Agung Al Falah Kota Jambi yang dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang ternyata hanya memiliki 232 tiang penyangga

Penulis: A Musawira | Editor: Herupitra
A Musawira/Tribunjambi.com
Agung Al-Falah ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 29 September 1980. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Masjid Agung Al Falah Kota Jambi yang dikenal dengan sebutan Masjid Seribu Tiang ternyata hanya memiliki 232 tiang penyangga.

“Orang-orang dari luar daerah banyak yang penasaran, ada yang sengaja datang ke masjid kebanggaan warga Jambi ini karena dikenal seribu tiang,” kata Ketua pengurus Harian Masjid Agung Al Falah Kota Jambi, Umar Yusuf pada Jumat (15/3/2024).

Pelabelan Seribu Tiang itu disampaikan oleh Presiden RI ke-empat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sewaktu berkunjung ke Jambi.

“Sejarah seribu tiang itu disaat Gus Dur Presiden ke-4 kunjungan ke Jambi. Gus Dur bilang Masjid ini besar dan disebutkannya Masjid Seribu Tiang jadi dikenal sampai hari ini,” ujarnya.

Ia menuturkan Masjid Agung Al-Falah ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 29 September 1980.

Baca juga: Jadwal Buka Puasa Kota Jambi Hari Ini Jumat 15 Maret 2024, Disertai Doa Berbuka Puasa Ramadhan

Baca juga: Teuku Ryan Senang Jalani Ramadan dengan Moana Meski Tanpa Ria Ricis

Masjid ini menempati lahan seluas lebih dari 26.890 meter persegi atau lebih dari 2,7 hektare. Dengan luas bangunan mencapai 6.400 meter persegi dan ukuran 80 meter x 80 meter, masjid ini dapat menampung hingga 10 ribu jamaah sekaligus.

“Pada 1960-an para tokoh Jambi dan tokoh ulama waktu menginginkan bahwa Jambi ini punya ikon yakni Masjid yang besar. Jadi ada rembuk antar para tokoh itu, dan direalisasi bisa dibangun pada 1971,” ujarnya.

Pembangunan Masjid ini memakan waktu yang cukup lama. Pemerintah Daerah waktu itu yang dipimpin Joesoef Singedekane mendatangkan arsitek dari ITB, Prof Roseno.

“Guru besar arsiteknya dari ITB, ini pondasi Masjid memakai cakar ayam dan tahan gempa. Pembangunannya selama 9 tahun dengan 3 tahap dibiaya oleh pemerintah daerah,” katanya.

Ia mengakui bahwa masjid yang berdiri di tanah sejarah Kerajaan Melayu ini pernah menjadi masjid terbesar dan terluas se Sumatra.

“Tanah ini, tanah bersejarah yaitu pusat kerjaan Melayu Jambi. Sempat juga tanah ini diambil alih oleh Belanda. Tapi Sultan Thaha waktu itu mengambil alih kembali,” tuturnya.

Keistimewaan Masjid Agung Al-Falah terletak pada keaslian bentuknya yang telah dipertahankan sejak awal pembangunan. Kini, Masjid Agung kebanggaan Jambi ini menjadi destinasi religi dan selalu ramai dikunjungi. Tidak hanya untuk beribadah, namun juga ada wisatawan yang berfoto di masjid megah ini.

Sementara itu, aktivitas religi selama bulan Ramadan dari pengurus Masjid Agung Al Falah ini menyiapkan 200 paket makanan untuk para musafir berbuka puasa.

“Selama bulan puasa kita melakukan ibadah salat terawih 20 rakaat dan tadarusan satu malam satu jus. Para tahfiz kita juga ada 8 orang yang menjadi imam selama bulan Ramadan,” pungkasnya.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Sempatkan Sahur untuk Puasa Ramadhan, Cek Jadwal Imsak Kota Jambi Besok Sabtu 16 Maret 2024

Baca juga: Kondisi Cedera Mike Maignan Pasca Kemenangan AC Milan dari Slavia Praha di Liga Europa

Baca juga: Anggota Basarnas Jayapura Tewas saat Evakuasi Pemuda Hendak Terjun dari Tower

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved